Rencana tersebut melibatkan Hamas menukar empat sandera Israel dengan beberapa tahanan Palestina di Israel dan jeda dalam pertempuran
Ryan Morgan – The Epoch Times
Mesir mengusulkan gencatan senjata dua hari di Jalur Gaza dengan harapan mendorong tercapainya kesepakatan lebih luas untuk mengakhiri perang Israel-Hamas setelah lebih dari setahun konflik meletus di Gaza.
Proposal dari Mesir meminta Hamas membebaskan empat sandera yang ditahan sejak 7 Oktober 2023, sebagai imbalan beberapa tahanan Palestina yang ditahan di Israel serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah yang dilanda konflik ini.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menyampaikan proposal gencatan senjata jangka pendek ini dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune pada 27 Oktober. Mesir menjadi salah satu perantara utama dalam pembicaraan antara Israel dan Hamas.
Pada November 2023, para negosiator berhasil mencapai kesepakatan untuk menghentikan pertempuran selama sepekan, di mana Hamas membebaskan sekitar 100 dari 250 sandera yang mereka ambil pada 7 Oktober 2023, sementara Israel membebaskan sekitar 240 tahanan Palestina.
Pasukan Israel memulai kampanye mereka di Gaza sebagai tanggapan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, yang menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas dan ribuan lainnya terluka.
Selama berbulan-bulan, para negosiator telah berupaya mencapai kesepakatan bertahap untuk menciptakan gencatan senjata permanen di Gaza dan membebaskan sekitar 100 sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.
Presiden AS Joe Biden mengumumkan kerangka kerja tiga fase pada Mei, tetapi negosiasi mengalami kebuntuan pada Agustus. Pemerintahan Biden menunjukkan harapan baru untuk mencapai gencatan senjata permanen setelah pasukan Israel membunuh pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, awal bulan ini.
Mengemukakan proposal gencatan senjata jangka pendeknya, Sisi menyatakan harapannya bahwa kesepakatan terbatas ini dapat “menggerakkan situasi ke arah yang lebih baik” menuju kesepakatan yang lebih permanen. Namun, masih belum jelas apakah Israel dan Hamas akan menerima proposal dari Mesir tersebut.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan pada 24 Oktober yang menyampaikan terima kasih kepada Mesir atas kesiapannya untuk melanjutkan pembicaraan gencatan senjata. Namun, kantor Netanyahu belum memberikan komentar khusus mengenai proposal Sisi. Epoch Times telah menghubungi kantor Netanyahu untuk komentar tetapi belum menerima tanggapan pada saat publikasi.
Kantor Netanyahu mengonfirmasi bahwa kepala Mossad Israel berangkat ke ibu kota Qatar, Doha, akhir pekan lalu untuk memajukan inisiatif yang tidak diungkapkan. Pemerintah Qatar juga berperan penting sebagai perantara dalam pembicaraan gencatan senjata, bersama dengan Amerika Serikat.
Ketika ditanya tentang proposal Mesir dalam konferensi pers pada 28 Oktober, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan, “Saya tidak ingin membahas proposal spesifik dari podium ini. Saya rasa tidak membantu jika mengungkapkannya di depan umum.”
Kementerian Kesehatan Gaza, yang berada di bawah kendali politik Hamas di Jalur Gaza, menyatakan bahwa lebih dari 43.000 orang telah tewas di Gaza sejak konflik dimulai tahun lalu. Namun, jumlah korban ini tidak dapat diverifikasi secara independen pada saat ini, dan kementerian tersebut tidak membedakan antara kombatan dan non-kombatan.
Pemerintahan Biden telah mendesak Israel untuk memperluas dukungan kemanusiaan bagi warga sipil di Jalur Gaza dalam beberapa pekan terakhir.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengirim surat kepada pejabat Israel pada 13 Oktober yang mendesak pemerintah Israel untuk mengambil langkah-langkah khusus untuk memperbaiki kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza.
Surat tersebut memperingatkan bahwa kurangnya tindakan dari Israel dapat memengaruhi dukungan berkelanjutan AS untuk Israel dan memberikan Israel waktu 30 hari untuk melakukan perbaikan. Meskipun begitu, pemerintah AS belum merinci konsekuensi spesifik yang mungkin terjadi jika Israel tidak cukup memperbaiki kondisi di Gaza.
Blinken mengumumkan paket bantuan kemanusiaan AS senilai $135 juta untuk Gaza pekan lalu. (asr)
Reuters dan The Associated Press berkontribusi dalam artikel ini.