Militer Israel dan Ukraina Bekerja Sama, Sekjen NATO: Ukraina Dapat Secara Legal Menyerang Wilayah Rusia


EtIndonesia.
Baru-baru ini, media Inggris mengutip laporan dari pejabat Barat yang mengatakan bahwa operasi militer Israel di Lebanon diperkirakan tidak akan berakhir sebelum pemilihan presiden AS. Meskipun otoritas Israel awalnya menggambarkan operasi tersebut sebagai “terbatas dan terfokus,” namun pejabat Barat dan regional masih meragukan kapan militer Israel akan mengeluarkan perintah untuk mundur secara besar-besaran dari Lebanon.

Menurut laporan Financial Times, Kepala Staf Israel menyatakan bahwa kekuatan perlawanan Hizbullah saat ini terpecah-pecah dan kekurangan amunisi, sehingga perlawanan mereka terbatas. Operasi militer Israel berjalan lancar, hingga saat ini sekitar 500 anggota Hizbullah telah tewas. Militer Israel juga melakukan pencarian di daerah tersebut untuk lebih lanjut menekan kekuatan bersenjata Hizbullah.

Sementara itu, Iran mengklaim sedang merencanakan untuk membentuk Hizbullah baru, kemungkinan akan berbasis di Suriah. Diketahui bahwa Iran telah menarik sekitar 50.000 personel dari Suriah, Irak, dan Lebanon. Menteri Pertahanan Israel menyatakan bahwa serangan terhadap Iran di masa depan akan tepat sasaran dan tak terduga.

Baru-baru ini, Israel dan Ukraina telah memperkuat kerja sama di bidang intelijen dan pertahanan udara, dengan tujuan bersama untuk menghadapi ancaman dari Iran. Menurut badan intelijen Israel, Mossad, Iran telah memasok sekitar 400 drone dan rudal ke Rusia, dan senjata ini juga telah digunakan dalam perang Rusia-Ukraina.

Karena Ukraina terbatas dalam menggunakan senjata buatan Amerika untuk melawan persenjataan yang didanai Iran, Ukraina beralih menggunakan drone dan rudal buatan sendiri untuk menyerang senjata yang dikirim Iran ke Rusia, dan hasilnya cukup memuaskan. Rusia dalam konflik ini hampir secara terbuka mendukung Hamas, Iran, dan Hizbullah, yang meningkatkan tekanan keamanan di Timur Tengah bagi Israel. Untuk mengurangi tekanan ini, Israel memilih membiarkan Ukraina menyerang senjata yang dikirim Iran ke Rusia, dengan tujuan memaksa Iran mengalihkan lebih banyak sumber daya untuk mendukung Rusia, sehingga mengurangi ancaman militernya terhadap Timur Tengah, khususnya Israel.

Sekjen NATO: Ukraina Dapat Secara Legal Menyerang Target di Dalam Wilayah Rusia

Pada 10 Oktober, Sekretaris Jenderal baru NATO, Mark Rutte, selama kunjungannya ke Inggris, menyatakan bahwa dari sudut pandang hukum, Ukraina bisa menyerang target di dalam wilayah Rusia. Namun, apakah Ukraina diizinkan menggunakan senjata yang dipasok oleh negara-negara Barat untuk melakukan serangan tersebut, akan diserahkan kepada masing-masing negara untuk memutuskan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah berulang kali meminta negara-negara yang mendukung Ukraina, terutama anggota NATO, untuk melonggarkan atau bahkan mencabut pembatasan penggunaan senjata yang mereka kirim, agar Ukraina dapat menyerang jauh ke dalam Rusia sebelum Rusia melancarkan serangan ke wilayah Ukraina.

Namun, Amerika Serikat masih ragu untuk melonggarkan pembatasan ini lebih lanjut, dengan alasan kekhawatiran bahwa Rusia akan membalas dan memperburuk situasi. Selain itu, jika Ukraina diizinkan menggunakan senjata tertentu untuk menyerang Rusia, hal itu mungkin tidak cukup untuk membalikkan situasi. Meskipun Inggris dan Prancis bersedia mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh Barat untuk menyerang Rusia, tanpa dukungan sistem tempur AS, rudal tersebut mungkin mudah terdeteksi, dicegat, dan terganggu, sehingga sulit untuk memastikan serangan yang tepat sasaran.

Rutte resmi menjabat sebagai Sekretaris Jenderal NATO pada 1 Oktober, dan ia mengunjungi Ukraina pada 3 Oktober. Hari ini, ia berada di Inggris dan mengadakan pertemuan tiga pihak dengan Perdana Menteri Keir Starmer dan Presiden Zelenskyy, serta mengadakan pembicaraan bilateral dengan Starmer.

Di depan kediaman Perdana Menteri di Downing Street, Rutte menyampaikan kepada media bahwa meskipun korban jiwa sangat besar dan kemajuan hanya sedikit, Rusia terus bergerak maju di Ukraina timur. Situasinya tetap serius. Dia menekankan bahwa mendukung Ukraina adalah penting karena menyangkut keamanan kolektif anggota NATO.(jhn/yn)