Video Diduga Memperlihatkan Satu-satunya Tentara Korut yang Selamat Mengungkap Kebrutalan Perang Rusia-Ukraina

EtIndonesia. Amerika Serikat baru-baru ini mengonfirmasi bahwa Korea Utara telah mengirim tentara untuk mendukung Rusia. Beredar kabar bahwa para tentara Korut telah dikerahkan ke garis depan di Kursk, Rusia, namun unit pertama yang terjun dalam pertempuran dengan pasukan Ukraina “habis tak tersisa”, hanya tersisa satu orang yang selamat.

Pada 31 Oktober, video yang diduga memperlihatkan tentara Korut yang selamat ini muncul, menunjukkan dirinya dalam kondisi penuh perban di ranjang rumah sakit, mengisahkan kebrutalan di medan perang.

Menurut laporan The Korea Times, Jonas Ohman, kepala organisasi non-pemerintah asal Lituania, Blue/Yellow, yang mendukung Ukraina, mengungkapkan pada 28 Oktober bahwa pertempuran antara tentara Ukraina dan Korut pecah di wilayah Kursk, Rusia, pada 25 Oktober, dengan hampir semua tentara Korut tewas dan hanya satu yang selamat.

Sumber mengungkapkan bahwa Korea Utara telah mengirim gelombang pertama pasukan untuk mendukung Rusia ke garis depan, namun pertempuran yang dihadapi sangat sengit, hanya menyisakan satu orang yang selamat. 

Dalam video yang diunggah oleh kanal pendukung Ukraina di Telegram “ExileNova” pada 31 Oktober, tampak seorang tentara yang kepalanya dibalut perban yang penuh darah. Diduga, dia adalah satu-satunya tentara Korut yang selamat dalam Pertempuran Kursk.

Dalam video itu, tentara tersebut, dengan aksen Korea Utara, menyatakan dirinya sebagai satu-satunya yang selamat. Dia mengeluhkan militer Rusia berbohong kepada mereka, mengatakan mereka tidak akan dikirim ke garis depan, namun kenyataannya mereka dikerahkan ke perbatasan Kursk dan diperintahkan menyerang tanpa adanya pengintaian medan terlebih dahulu.

Tentara itu mengungkapkan bahwa unitnya diserang habis-habisan oleh tentara Ukraina, dengan 40 rekannya tewas. Dia selamat dengan bersembunyi di bawah tumpukan jasad rekannya. “Teman-teman seperjuanganku dijadikan umpan, semuanya gugur,” katanya dengan putus asa.

Lebih lanjut, tentara tersebut mengungkapkan bahwa tentara Ukraina dilengkapi senjata canggih, sementara senjata Rusia mengalami kerusakan parah. Malangnya, tentara Korut hanya dijadikan sebagai “umpan meriam”.

Namun, keaslian video ini belum dapat dikonfirmasi.

Jonas Ohman, dari Blue/Yellow, menyatakan bahwa tentara Korut yang selamat itu memegang dokumen identitas yang menyatakan dia sebagai warga Buryat, yang merupakan kelompok etnis Mongol di Republik Buryatia, Rusia. Sebelumnya, ada laporan bahwa Rusia mungkin menerbitkan identitas wilayah ini untuk tentara Korut, agar mereka bisa menyamar sebagai warga Rusia dalam pertempuran.

Selain itu, Ohman mengungkapkan bahwa jumlah pasukan Korut yang dikirim ke Rusia kemungkinan mencapai 88.000 orang, dengan empat pangkalan militer yang dibangun di Rusia untuk menampung mereka. Tentara ini dikirim ke zona perang menggunakan transportasi laut dan udara.

AS: Sejumlah Pasukan Korut Ditempatkan di Wilayah Kursk Rusia

Pada 29 Oktober, Departemen Pertahanan AS menyatakan bahwa “sejumlah kecil” pasukan Korea Utara telah ditempatkan di Kursk, Rusia, yang berbatasan dengan Ukraina. AS khawatir bahwa pasukan Korut ini kemungkinan akan dikerahkan untuk melawan pasukan Ukraina di Kyiv.

Menurut laporan AFP, ini adalah pertama kalinya AS mengonfirmasi keberadaan pasukan Korut di Kursk. Tentara Ukraina telah melancarkan serangan darat di wilayah ini sejak Agustus, menguasai ratusan kilometer persegi wilayah Rusia. Namun, menurut lembaga penelitian militer AS, Rusia saat ini telah berhasil merebut kembali setengah wilayah Kursk.

Juru bicara Pentagon, Patrick Ryder, mengonfirmasi bahwa ada tanda-tanda sejumlah kecil pasukan Korut memang telah dikerahkan di Kursk, dan ribuan lainnya diperkirakan akan tiba.

“Kami khawatir mereka benar-benar berniat mengirim pasukan ini untuk melawan tentara Ukraina, atau setidaknya mendukung operasi militer Rusia di Kursk,” kata Ryder, seraya menambahkan bahwa cara konkret penggunaan pasukan ini masih perlu dilihat lebih lanjut.

Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, juga menyatakan bahwa pasukan Korea Utara telah ditempatkan di wilayah Kursk.

Washington mengonfirmasi bahwa saat ini terdapat sekitar 10.000 tentara Korea Utara di Rusia. Para ahli menduga Korea Utara mungkin berharap mendapatkan imbalan berupa teknologi militer dari Rusia, seperti satelit pengintai atau kapal selam, serta jaminan keamanan dari Moskow atas bantuan mereka ini.

Baru-baru ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membantah klaim bahwa tentara Korut sudah bertempur di medan perang. Menurutnya, tentara Korut saat ini masih menjalani pelatihan di Kursk. (jhn/yn)