ETIndonesia. Topan Trami mengamuk di Pulau Luzon, Filipina. Menurut Kantor Pertahanan Sipil (OCD) Filipina, longsor dan banjir telah menyebabkan setidaknya 46 orang tewas, sebagian besar di enam provinsi di selatan Pulau Luzon.
Topan tersebut juga menyebabkan 207 kota kebanjiran, hanya tersisa atap, dan hampir 2,66 juta orang terdampak. Badai tropis Trami memasuki perairan barat Pulau Luzon pada 25 Oktober dan bergerak menuju Pulau Hainan.
Kepala OCD, Ariel Nepomuceno, menyampaikan pada 25 Oktober bahwa dari 46 korban yang diketahui, 28 orang berada di wilayah Bicol di selatan Pulau Luzon, dengan Kota Naga sebagai yang terparah dengan 14 korban. Selain itu, ada 20 orang yang masih hilang.
Menurut laporan dari Central News Agency, Trami mendarat di Desa Divilacan, Provinsi Isabela di timur Pulau Luzon pada 24 Oktober malam dan melintasi Pulau Luzon.
Menurut laporan sebelumnya dari Komisi Pengurangan Risiko Bencana dan Manajemen Nasional Filipina (NDRRMC), jumlah kematian akibat angin topan di Luzon telah meningkat dari 7 orang pada pukul 08.00 pagi kemarin menjadi 13 orang, sebagian besar karena longsor atau tenggelam; ada juga 5 orang terluka, dan 7 orang hilang.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa 207 kota kebanjiran, 2.656.000 orang terdampak, hampir 240.000 orang ditampung di pusat evakuasi sementara, 1.400 rumah rusak, dan kerusakan infrastruktur seperti jalan dan jembatan serta kerugian tanaman diperkirakan mencapai 25 juta peso (sekitar 430.000 dolar AS).
Di sisi lain, Kepala Polisi regional Bicol, Andre Dizon, dalam wawancara radio mengatakan bahwa sampai pagi ini pukul 06.00, jumlah korban tewas telah mencapai 26 orang dan 9 orang terluka.
Wilayah Bicol terletak di bagian selatan Pulau Luzon, meliputi enam provinsi dengan luas sekitar 18.156 kilometer persegi, kira-kira setengah dari ukuran Taiwan.
Di Kota Agoncillo, Provinsi Batangas, berjarak sekitar 106 kilometer dari wilayah Metro Manila, walikota Cinderella Reyes mengatakan dalam sebuah program radio bahwa sudah diketahui ada 5 orang tewas di kota tersebut, dan karena beberapa daerah komunikasinya terputus, situasi belum jelas dan jumlah korban mungkin bertambah.
Militer Filipina dan unit penyelamat telah membagikan video di media sosial yang menunjukkan banyak area yang telah menjadi seperti negeri air, dengan beberapa rumah hanya atapnya yang terlihat, petugas penyelamat menggunakan perahu kecil dan truk militer untuk menyelamatkan warga dan hewan ternak yang terjebak, termasuk kucing dan anjing peliharaan.
Menurut laporan dari Administrasi Meteorologi Filipina (PAGASA), Trami telah bergerak ke perairan barat Filipina, berjarak 125 kilometer dari daratan Pulau Luzon, bergerak lambat ke arah selatan dengan kecepatan 25 kilometer per jam, dan kecepatan angin maksimum di pusat badai mencapai 95 kilometer hingga 115 kilometer per jam.
Sebagian besar wilayah Pulau Luzon telah menurunkan status peringatan topannya, saat ini pada status peringatan nomor 2, termasuk wilayah Metro Manila, dengan kecepatan angin berkisar antara 62 hingga 88 kilometer per jam. (Jhon)
Sumber : New Tang Dynasty TV