Baca-Renungkan Artikel Master Li Hongzhi, Aktivis Tiongkok Wang Juntao: Menjaga Kebaikan adalah Jalan Keluar Kehidupan

Wang Juntao (mantan aktivis Tiongkok), dan kini menjabat sebagai Ketua bersama Komite Nasional Partai Demokrasi Tiongkok Kanada, menyatakan kepada para wartawan setelah membaca artikel terbaru dari pendiri Falun Gong, Master Li Hongzhi, yang berjudul Mengapa Umat Manusia adalah Masyarakat yang Tersesat bahwa artikel tersebut menunjuk langsung pada akar dari kekacauan masa kini dan memberikan jalan penyelamatan utama bagi umat manusia.

Sebagai informasi, pada  24 Februari 2018, di Toronto, Kanada, Komite Nasional Partai Demokrasi Tiongkok Kanada secara resmi dibentuk di bawah organisasi Wang Juntao, Ketua Komite Nasional Partai Demokrasi Tiongkok.

Wang Juntao adalah aktivis demokrasi anti-komunis terkenal di luar negeri. Setelah lulus dari Universitas Peking, ia menyelesaikan gelar master di Kennedy School of Government, Universitas Harvard, dan kemudian meraih gelar doktor di bidang politik dari Universitas Columbia.

 Ia telah beberapa kali dipenjara oleh Partai Komunis Tiongkok karena terlibat dalam gerakan demokrasi di daratan Tiongkok. Saat ini, Wang Juntao menjabat sebagai Ketua bersama Komite Nasional Partai Demokrasi Tiongkok Kanada.

Wang Juntao

“Bahkan bagi kami yang sangat peduli dengan nasib umat manusia dan berharap dunia menjadi lebih baik, ketika kita melihat bahwa banyak aspek dunia ini semakin memburuk, kita tentu merasa banyak hal seakan berkembang sesuai jalur saat ini, membuat dunia menjadi semakin gila, mungkin suatu hari nanti umat manusia benar-benar akan musnah,” ujarnya.

Sejak 20 Januari 2023, Master Li Hongzhi telah menerbitkan serangkaian artikel termasuk “Mengapa Ada Umat Manusia,” “Mengapa Harus Menyelamatkan Makhluk Hidup,” dan Mengapa Umat Manusia adalah Masyarakat yang Tersesat .

Setelah membaca artikel Master Li secara berurutan, Wang Juntao percaya bahwa Master Li telah menunjukkan jalan penyelamatan dari kekacauan dunia, yaitu di tahap akhir terbentuk, bertahan, rusak, dan musnah alam semesta, ketika segalanya menuju kehancuran, serangkaian artikel ini muncul untuk secara langsung menunjukkan jalan keluar dari kesesatan.

“Sebagai orang yang beriman, ini lebih mudah dimengerti, karena Sang Pencipta berbelas kasih dan tidak ingin makhluk hidup atau dewa-dewi musnah bersama runtuhnya alam semesta, sehingga memberikan kesempatan di bumi, di tengah kesesatan, untuk berkultivasi dalam kebingungan, dan setelah keluar dari kesesatan, akhirnya bisa diselamatkan dan kembali ke alam semesta yang baru,” ujarnya.

Wang Juntao berpendapat bahwa akar dari kekacauan sebenarnya juga berasal dari kemerosotan nurani manusia.

“Misalnya, seperti perang nuklir, pandemi, dan bencana alam besar seperti bencana lingkungan dan alam, ini semua seolah-olah tidak dapat dilawan oleh manusia, dan umumnya percaya bahwa semua ini berkaitan dengan kerusakan yang dilakukan manusia dan sifat manusia yang menjadi lebih buruk. (Karena) perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi, serta kondisi yang lebih bebas, hati manusia menjadi lebih serakah dan sifat manusia menjadi lebih kacau, tentu saja, membuat masyarakat menjadi semakin kacau, hubungan antarmanusia menjadi semakin kacau, dan perilaku manusia yang semakin sewenang-wenang, sehingga menyebabkan bencana, yang pada dasarnya, semua bencana ini adalah bencana manusia, disebabkan oleh kejahatan dalam hati manusia,” katanya.

Wang Juntao menambahkan, sejak Partai Komunis Tiongkok (PKT) mengambil alih kekuasaan, mereka telah menghancurkan kesadaran moral umat manusia, membawa umat manusia ke jurang; namun ia juga percaya, artikel ini juga mengajak orang untuk tetap menjaga kebaikan dalam penderitaan, sehingga bisa menarik kebaikan dan menghindari kejahatan, menuju masa depan yang lebih baik.

“Mengapa harus mulai dengan keluar dari Partai Komunis, dari ‘Tiga Pemunduran,’ dari ‘Sembilan Komentar,’ itu karena tidak ada hati yang baik, sebenarnya tidak ada sistem yang bisa menyelamatkan Anda. Karena dalam semua sistem ini, Anda seakan tidak bisa menjamin orang-orang akan menjadi lebih baik atau mereka tidak akan hancur, bukan?,” ujarnya.

“Anda berada di bawah kebebasan, demokrasi, Anda juga melihatnya. Sebaliknya, sebenarnya yang paling penting adalah hati manusia, yaitu menjaga kebaikan dalam hati manusia, itu adalah satu-satunya jalan keluar sejati bagi umat manusia. Pertahankan sifat asli, dan kemudian di dunia yang gelap, saat Anda tidak bisa melihat dengan jelas, namun selama Anda menjaga sifat asli Anda, kemudian secara bertahap berkultivasi keluar dari penderitaan, Anda bisa mencapai kebahagiaan,” katanya. 

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah sebuah disiplin yang berakar pada tradisi Tiongkok kuno yang melibatkan peningkatan moral yang mengarah pada pencerahan spiritual. Latihan ini terdiri dari latihan meditasi dan serangkaian ajaran moral yang berpusat pada prinsip Sejati, Baik, dan Sabar.

Karena popularitas Falun Gong yang luar biasa – diperkirakan 70 juta hingga 100 juta orang berlatih pada tahun 1990-an – Partai Komunis Tiongkok melakukan kampanye besar-besaran untuk membasmi kelompok spiritual ini, yang mengakibatkan jutaan praktisi dijebloskan ke dalam fasilitas penahanan, di mana mereka dicuci otaknya, disiksa, atau bahkan dibunuh untuk diambil organ tubuh mereka.

Pada tahun 2019, sebuah pengadilan independen di London menemukan bahwa rezim komunis membunuh para tahanan hati nurani untuk diambil organnya demi memasok pasar transplantasi “dalam skala signifikan” selama bertahun-tahun, tanpa ada bukti bahwa praktik tersebut telah berhenti. Korban utama, kata pengadilan, adalah para praktisi Falun Gong yang ditahan. (jhon)

Sumber : NTDTV.com