Dunia di Ujung Konflik: Ketegangan Asia Timur Memanas, Uni Eropa Siaga Perang, dan Ancaman Rudal Korea Utara!

EtIndonesia. Dunia menyaksikan ketegangan yang meningkat di Asia Timur dan sekitarnya setelah Korea Utara kembali meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) pada tanggal 31 Oktober 2024. Peluncuran ini dilaporkan mencapai perairan dekat pantai timur Jepang dan Korea Selatan, memicu kecaman internasional. 

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, menyatakan bahwa serangan nuklir Korea Utara terhadap AS atau sekutu-sekutunya tidak akan ditoleransi dan dapat mengancam kelangsungan rezim Kim Jong-un. Di tengah situasi yang kian tegang ini, Uni Eropa juga mengimbau warganya untuk mempersiapkan kebutuhan darurat selama tiga hari sebagai langkah antisipasi terhadap potensi konflik dengan Rusia.

Tanggapan Militer Korea Selatan dan Jepang

Menurut Yonhap News Agency, militer Korea Selatan mengecam peluncuran rudal tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB. Langkah tersebut menandakan bahwa AS dan Korea Selatan akan melanjutkan latihan militer bersama dalam waktu dekat. Militer Korea Selatan juga meningkatkan kesiagaan, mengantisipasi eskalasi dari Korea Utara.

Kementerian Pertahanan Jepang melaporkan bahwa rudal tersebut terbang selama sekitar 86 menit, mencatat rekor penerbangan terlama yang pernah dilakukan oleh Korea Utara. Jepang, melalui Menteri Pertahanan Gen Nakatani, mengutuk tindakan ini sebagai ancaman terhadap stabilitas internasional. Tokyo menyatakan komitmennya untuk bekerja sama erat dengan AS dan Korea Selatan dalam pengumpulan intelijen dan pemantauan situasi secara berkelanjutan.

Ambisi Kim Jong-un dalam Pengembangan Nuklir

Peluncuran terbaru ini mengingatkan dunia pada uji coba ICBM yang dilakukan Korea Utara pada Desember tahun lalu. Senjata tersebut memiliki jangkauan 15.000 km, mampu mencapai wilayah AS. Media Korea Utara, KCNA, mengutip pernyataan Kim Jong-un bahwa negaranya akan terus memperkuat kemampuan serangan strategis dan mempertahankan kekuatan nuklirnya. Pernyataan ini menegaskan ambisi Korea Utara dalam meningkatkan kekuatan pertahanannya, meskipun mendapat kecaman dari komunitas internasional.

Komitmen Pertahanan AS-Korea Selatan

Pada tanggal 30 Oktober 2024, dalam pertemuan bersama Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong Hyeon, Meneteri Pertahanan AS, Lloyd Austin menyatakan bahwa AS berkomitmen penuh terhadap pertahanan Korea Selatan, termasuk dalam memperkuat kerja sama militer dan latihan militer skala besar. Austin menegaskan bahwa perlindungan ini adalah prioritas yang tidak akan berubah. Menurut laporan Reuters, ancaman regional juga semakin kompleks setelah Ukraina mengungkapkan bahwa ribuan tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia, termasuk tiga jenderal yang disebut-sebut turut mendukung operasi militer di medan perang.

Keterlibatan Tentara Korea Utara di Rusia

Sebuah video yang viral memperlihatkan seorang tentara Korea Utara yang mengaku satu-satunya yang selamat di medan perang Kursk. Dia menyatakan bahwa awalnya terdapat 40 tentara Korea Utara, tetapi hanya dirinya yang selamat setelah gagal bersembunyi saat melihat drone di medan perang pada tanggal 25 Oktober 2024. 

Menurut Axios, jika perang pecah antara Korea Utara dan Korea Selatan, Korea Utara bisa menghadapi kehancuran total. Tentara yang selamat tersebut mengimbau rekan-rekannya agar tidak terlibat dalam konflik yang tidak menguntungkan mereka.

Pembelotan dan Pandangan Mantan Duta Besar Korea Utara

Tae Yong-ho, mantan Duta Besar Korea Utara untuk Inggris yang kini menetap di Korea Selatan, mengungkapkan keterkejutannya atas keputusan Kim Jong-un untuk mengirim tentara ke Rusia. Menurutnya, Kim Jong-un berusaha memperoleh mata uang asing serta teknologi militer dari Rusia. Dia memperkirakan bahwa jika intervensi ini berhasil, Kim Jong-un dapat mengklaim bahwa Korea Utara memiliki kekuatan untuk memengaruhi tatanan dunia.

Uni Eropa Mengimbau Warganya untuk Bersiap Menghadapi Konflik

Penasihat khusus Ketua Komisi Uni Eropa mengeluarkan imbauan kepada warga Eropa agar siap menghadapi potensi konflik dengan Rusia. Warga dianjurkan menyediakan bahan makanan, air, obat-obatan, senter, dan radio bertenaga baterai yang cukup untuk tiga hari. Uni Eropa menekankan pentingnya setiap rumah tangga memiliki kesiapan minimal 72 jam dalam keadaan darurat sebagai langkah antisipasi jika terjadi peningkatan konflik di wilayah tersebut.

Taiwan Bersiap Hadapi Tekanan dari Tiongkok

Pada tanggal 30 Oktober 2024, Partai Progresif Demokratik Taiwan memperingatkan bahwa Tiongkok berupaya melemahkan Pemerintah Taiwan dalam dua tahun mendatang dan menggulingkan partai itu dalam empat tahun. Taiwan kini meningkatkan pertahanan dari ancaman infiltrasi oleh Tiongkok, bahkan jika perlu melalui revisi undang-undang. Kementerian Urusan Tiongkok Taiwan mengecam langkah Tiongkok, menyebutnya sebagai upaya pemaksaan politik terhadap Taiwan.

Sementara itu, Menteri Pertahanan AS dan Korea Selatan dalam pernyataan bersama menegaskan komitmen untuk menjaga perdamaian di Selat Taiwan, sementara Departemen Luar Negeri Taiwan menyampaikan apresiasi atas dukungan dari AS dan Korea Selatan.

Ekonomi Tiongkok Menghadapi Tekanan Politik

Di bidang ekonomi, pemerintah Xi Jinping berupaya mendorong stabilitas ekonomi nasional. Nikkei melaporkan bahwa pasar saham Tiongkok mengalami peningkatan tajam pada akhir September, didorong oleh tekanan politik yang meminta sektor keuangan menumbuhkan optimisme di kalangan investor. Langkah ini dinilai sebagai bagian dari upaya Pemerintah Tiongkok untuk menunjukkan kesetiaan kepada Xi Jinping di tengah situasi ekonomi global yang penuh tantangan.

Langkah Rusia dan Sikap Tegas Google

Alphabet, induk perusahaan Google, memutuskan untuk memblokir media milik Pemerintah Rusia dari platform mereka. Sebagai respons, Rusia menjatuhkan denda besar terhadap perusahaan tersebut. Langkah ini menambah ketegangan di dunia digital antara Rusia dan perusahaan teknologi barat.

Kabar dari Dunia Olahraga: Yao Ming Mengundurkan Diri

Di tengah gejolak politik dan ekonomi, kabar mengejutkan datang dari dunia olahraga. Mantan pemain NBA dan legenda basket Tiongkok, Yao Ming, resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Asosiasi Bola Basket Tiongkok pada tanggal 30 Oktober 2024. Yao menyatakan bahwa keputusan ini diambil setelah pertimbangan yang matang, namun belum memberikan alasan mendetail terkait pengunduran dirinya.

Kesimpulan

Dalam satu hari, berbagai perkembangan besar terjadi di Asia Timur dan Eropa, mulai dari ancaman militer, ketegangan diplomatik, hingga kebijakan ekonomi yang penuh tekanan. Situasi ini memperlihatkan ketidakpastian global yang semakin besar, dengan negara-negara besar berupaya menjaga stabilitas dan keamanan nasional mereka di tengah krisis yang semakin kompleks.