Seorang pemilik perusahaan di Kota Teknologi Masa Depan Yuhang, Hangzhou, Tiongkok baru-baru ini membahas dalam lingkaran temannya tentang lonjakan tingkat hunian kosong di kantor dan kelesuan industri di kota teknologi, yang memicu perhatian publik. Postingannya menjadi viral di media sosial dan ‘meledak’ di luar lingkaran komunitasnya
ETIndonesia. Kota Teknologi Masa Depan Yuhang, Hangzhou adalah lokasi dari EFC (Euro America Financial City) dan Aux Center, yang menampung perusahaan teknologi terkenal seperti Alibaba, Cainiao, ByteDance, OPPO, dan Vivo, yang dikenal luas di Tiongkok. Namun, taman industri yang terletak di jantung industri teknologi tinggi Hangzhou ini, saat ini dalam keadaan menyedihkan, dengan banyak perusahaan pindah, tutup, atau memangkas skala secara besar-besaran, sekitar sepertiga gedung kantornya kosong.
Seorang pengusaha di industri e-commerce langsung baru-baru ini memposting di lingkaran temannya tentang situasi Kota Teknologi Masa Depan Yuhang dan perusahaannya sendiri, yang menjadi viral dan menyebar ke komunitas online, menarik perhatian banyak pengguna internet.
Postingan di lingkaran teman tersebut membeberkan informasi seperti berikut:
- Banyak perusahaan di Kota Teknologi Masa Depan Hangzhou telah tutup atau memangkas skala, menyebabkan sewa kantor turun drastis. Sebagai contoh: sewa gedung kantor di EFC (Euro America Financial City) di Jalan Chuangjing, dibandingkan dengan sewa di Aux Center yang berlokasi di posisi yang sama, telah turun 57% dalam lima tahun terakhir;
- Tingkat kekosongan kantor di banyak taman besar sangat tinggi, beberapa pemilik gedung, dimana, untuk menghemat biaya operasional, bahkan menawarkan sewa gratis;
Karena ekonomi yang sangat buruk, orang yang memposting juga terpaksa memecat seluruh tim 15 orang dari tim siaran langsung perusahaannya, 6 orang dari tim pemasaran, dan hanya menyisakan satu karyawan untuk desain dan layanan pelanggan. Poster juga menyarankan pengusaha lain yang menyewa kantor beberapa tahun lalu untuk mempertimbangkan meninggalkan deposit mereka dan mencari kantor dengan sewa yang lebih murah.
Akun WeChat publik “Wu Xiaobo Channel” telah memverifikasi konten postingan tersebut dengan orang lain yang bekerja di Kota Teknologi Masa Depan Hangzhou, dan seorang profesional senior yang bekerja di “Green Creation Plaza” di kawasan taman bintang lima Future Tech City mengatakan bahwa “(deskripsi dalam postingan) sangat akurat!”
Seorang perantara senior di EFC (Euro America Financial City) juga mengakui bahwa kondisi saat ini di kota teknologi “memang tidak sebaik dulu”.
Menurut akun tersebut, lebih lanjut diketahui bahwa tingkat kekosongan di Green Creation Plaza di kota teknologi sejak tahun lalu hingga saat ini masih tinggi, mencapai sepertiga dan tidak menunjukkan tanda-tanda “pemulihan”. EFC (Euro America Financial City), memiliki tingkat kekosongan sekitar 20% tahun lalu dan telah meningkat secara signifikan tahun ini.
Artikel tersebut juga mengutip pendapat Wang Yongping, ketua komisi properti komersial nasional, yang menunjukkan bahwa kondisi gedung kantor kelas A di Hangzhou adalah cerminan dari keadaan nasional, dengan Beijing, Shanghai, dan Shenzhen juga mengalami hal serupa, “tidak ada satu kota pun yang gedung kantornya dapat bertahan.”
Artikel itu menyatakan bahwa tingginya tingkat kekosongan di gedung kantor kelas A memiliki dampak negatif yang berantai. Pengaruh langsungnya adalah hilangnya bisnis terkait di gedung kantor kecil dan menengah di sekitarnya serta bisnis makanan dan minuman lokal, yang mana kemudian dapat menyebabkan peningkatan lebih lanjut dalam tingkat kekosongan kantor di area terkait dan melemahkan minat perusahaan berikutnya untuk menempati area tersebut. Dampak jangka panjangnya adalah penurunan jumlah penduduk di area tersebut dan pelemahan kegiatan konsumsi.
Faktanya, dunia luar telah lama menyadari situasi meningkatnya tingkat kekosongan kantor di kota-kota besar Tiongkok. “Financial Times” Inggris pada akhir Agustus tahun ini mengutip data dari Knight Frank, perusahaan konsultan real estat swasta terkemuka di dunia, yang menyatakan bahwa hingga Juni tahun ini, tingkat kekosongan gedung kantor mewah di Shanghai hampir 21%, dengan penurunan harga sewa tahun-ke-tahun sebesar 13%.
Sedangkan, market reseach JLL melaporkan bahwa hingga Juni tahun ini, tingkat kekosongan kantor mewah di Guangzhou adalah 21%, dan di Beijing adalah 12%; di Shenzhen, tingkat kekosongan kantor berkualitas tinggi Colliers International meningkat dari 20% pada Juni 2022 menjadi 27% pada Juni tahun ini.
Untuk mengurangi biaya, semakin banyak perusahaan Tiongkok yang pindah ke gedung kantor dengan harga lebih murah, dan beberapa perusahaan kecil secara terbuka menyatakan bahwa mereka “tidak dapat bertahan lagi”. (jhon)
Sumber : NTDTV.com