New Tang Dynasty TV
Akhir-akhir ini, situasi politik di Zhongnanhai (Komplek partai komunis Tiongkok) menunjukkan gejala yang tidak biasa. Beberapa analisis menunjukkan bahwa dengan meningkatnya reaksi dari para pemimpin veteran Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan militer, kekuasaan pemimpin PKT tampaknya melemah, sehingga perebutan calon pengganti kembali menjadi sorotan.
Pada 30 September malam, acara perjamuan dalam rangka Hari Nasional PKT digelar di Beijing. Saat itu, mantan dan anggota tetap Komite Pusat duduk di meja utama, termasuk Wen Jiabao dan Li Ruihuan yang ditempatkan di sisi kiri dan kanan Xi Jinping, menimbulkan berbagai spekulasi.
Pada 28 September, Chen Guoqiang, seorang jenderal berusia 61 tahun yang sebelumnya menjabat sebagai anggota tetap Komisi Pusat Inspeksi Disiplin PKT dan wakil sekretaris Komisi Disiplin Militer, dipindahkan menjadi komisaris politik di Universitas Pertahanan Nasional.
Sebelumnya, Zhong Shaojun, kepala Kantor Komisi Militer Pusat dan kepala staf pribadi Xi Jinping, juga dipindahkan ke posisi komisaris politik di universitas yang sama. Kedua orang tersebut dianggap sebagai orang kepercayaan Xi.
Pada 9 Oktober, Kongres Nasional Asosiasi Palang Merah Tiongkok yang ke-12 digelar di Beijing, tetapi Xi Jinping hanya mengirimkan pesan tertulis dan tidak menghadiri pertemuan. Pada 11 Oktober sore, Xi juga tidak hadir dalam perayaan 70 tahun Asosiasi Persahabatan Rakyat Tiongkok dengan Negara-Negara Asing.
Pada 8 Oktober, media resmi PKT menerbitkan artikel oleh Wakil Ketua Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok (CPPCC), Hu Chunhua. Artikel tersebut membahas bagaimana mempertahankan kepemimpinan PKT terhadap CPPCC dengan mengutip pernyataan Xi Jinping dalam setiap bagian utama. Hal ini menimbulkan spekulasi mengapa Hu Chunhua, yang dikenal sebagai kader didikan mantan pemimpin Hu Jintao dan yang sebelumnya secara sukarela keluar dari Politbiro, tiba-tiba kembali menonjol.
Mantan pejabat Tiongkok yang tinggal di Eropa, Du Wen, berpendapat bahwa setelah Pleno Ketiga, Xi mungkin telah melakukan kompromi dengan faksi Tuánpài atau liga Pemuda dan para pemimpin veteran. Mereka menyepakati untuk memulihkan sistem suksesi guna menghindari masalah perebutan kekuasaan setelah Xi. Artikel Hu Chunhua dipandang sebagai usaha untuk meningkatkan pengaruhnya dengan menonjolkan Xi.
Menurut Guo Jun, Pemimpin Redaksi Epoch Times, selama Pleno Ketiga, ada seruan untuk mengembalikan sistem suksesi yang jelas, terutama dengan kesehatan Xi yang memprihatinkan. Meskipun demikian, Hu Chunhua mungkin bukan pilihan utama sebagai penerus.
Pada 11 Oktober, Xi Jinping bertemu dengan anggota Politbiro Partai Komunis Vietnam, Le Hoai Trung, di Beijing. Sementara itu, pada 12 Oktober, Perdana Menteri Li Qiang bertemu dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, To Lam, di Hanoi. Perubahan kebiasaan ini menimbulkan pertanyaan apakah ada sinyal politik tertentu.
Du Wen menyebutkan bahwa kemungkinan terbesar pengganti Xi adalah Li Qiang, yang berpotensi menjadi pemimpin transisi. Saat ini, Li memiliki pengaruh besar di Zhongnanhai, sementara Hu Chunhua mulai muncul kembali.
Di masa lalu, para penerus PKT biasanya ditentukan oleh elite partai, tetapi banyak dari mereka mengalami kegagalan dalam mencapai puncak kekuasaan. Misalnya, pilihan Mao Zedong, Liu Shaoqi, Lin Biao, Wang Hongwen, dan Hua Guofeng, tidak berhasil menjadi pemimpin utama.
Xi Jinping sendiri telah menyingkirkan mantan calon penerus, Sun Zhengcai, pada 2018 atas tuduhan korupsi, dan Hu Chunhua keluar dari pusat kekuasaan pada Kongres Nasional PKT ke-20.
Dengan munculnya ketidakpastian dan perebutan kekuasaan di internal partai, ada dugaan bahwa para petinggi PKT sedang berusaha untuk menentukan pengganti Xi secara diam-diam. Namun, jika tidak ada solusi yang jelas, perebutan calon pengganti dapat memperburuk konflik internal yang mungkin berdampak pada stabilitas PKT. (Hui)