New Tang Dynasty TV
Pemimpin kelompok bersenjata Palestina, Hamas, Yahya Sinwar, tewas tertembak di kepala pada 16 Oktober 2024 dalam sebuah operasi rutin oleh Israel. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada 17 Oktober berjanji untuk terus melanjutkan operasi militer di Jalur Gaza dan Lebanon.
Berdasarkan laporan dari AFP yang dikutip oleh Central News Agency, pasukan Israel menyebutkan bahwa dalam patroli di kota Rafah, Brigade 828 bertemu dengan tiga militan bersenjata Palestina. Tidak ada informasi sebelumnya yang menunjukkan keberadaan Sinwar di daerah tersebut.
Pasukan Israel kemudian menyerang dua gedung tempat dua orang bersenjata bersembunyi dan satu gedung lain tempat Sinwar berlindung dengan tembakan tank.
Video yang dirilis oleh militer Israel menunjukkan Sinwar duduk di kursi berlengan yang ditutupi debu, tampak memandang sebuah drone yang memasuki rumah yang hancur.
Video yang agak buram menunjukkan bahwa ia sendirian dengan luka parah di lengan dan mengenakan penutup kepala tradisional. Menjelang kematiannya, Sinwar sempat melemparkan tongkat ke arah drone yang mendekat.
Identitas Sinwar dipastikan melalui pengujian DNA, pemeriksaan gigi, dan penyelidikan forensik lainnya.
Dr. Chen Kugel, yang mengawasi proses otopsi, menyatakan bahwa luka tembak menjadi penyebab kematian Sinwar.
Kugel juga menyebutkan bahwa awalnya lengan Sinwar terluka oleh pecahan peluru, yang kemungkinan berasal dari rudal atau tembakan tank. Dia mencoba menghentikan pendarahan dengan membalut lengan menggunakan kabel, tetapi karena kabelnya tidak cukup kuat, lengan bawahnya hancur.
Sejak serangan terhadap Israel yang direncanakan oleh Sinwar pada 7 Oktober tahun lalu, ia tidak pernah muncul di depan umum. Kematian Sinwar menjadi pukulan besar bagi Hamas, yang telah berperang melawan militer Israel di Jalur Gaza selama lebih dari setahun.
Netanyahu Berjanji Melanjutkan Operasi Militer
Setelah kematian Sinwar, beberapa pihak mengira bahwa perang antara Israel dan Hamas akan beralih ke perundingan damai, namun Perdana Menteri Netanyahu pada 17 Oktober menyatakan akan tetap melanjutkan operasi militer di Gaza dan Lebanon.
Netanyahu mengatakan kepada rakyat Israel, “Perang ini belum berakhir.” Dia juga menegaskan bahwa perang akan terus berlanjut hingga para sandera yang ditahan oleh Hamas dibebaskan.
Dia menambahkan, “Kita memiliki kesempatan untuk menghancurkan poros kejahatan dan menciptakan masa depan yang berbeda.” Netanyahu merujuk pada Iran dan kelompok sekutunya yang berbasis di Gaza, Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman. (hui)