EtIndonesia. Pada hari Rabu, 9 Oktober, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Joe Biden mengadakan percakapan telepon untuk membahas terkait tanggapan atas serangan Iran.
Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, menyatakan bahwa percakapan antara Netanyahu dan Presiden Biden berlangsung sekitar 30 menit, “langsung dan produktif,” dengan fokus utama pada bagaimana Israel akan menanggapi serangan rudal Iran.
“Sejak serangan Iran minggu lalu (terhadap Israel), Pemerintah AS dan Israel telah mengadakan diskusi, dan Presiden (Biden) serta Perdana Menteri (Netanyahu) terus melanjutkan diskusi tersebut,” kata Jean-Pierre.
Kantor Perdana Menteri Israel menyebutkan bahwa percakapan tersebut berlangsung sekitar 50 menit. Kedua pihak diperkirakan akan mengeluarkan pernyataan resmi tentang percakapan ini.
Menurut laporan dari Channel 12 yang mengutip seorang pejabat Israel, percakapan antara Netanyahu dan Biden berlangsung dalam “suasana yang positif.” Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa fokus utama diskusi adalah tanggapan Israel terhadap serangan rudal dari Iran.
Ini merupakan percakapan pertama antara Biden dan Netanyahu sejak Agustus, dan berlangsung pada saat Israel sedang merencanakan bagaimana menanggapi serangan rudal Iran.
Dalam beberapa minggu terakhir, Israel telah melakukan serangan intensif terhadap Hizbullah, menghancurkan struktur komando mereka dan menewaskan banyak komandan. Setelah pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, tewas dalam serangan Israel, Iran, yang mendukung Hizbullah, menembakkan sekitar 200 rudal ke arah Israel sebagai balasan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah bahwa Iran akan membayar mahal atas tindakan tersebut.
Kawasan Timur Tengah sedang mengamati dengan cemas mengenai langkah apa yang akan diambil Israel sebagai tanggapan terhadap Iran.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada hari Rabu (9/10) menyatakan bahwa serangan Israel terhadap Iran akan “mematikan, tepat sasaran, dan yang paling penting, tak terduga.”
“Mereka (Iran) tidak akan mengerti apa yang terjadi, atau bagaimana itu terjadi. Mereka hanya akan melihat hasilnya,” kata Gallant.
Gallant, saat mengunjungi unit intelijen militer Israel 9900 (yang mengumpulkan intelijen di zona perang), menyatakan bahwa seluruh sistem keamanan Israel, dari tentara biasa hingga Perdana Menteri, bersatu dalam persiapan untuk serangan terhadap Iran: “Seluruh rantai komando berada di satu jalur, dan fokus pada masalah ini.”
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan akan menelepon Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengenai rencana pemerintahannya untuk menyerang Iran. Rencana telepon antara Netanyahu dan Biden dikonfirmasi oleh tiga pejabat AS yang berbicara dalam kondisi anonim.
“Kami ingin menggunakan panggilan telepon itu untuk mencoba membentuk pembatasan dari pembalasan Israel,” kata pejabat tersebut dikutip Axios, Rabu (9/10).
Israel sendiri dilaporkan mempertimbangkan serangan besar ke Iran sebagai balasan atas serangan roket pada pekan lalu. Tel Aviv pun mempertimbangkan serangan ke fasilitas energi Iran. Sebelumnya, Iran mengaku menyerang Israel sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah dan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.(jhn/yn)