EtIndonesia. Pada Sabtu (19/10), Menteri Luar Negeri Prancis dan Ukraina dalam konferensi pers bersama di Kyiv mengatakan bahwa jika tentara reguler Korea Utara terlibat dalam mendukung invasi Rusia ke Ukraina, maka eskalasi perang akan semakin parah.
Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, yang telah menjabat sebagai menteri sejak September, mengunjungi Ukraina untuk pertama kalinya. Dia akan mengunjungi wilayah timur negara itu pada hari Minggu, di mana Prancis akan mendanai dua pusat perlindungan anak baru untuk membantu pendidikan dan dukungan bagi anak-anak yang terkena dampak perang.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada Rabu (16/10) dalam pidatonya di parlemen menyatakan bahwa dinas intelijen Ukraina telah mengkonfirmasi bahwa Korea Utara telah menyediakan senjata dan personel kepada Rusia.
Pada hari Kamis, dia kembali menyatakan bahwa menurut intelijen terbaru, Korea Utara sedang bersiap untuk mengirimkan sepuluh ribu tentara untuk membantu invasi Rusia ke Ukraina. Namun, Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, mengatakan bahwa saat ini tidak ada bukti yang mendukung tuduhan ini.
Barrot di Kyiv menyatakan: “Ini (keterlibatan tentara Korea Utara) akan menjadi serius dan akan mendorong konflik ke tahap baru, tahap eskalasi ekstra.” Dia menambahkan bahwa langkah seperti itu juga menunjukkan bahwa Moskow dalam kesulitan dalam perang.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, menyatakan bahwa langkah ini menimbulkan ‘risiko besar’ dari eskalasi perang. Dia mengatakan: “Ini adalah ancaman besar eskalasi lebih lanjut dari agresi Rusia terhadap Ukraina. Ada risiko besar akan meluas melebihi skala dan batas (perang) saat ini.”
Prancis: Mendukung ‘Rencana Kemenangan’ Ukraina
Selain itu, Barrot menyatakan bahwa Prancis terbuka untuk gagasan mengundang Ukraina bergabung dengan NATO, tetapi akan terus mendiskusikan masalah ini dengan sekutu.
Barrot menuturkan: “Terkait mengundang Ukraina untuk bergabung dengan NATO, kami terbuka dan sedang mendiskusikan hal ini dengan mitra kami.”
Barrot juga menyatakan dukungannya terhadap ‘Rencana Kemenangan’ Zelenskyy.
Pada Minggu (20/10), Zelenskyy memposting di platform media sosial X, mengucapkan terima kasih atas dukungan Prancis. Dalam postingannya, Zelenskiy berkata: “Saya telah melakukan diskusi yang produktif dengan Menteri Eropa dan Urusan Luar Negeri di Kementerian Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot.
… “Kami menghargai kerjasama erat dengan Prancis dan mitra kami lainnya untuk memastikan kami memiliki visi bersama, yaitu hanya penyelesaian adil dari perang yang dapat menjamin perdamaian yang abadi,” pungkas Zelenskyy
Pada Kamis (17/10), Zelenskyy di KTT Uni Eropa di Brussel menyerahkan ‘Rencana Kemenangan’ kepada para pemimpin Eropa, mendesak mereka untuk mendukung Ukraina secara resmi bergabung dengan NATO. Dia menyatakan, Ukraina yang kuat akan menjamin “penyelesaian adil perang ini.” Lebih lanjut sore itu, Zelenskyy juga mengunjungi markas besar NATO.
Sekretaris Jenderal Rutte menegaskan kembali komitmen NATO: “Ukraina akan menjadi anggota NATO di masa depan,” namun tidak bisa menentukan waktu pastinya.
Rutte menyatakan, ke-32 negara anggota NATO harus mempelajari rencana ini secara detail. Ini sangat bergantung pada negara pemimpinnya, Amerika Serikat, yang hingga saat ini belum menyatakan kesediaannya untuk segera mengundang Ukraina. (jhn/yn)