Pasukan Israel Tewaskan Komandan Hamas, Presiden AS Joe Biden: Israel Berhak Membela Diri

Militer Israel  pada  Jumat 4 Oktober 2024, mengumumkan bahwa mereka telah menewaskan seorang komandan senior Hamas. Pada saat yang sama, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menegaskan kembali bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri

oleh Zhao Fenghua dan Tian Yuan dari New Tang Dynasty Television

Pada Jumat (4 Oktober), Hizbullah melancarkan serangan udara ke Israel bagian utara. Sebuah roket menghantam sebuah bengkel mobil, menyebabkan kerusakan parah pada bangunan, mobil dan area sekitarnya.

Militer Israel menyatakan bahwa Hizbullah telah menembakkan sedikitnya 22 roket ke Israel, dan militer Israel pada  Kamis dalam serangan mereka di bagian selatan Beirut, Lebanon, telah menewaskan pemimpin jaringan komunikasi Hizbullah, Mohammad Rashid Sakafi.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, pada  Jumat mengancam bahwa jika Iran diserang, mereka akan melakukan tindakan balasan yang lebih besar.

“Jika Israel melakukan tindakan apa pun terhadap kami, balasan kami akan lebih kuat dari sebelumnyam,” katanya.

Araghchi juga menyatakan bahwa dia mendukung tercapainya gencatan senjata antara Lebanon dan Israel serta harus dilakukan bersamaan dengan gencatan senjata di Gaza.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden, dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Jumat, menekankan bahwa bantuan yang dia berikan kepada Israel melebihi pemerintahan mana pun sebelumnya.

“Warga Israel sepenuhnya berhak merespons serangan jahat, bukan hanya terhadap Iran, tetapi juga terhadap Hizbullah hingga Houthi,” ujarnya.

Sementara itu, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada Jumat mengecam pernyataan Duta Besar Iran untuk Australia terkait pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Sebelumnya, Duta Besar Iran untuk Australia, Ahmad Sadeghi, memuji Nasrallah sebagai “pemimpin yang luar biasa.”

“Pemerintah Australia mengecam dukungan apa pun terhadap organisasi teroris seperti Hizbullah,” katanya.

Albanese juga mendesak warga Australia untuk segera meninggalkan Lebanon.

“Kami telah menyediakan 500 tempat bagi warga Australia yang akan berangkat besok (5 Oktober) dari Lebanon,” kata Albanese. (Hui)