EtIndonesia. Kandidat presiden dari Partai Republik Amerika Serikat, Donald Trump, pada tanggal 25 Oktober menerima wawancara dari podcast paling berpengaruh di Amerika, The Joe Rogan Experience, dan menyatakan: jika dia menang dalam pemilihan presiden November, dia akan mengungkapkan dokumen rahasia mengenai pembunuhan mantan presiden John F. Kennedy dan pemimpin hak sipil Martin Luther King Jr.
Trump: Jika Kembali ke Gedung Putih, Akan Membuka Rahasia Dokumen Pembunuhan Kennedy dan Martin Luther King
Menurut laporan media asing, kunjungan Trump ke The Joe Rogan Experience, yang merupakan podcast dengan tingkat pendengar tertinggi di Amerika, sangat mendapatkan perhatian. Analisis menunjukkan audiens utama Rogan adalah pria muda, yang merupakan pemilih kunci yang sangat diincar oleh semua kandidat.
“The Joe Rogan Experience” saat ini adalah salah satu podcast paling populer di dunia, dan Rogan telah mencapai kesepakatan perpanjangan kontrak senilai 250 juta dolar dengan platform streaming musik Spotify pada bulan Februari lalu.
Wawancara eksklusif Trump di “The Joe Rogan Experience” berlangsung hampir 3 jam dan, hingga berita ini dirilis, telah hampir mencapai 30 juta tayangan di YouTube dan mendapatkan lebih dari 380.000 komentar serta lebih dari 1,48 juta “likes”.
Trump mengungkapkan dalam acara tersebut bahwa meskipun pada masa jabatan presiden pertamanya dia telah mendeklasifikasi beberapa dokumen terkait, beberapa “orang rasional” termasuk Menteri Luar Negeri saat itu, Mike Pompeo, telah memintanya untuk tidak sepenuhnya mengungkapkannya.
“Beberapa orang menelpon saya dan berkata, ‘Tuan, sebaiknya Anda tidak melakukan ini.’ Saya memang telah mendeklasifikasi beberapa dokumen, tetapi juga menerima saran untuk menunda pengungkapan penuh,” ujar Trump.
Trump menyatakan: “Namun, jika saya terpilih kali ini, saya akan mengungkapkan semua dokumen.”
Mengenai mengapa tidak sepenuhnya mendeklasifikasi dokumen selama masa jabatan pertamanya, Trump menjelaskan bahwa pertimbangan utama termasuk informasi pribadi individu yang masih hidup dan informasi sensitif yang mungkin berkaitan dengan keamanan nasional. Dia juga mengungkapkan bahwa selain kasus pembunuhan Kennedy, ada juga dokumen rahasia terkait pembunuhan Martin Luther King yang mendapatkan perhatian.
Presiden Kennedy dibunuh di Dallas, Texas pada tahun 1963, sementara Martin Luther King dibunuh di Memphis, Tennessee pada tahun 1968. Kedua pembunuhan yang mengguncang dunia ini masih menyisakan banyak misteri yang belum terpecahkan dan terus menarik perhatian serta diskusi publik.
Hubungan Misterius Antara Pembunuhan Martin Luther King dan Kennedy
Pemimpin gerakan hak sipil Amerika, Martin Luther King, ditembak mati pada 4 April 1968 di sebuah motel di Memphis, Tennessee. Tersangka James Earl Ray menggunakan senapan Remington untuk menembak Martin Luther King. Janda Martin Luther King dan beberapa orang percaya bahwa pemerintah Amerika terlibat dalam pembunuhan tersebut.
Pada tahun 1993, Loyd Jowers mengklaim bahwa James Earl Ray hanya kambing hitam. Pada tahun 1999, juri dalam sebuah kasus gugatan memutuskan bahwa Loyd Jowers dan orang lain (termasuk lembaga pemerintah) adalah bagian dari rencana pembunuhan Martin Luther King. Pada tahun 2000, Departemen Kehakiman membatalkan keputusan juri Memphis karena bukti yang tidak memadai.
Pada 4 April 1968, Senator New York Robert F. Kennedy berbicara tentang pembunuhan Martin Luther King saat berada dalam kampanye untuk nominasi presiden dari Partai Demokrat pada tahun 1968, sebelum terbang ke Indianapolis. Dia mendapat informasi tentang pembunuhan Martin Luther King sebelum berangkat. Kepala polisi Indianapolis memberitahu Kennedy bahwa dia tidak bisa memberikan perlindungan dan bahwa menyampaikan pidato tersebut terlalu berbahaya. Kennedy memutuskan untuk melanjutkan sesuai rencana, pidato itu hanya berlangsung 4 menit 57 detik.
Robert F. Kennedy adalah orang pertama yang menginformasikan kepada publik tentang kematian Martin Luther King, yang menyebabkan beberapa penonton menjerit dan menangis. Beberapa asisten Kennedy bahkan khawatir bahwa informasi ini akan menyebabkan kekacauan besar di tempat tersebut.
Kennedy mengakui bahwa banyak di antara penonton sangat marah, dan kemudian dia berkata: “Untuk orang kulit hitam, ini penuh dengan kebencian dan ketidakpercayaan terhadap orang kulit putih, saya hanya bisa berkata bahwa saya merasakan hal yang sama. Keluarga saya juga dibunuh oleh seorang pria kulit putih.”
Asisten Kennedy terkejut dengan komentar tersebut, mereka tidak pernah mendengar dia berbicara tentang kematian saudaranya, John F. Kennedy. Kennedy melanjutkan dengan mengatakan bahwa negara ini harus berusaha untuk “melampaui masa-masa sulit ini” kemudian mengutip sebuah puisi dari dramawan Yunani, Aeschylus. Pidato ini dianggap memiliki dampak positif dalam mencegah kerusuhan di Indianapolis, meskipun kerusuhan terjadi di banyak tempat di seluruh negeri, dan dia sendiri dibunuh dua bulan kemudian. Namun, langkah ini masih dianggap sebagai salah satu pidato terbesar dalam sejarah Amerika. (jhn/yn)