NTD Asia Pasific
Baru-baru ini, Tiongkok terus melancarkan serangan kekerasan di perairan sengketa di Laut China Selatan. Media pemerintah Vietnam melaporkan bahwa sebuah kapal nelayan Vietnam diserang oleh kapal asing di Kepulauan Paracel, menyebabkan seluruh 10 orang di kapal tersebut terluka, dengan tiga orang mengalami patah tulang pada lengan dan kaki.
Surat kabar Vietnam Thanh Nien mengutip sumber resmi melaporkan bahwa pada Minggu (29/9/2024), kapal nelayan Vietnam dengan nomor registrasi “QNg-95739-TS” sedang menangkap ikan di dekat Kepulauan Paracel (disebut sebagai Kepulauan Xisha oleh Tiongkok) ketika sebuah kapal asing yang mengikuti mereka mengirim lebih dari 30 orang bersenjata menggunakan tiga perahu kecil untuk mendekat dan melancarkan serangan. Sebanyak 10 nelayan di kapal tersebut terluka, dengan empat orang mengalami luka serius, termasuk tiga orang yang mengalami patah tulang pada lengan atau kaki.
Kapal nelayan itu kembali ke daratan Vietnam pada Senin (30/9/2024), dan empat nelayan yang terluka parah segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan darurat.
Seorang nelayan mengatakan bahwa kapal asing tersebut mengepung kapal nelayan mereka, kemudian memaksa naik ke kapal dan memaksa mereka berjongkok di bagian depan kapal dengan tangan di atas kepala. Mereka kemudian dipukuli dengan batang besi sepanjang satu meter, mengakibatkan lengan dan kakinya patah.
Ketua Komite Rakyat Komune Binh Chau, Distrik Binh Son, Provinsi Quang Ngai, Phung Ba Vuong, menulis di Facebook bahwa: “Orang-orang tersebut naik ke kapal nelayan, menyerang dengan kejam yang menyebabkan empat orang terluka parah, dan merampas semua peralatan serta hasil tangkapan di kapal.”
Laporan tersebut tidak menyebutkan kewarganegaraan kapal penyerang, namun banyak yang meyakini bahwa itu adalah kapal Tiongkok.
Insiden terjadi di dekat Kepulauan Paracel, yang saat ini dikendalikan oleh Tiongkok, namun Vietnam juga mengklaim kedaulatan atas kepulauan tersebut. Dikarenakan kawasan ini kaya akan sumber daya laut, kapal-kapal nelayan dari Tiongkok dan Vietnam sering beroperasi di sana, dan sering kali terjadi bentrokan.
Pada 2020, sebuah kapal nelayan Vietnam ditenggelamkan oleh kapal Tiongkok di perairan Kepulauan Paracel, yang sempat menarik perhatian internasional.
Pada 15 Juni lalu, Tiongkok mulai memberlakukan peraturan baru di bawah “Undang-Undang Penjaga Pantai”, yang memungkinkan penjaga pantai menahan orang asing yang “diduga masuk secara ilegal”. Dunia internasional khawatir bahwa aturan baru ini dapat meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan.
Setelah itu, kapal penjaga pantai Tiongkok melancarkan serangkaian serangan kekerasan di perairan sengketa antara Tiongkok dan Filipina, termasuk menabrak atau menyemprot kapal Filipina dengan meriam air.
Pada 17 Juni, kapal penjaga pantai Tiongkok mengepung sebuah kapal militer Filipina, melambaikan kapak, pisau, dan senjata tajam lainnya, memaksa naik ke kapal, merampas senapan di kapal, dan memotong jempol salah satu tentara Filipina. (hui)