ETIndonesia. Pemerintah lokal pada Rabu (30/10/2024) menyatakan, hujan lebat yang melanda bagian timur Valencia, Spanyol, telah meruntuhkan jembatan dan bangunan, menyebabkan sedikitnya 95 orang tewas, dalam bencana banjir terburuk di Spanyol dalam 30 tahun terakhir.
Kantor berita Reuters melaporkan, menurut meteorolog, pada hari Selasa, beberapa daerah di Valencia dihantam curah hujan sepanjang tahun dalam waktu 8 jam, yang menyebabkan kecelakaan beruntun di jalan raya dan lahan pertanian terendam. Spanyol adalah eksportir jeruk terbesar di dunia, dengan produksi jeruk di wilayah Valencia mencapai dua pertiga dari total produksi nasional.
“Terjangan sebuah Sungai.”
Penduduk di area yang paling parah terdampak menggambarkan suasana banjir, dengan orang-orang memanjat ke atap mobil, aliran air berwarna cokelat yang deras melintasi jalan, mencabut pohon dari akarnya, dan merobek bongkahan besar batu dari bangunan.
“Terjangan sebuah sungai,” kata Denis Hlavaty kepada Reuters. Dia bekerja di stasiun pengisian bahan bakar di ibu kota Valencia dan saat ini menunggu penyelamatan di atas teras jendela. “Pintu terbuka lebar, saya menghabiskan malam itu di sana (di teras jendela), dikelilingi air setinggi 2 meter (6.5 kaki),” katanya.
Pada Selasa, lantai dasar pusat perbelanjaan terbesar di kota Valencia, Bonaire, dilanda banjir, dengan sekitar 600 orang terjebak. Di wilayah seperti Turis dan Utiel, curah hujan mencapai 200 milimeter.
Pada Rabu, Wali Kota Utiel, Ricardo Gabaldón, mengatakan, “Kemarin adalah hari paling tragis dalam hidup saya. Mobil dan tempat sampah berguling di jalan, banjir mencapai ketinggian 3 meter.”
Bagian timur Valencia mengalami banjir bandang hebat karena hujan lebat, sebuah kereta cepat yang membawa 276 penumpang tergelincir di dekat ibu kota wilayah Andalusia, Malaga, tanpa korban luka.
Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, berjanji akan membangun kembali infrastruktur yang hancur, dan dalam pidato televisinya dia menyatakan, “Untuk mereka yang masih mencari keluarga mereka, seluruh Spanyol berduka bersama Anda.”
Gambar yang diambil dari helikopter oleh petugas darurat menunjukkan di luar kota Valencia, di antara ladang yang terendam, jalan raya dengan jembatan yang ambruk, dan kendaraan yang menumpuk satu sama lain.
150.000 Pelanggan Kehilangan Listrik
Pejabat menyatakan, karena banjir, kereta menuju Madrid dan Barcelona dibatalkan, sekolah dan layanan dasar lainnya di daerah yang paling parah terdampak juga ditangguhkan. Iberdrola, salah satu perusahaan utilitas terbesar Eropa, melalui perusahaan listriknya i-DE, menyatakan bahwa sekitar 150.000 pelanggan di Valencia kehilangan listrik.
Departemen layanan darurat daerah mendesak warga untuk menghindari semua perjalanan darat dan mengikuti petunjuk lebih lanjut dari otoritas setempat, serta mengerahkan unit militer yang khusus menangani operasi penyelamatan untuk membantu personel darurat lokal.
Di beberapa bagian Valencia, seperti di kota-kota Turis, Chiva, atau Bunol, curah hujan melebihi 400 milimeter (15 inci). Badan Meteorologi Nasional AEMET mengeluarkan peringatan merah pada hari Selasa.
Pada hari Rabu, saat hujan mereda, tingkat peringatan diturunkan menjadi kuning. Banjir juga terjadi di wilayah lain di Spanyol, termasuk wilayah Andalusia selatan. Para peramal cuaca memperingatkan bahwa dengan bergeraknya badai ke arah timur laut, cuaca buruk lebih lanjut akan terjadi.
Departemen Meteorologi Catalonia mengeluarkan peringatan merah untuk area di sekitar Barcelona, mengingatkan akan angin kencang dan hujan es; AEMET menempatkan kota Jerez di Andalusia dalam keadaan siaga merah. “Banjir telah menghanyutkan banyak anjing, kuda, dan menghanyutkan segalanya,” kata Antonio Carmona, seorang pekerja konstruksi di wilayah selatan Alora, kepada Reuters.
Banjir terburuk sejak tahun 1996
Banjir yang disebabkan oleh hujan deras ini telah menewaskan lebih banyak orang di Eropa sejak banjir di Jerman pada tahun 2021, yang menewaskan setidaknya 185 orang. Ini juga merupakan bencana banjir terburuk di Spanyol sejak tahun 1996, ketika sebuah kota kecil di dekat pegunungan Pyrenees kehilangan 87 orang.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di platform X mengatakan bahwa Eropa siap memberikan bantuan. “Apa yang kami lihat di Spanyol sangat menghancurkan,” katanya.
Salah satu organisasi petani terbesar di Spanyol, ASAJA, mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka mengantisipasi kerusakan parah pada tanaman. Menurut Observatorium Kompleksitas Ekonomi Alora, Spanyol adalah eksportir jeruk segar dan kering terbesar di dunia, dan menurut data dari Lembaga Penelitian Pertanian Valencia, Valencia menyumbang sekitar 60% dari produksi jeruk di Spanyol.
Para ilmuwan mengatakan, karena perubahan iklim, peristiwa cuaca ekstrem di Eropa semakin sering terjadi. Menurut meteorolog, pemanasan Laut Tengah yang menyebabkan peningkatan evaporasi air adalah faktor kunci yang membuat hujan lebat semakin parah.
“Jenis peristiwa ini biasanya terjadi beberapa dekade sekali, tapi sekarang semakin sering dan lebih merusak,” kata Ernesto Rodriguez Camino, seorang meteorolog senior dan anggota Asosiasi Meteorologi Spanyol. (Jhon)
Sumber : NTDTV.com