Rumor Ayatollah Ali Khamenei Sakit Parah! Pergulatan Suksesi Kekuasaan Mulai Terlihat

EtIndonesia. Melansir laman New York Times (26/10), Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran yang berusia 85 tahun, dilaporkan sakit serius. Mojtaba Khamenei, putra keduanya, kemungkinan akan mengambil alih kekuasaan. Di tengah dilema apakah akan membalas serangan Israel, dunia politik Iran diam-diam mulai bergulat terkait suksesi kekuasaan.

Dalam situasi dilematis apakah harus membalas serangan Israel, pergulatan suksesi kekuasaan mulai terjadi secara diam-diam di panggung politik Iran. New York Times mendeskripsikan bahwa pada tanggal 26 waktu setempat, Israel melancarkan tiga gelombang serangan udara yang menargetkan pabrik pembuatan misil Iran dan berbagai fasilitas pertahanan udara, mengakibatkan kematian empat tentara.

Iran saat ini dihadapkan pada pilihan sulit apakah akan membalas serangan tersebut. Jika Iran memilih untuk membalas saat ekonominya terpuruk dan kemampuan militernya rapuh, situasi bisa semakin memburuk; tetapi jika Iran memilih untuk tidak bertindak, hal itu bisa dianggap lemah oleh sekutu regional dan kelompok garis keras dalam negeri.

Reuters melaporkan bahwa Teheran meremehkan dampak dari serangan tersebut, dengan hanya menyiarkan program biasa di televisi dan belum mengeluarkan pernyataan resmi untuk pembalasan besar.

Kementerian Luar Negeri Iran menegaskan kembali “hak dan kewajiban” untuk membela diri tetapi juga menambahkan “tanggung jawab untuk perdamaian dan keamanan regional”. Selain itu, Iran saat ini menghadapi masalah ekonomi dan mengambil sikap hati-hati terhadap perang yang bisa berkepanjangan dan mahal, sehingga lebih memilih untuk diam; selanjutnya, program nuklir Iran telah membuatnya terkena sanksi keras dari Amerika Serikat dan Eropa, memaksa negara tersebut semakin dekat dengan Rusia dan Tiongkok. Sebagai tambahan, diperparah oleh kabar bahwa kondisi kesehatan Khamenei yang dilaporkan serius.

Seiring kematian mantan Presiden Iran, Ebrahim Raisi, dalam kecelakaan pesawat yang tidak terduga pada bulan Mei, kemungkinan Mojtaba, yang berusia 55 tahun, akan menggantikannya juga menimbulkan ketidakstabilan internal. Pasukan Garda Revolusi Iran yang berpengaruh memiliki suara penting dalam masalah suksesi dan dianggap lebih bersedia untuk berkonfrontasi dengan Israel.(jhn/yn)