ETIndonesia. Pada Rabu (30/10/2024), Menteri Pertahanan AS dan Korea Selatan mengadakan pertemuan, sementara kedua angkatan bersenjata melakukan latihan peluru tajam bersama untuk merespons ancaman keamanan dari Korea Utara dan Rusia.
Pada hari yang sama, pasukan angkatan darat dan unit aviasi dari AS dan Korea Selatan melakukan latihan langsung bersama, di mana helikopter Apache AH-64E dari AS berpartisipasi bersama dengan skuadron penerbangan 901 dari Korea.
Di tengah situasi tegang di Semenanjung Korea dan pengiriman pasukan Korea Utara untuk membantu Rusia, militer AS dan Korea sengaja menunjukkan postur pertahanan yang kuat.
Pada hari yang sama, pejabat Korea Selatan menyatakan bahwa sedikitnya 11.000 tentara Korea Utara sedang dilatih di Rusia, dengan 3.000 di antaranya telah dipindahkan ke dekat perbatasan Ukraina. Selain itu, beberapa tentara telah ditempatkan di wilayah Kursk, yang sejak Agustus telah dikuasai oleh Ukraina dan mencakup ratusan kilometer persegi wilayah.
Pentagon sedang memantau dengan cermat gerakan Korea-Rusia dan juga menyatakan kekhawatiran mereka.
Juru bicara Pentagon, Mayjen Patrick S. Ryder menyatakan, “Kami masih khawatir Rusia berencana menggunakan tentara ini untuk operasi tempur atau mendukung serangan terhadap pasukan Ukraina di Kursk.”
Para pemimpin Korea dan Barat khawatir, partisipasi Korea Utara dapat memperpanjang agresi Rusia terhadap Ukraina, dan sebagai imbalan, Rusia mungkin menyediakan teknologi kepada Korea Utara, yang akan meningkatkan ancaman nuklir dan rudal Korea.
Anggota parlemen Korea Selatan, Lee Sung-kwon menyatakan, “Korea Utara telah menempatkan peluncur di lokasi tertentu dan mungkin akan meluncurkan rudal balistik antarbenua untuk menguji teknologi re-entry kepala rudal sekitar pemilihan presiden AS November.”
Anggota parlemen Korea, Park Seon-won menambahkan, “Tidak menutup kemungkinan Korea Utara akan melakukan uji coba nuklir ketujuh.”
Analisis juga menyebutkan bahwa Rusia menjadi ancaman bagi Korea Selatan. Kepala divisi strategi global Institut Pertahanan Korea, Doo Jin-Ho, menyatakan, “Jika terjadi situasi darurat di Semenanjung Korea, tentara Rusia mungkin akan ikut campur (mendukung Korea Utara), yang bisa menjadi ancaman bagi Korea Selatan.”
Pada Rabu pekan lalu, Menteri Pertahanan AS Austin mengundang Menhan Korea Kim Yong-hyun ke Pentagon untuk membahas strategi terkait pengiriman tentara Korea Utara ke Rusia. (Jhon)
Sumber : NTDTV.com