ETIndonesia. Topan Trami baru saja menerjang Pulau Luzon di Filipina, menyisakan kehancuran dan setidaknya merenggut lebih dari 100 nyawa, dengan 158 kabupaten kota masih dalam keadaan bencana. Pada Senin (28 Oktober), otoritas setempat telah mengeluarkan peringatan topan terbaru, Kong-Rey, yang dalam beberapa jam ke depan akan membawa angin kencang dan hujan lebat ke daratan, serta mengakibatkan ombak besar di lepas pantai timur.
Biro Meteorologi Nasional Filipina mengumumkan bahwa Topan Kong-Rey diperkirakan akan melintas dekat pulau-pulau kecil di utara Filipina pada Rabu (30/10), dan peringatan badai tingkat terendah dari lima tingkatan sudah dikeluarkan untuk pantai timur laut.
Agence France-Presse seperti dikutip Central News Agency melaporkan bahwa Topan Trami, sebuah topan ringan, mendarat di Filipina pada 22 Oktober lalu dan menerjang beberapa daerah yang paling padat penduduk di negara tersebut, dengan hampir satu juta orang kehilangan rumah atau terkena dampak banjir, saat ini mengungsi di pusat evakuasi atau rumah kerabat.
Badan bantuan bencana pemerintah setempat memperkirakan Topan Trami telah menyebabkan 116 orang tewas dan 39 orang hilang.
Terkait Topan Kong-Rey, Biro Meteorologi Filipina mengatakan, “Dari jalur Kong-Rey saat ini, tidak tertutup kemungkinan jalurnya akan bergeser lebih ke barat dari perkiraan semula.” Dan ini akan membuat posisi Kong-Rey lebih dekat ke Filipina dari perkiraan awal.
Biro Meteorologi Filipina memprediksi, Kong-Rey akan menghantam Taiwan pada pagi hari tanggal 1 November sebagai topan yang kuat.
Seiring dengan membaiknya cuaca, upaya pencarian dan penyelamatan di daerah bencana longsor dapat dilanjutkan, dan petugas penyelamat menemukan lebih banyak korban. Kebanyakan dari mereka meninggal karena longsor, kapal terbalik, tenggelam akibat banjir, atau tertimpa pohon yang tumbang.
Setelah Topan Trami meninggalkan wilayah tersebut, lebih dari 5 juta orang terdampak oleh bencana angin, 536.000 orang mengungsi dari rumah mereka, lebih dari setengahnya ditampung di tempat penampungan sementara.
Pemerintah Filipina telah mengalokasikan 562 juta peso untuk membantu keluarga yang terkena dampak bencana, dan Presiden Ferdinand Marcos Jr. juga memerintahkan pembukaan “koridor bantuan” melalui jalur laut, darat, dan udara untuk mengirimkan bantuan.
Di sisi lain, pesawat transportasi C-130 dari Singapura dan helikopter EC-725 dari Malaysia mendarat di Manila pada sore hari tanggal 26, di mana Menteri Pertahanan Filipina, Gilberto Teodoro, menyambut mereka secara pribadi dan menyatakan mereka akan memainkan peran kunci dalam mendukung misi bantuan kemanusiaan Angkatan Udara Filipina. (jhon)
Sumber : NTDTV.com