Trump Mengklaim Pernyataan Biden yang Mengatakan “Kita Harus Menahannya” Bembuktikan Bahwa Kasus Pidana yang Menjeratnya Bermotif Politik

EtIndonesia. Mantan Presiden Donald Trump menanggapi pernyataan Presiden Biden yang menyarankan agar dia dijebloskan ke penjara kurang dari dua minggu sebelum Hari Pemilihan.

Trump, 78 tahun, berpendapat bahwa keceplosan presiden berusia 81 tahun itu membuktikan klaimnya bahwa Departemen Kehakiman pemerintahan Harris-Biden telah terlibat dalam “campur tangan pemilu” dengan mengajukan tuntutan terhadapnya selama kampanye kepresidenannya.

“‘Kita harus menahannya’ – sudah saya katakan – dia mengatakan itu,” kata Trump dalam sebuah rapat umum di Duluth, Georgia, mengutip sebagian pernyataan Biden yang mengejutkan pada hari Selasa (22/10).

“Lalu dia menyangkalnya – ‘Oh, oh, oh, saya tidak bermaksud begitu, ah, ah'” kata mantan presiden itu.

Biden menarik kembali pernyataannya beberapa detik setelah keceplosan itu, sementara hadirin di kantor kampanye Demokrat di Concord, N.H., bersorak.

“Secara politis, kurung dia — kurung dia di luar, itulah yang harus kita lakukan,” tegas presiden.

Trump tidak mempercayainya.

“Saya sudah memberi tahu Anda bahwa itu adalah campur tangan pemilu,” katanya. “Hanya itu. Dia berkata, ‘Kita harus memenjarakannya.’ Ini ilegal. Itu seharusnya menimbulkan kasus.”

“[M]ereka adalah orang-orang yang korup. Ini semua adalah campur tangan pemilu,” Trump menegaskan kembali, setelah mengklaim bahwa dia telah didakwa lebih dari gangster terkenal Al Capone.

“[M]enuntutan hukum ini dijalankan oleh Departemen Kehakiman, FBI – Biden berada di balik semuanya, percaya atau tidak, dan dia membuktikannya kemarin dengan pernyataan bodohnya,” tambah calon presiden dari Partai Republik itu.

Namun, Trump mencatat bahwa popularitasnya justru meningkat di tengah kasus hukum yang menjeratnya.

“Gila, kan? Karena rakyat mengerti,” kata Trump.

Presiden ke-45 itu dinyatakan bersalah pada bulan Mei oleh juri Manhattan atas 34 tuduhan pidana karena memalsukan catatan bisnis untuk menyembunyikan pembayaran uang tutup mulut kepada bintang film dewasa Stormy Daniels pada minggu-minggu terakhir kampanye 2016.

Vonisnya dalam kasus itu, yang diajukan oleh Jaksa Wilayah Manhattan Alvin Bragg, seorang Demokrat terpilih, dijadwalkan pada tanggal 26 November mendatang. (yn)

Sumber: nypost