Surabaya – Bursa Efek Indonesia (BEI) menyelenggarakan acara berbincang bersama media Surabaya. Diskusi ini menggarisbawahi pentingnya penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam investasi, serta peluncuran Bursa Karbon Indonesia sebagai bagian dari upaya dekarbonisasi nasional, pada Kamis (10/10) di Surabaya.
Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI, Ignatius Denny Wicaksono menjadi narasumber utama dalam acara ini. Dalam paparannya, Ignatius menekankan bahwa ESG bukan lagi sekadar tren, melainkan telah menjadi kebutuhan mendesak bagi perusahaan dan investor dalam menjaga keberlanjutan jangka panjang.
“ESG memberikan kerangka untuk mengurangi risiko non-finansial yang dapat memengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Selain itu, dengan adanya Bursa Karbon Indonesia yang diluncurkan pada September 2023, kita melihat potensi besar dalam perdagangan karbon sebagai instrumen untuk mencapai target Net Zero Emissions pada 2060,” ujar Ignatius.
Acara ini juga membahas berbagai inisiatif BEI terkait keberlanjutan, termasuk pengembangan indeks saham ESG dan insentif untuk perusahaan yang menerapkan praktik berkelanjutan. BEI telah bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memperluas cakupan rating ESG dan mempromosikan transparansi melalui pelaporan ESG.
Bursa Karbon: Langkah Penting Menuju Dekarbonisasi
Ignatius juga menjelaskan tentang peran penting Bursa Karbon Indonesia dalam mencapai target pengurangan emisi nasional. Ia mengungkapkan bahwa perdagangan karbon di Indonesia memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, diperkirakan mencapai 3.000 triliun Rupiah. Bursa ini diharapkan dapat menjadi platform bagi perusahaan yang ingin berkontribusi dalam upaya dekarbonisasi melalui pembelian dan penjualan kredit karbon.
Dengan berbagai inisiatif ini, BEI optimis dapat mendukung pengembangan pasar modal yang berkelanjutan, sekaligus memberikan nilai tambah bagi para pelaku industri dan masyarakat.
“Kami terus berupaya memperkuat ekosistem investasi berkelanjutan di Indonesia, mulai dari penyediaan instrumen investasi hingga peningkatan kesadaran akan pentingnya ESG,” tutup Ignatius.