Israel Memberitahu PBB, Mengakhiri Kerja Sama dengan Badan Bantuan Timur Dekat (UNRWA)

EtIndonesia. Pada Senin (4/11), Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa mereka telah secara resmi memberitahu PBB bahwa Israel menghentikan kerja sama dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA). Perjanjian yang telah mempertahankan hubungan Israel dengan organisasi ini sejak 1967 telah dibatalkan.

Bulan lalu, Parlemen Israel meloloskan undang-undang yang melarang UNRWA beroperasi di Israel dan menghentikan semua hubungan resmi Israel dengan organisasi tersebut.

UNRWA adalah badan utama PBB yang menyediakan bantuan kemanusiaan dan layanan pendidikan kepada jutaan orang Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki. Organisasi ini didirikan setelah perang 1948 yang meletus ketika Israel berdiri.

Israel sejak lama mengkritik organisasi ini dengan menuduhnya memiliki sikap anti-Israel. Mereka menyatakan bahwa organisasi tersebut mempertahankan status pengungsi bagi orang Palestina sehingga memperpanjang konflik antara Israel dan Palestina.

Sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas tahun lalu, Israel menuduh bahwa UNRWA telah disusupi oleh kelompok militan Islam Hamas, dan beberapa stafnya terlibat dalam serangan teror Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu.

Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, dalam sebuah pernyataan menyebutkan bahwa meskipun “kami telah menyerahkan banyak bukti kepada PBB tentang bagaimana Hamas menyusup ke UNRWA, namun PBB tetap tidak mengambil tindakan apa pun untuk mengatasi masalah ini.”

Meskipun undang-undang tersebut tidak mencakup operasional UNRWA di wilayah Palestina atau daerah lainnya, PBB dan beberapa sekutu Barat Israel khawatir bahwa undang-undang ini dapat memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza.

Menurut hukum internasional, undang-undang ini tidak secara langsung melarang operasi UNRWA di Tepi Barat dan Gaza, karena kedua wilayah ini diduduki oleh Israel namun tidak dianggap sebagai wilayah Israel.

Namun, undang-undang tersebut diperkirakan akan secara signifikan memengaruhi kemampuan UNRWA untuk bekerja di wilayah ini, yang menimbulkan kekhawatiran di antara organisasi dan banyak mitra kerja UNRWA di Israel.

Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa kegiatan bantuan dari organisasi internasional lainnya akan ditingkatkan. Israel “sedang bersiap untuk mengakhiri hubungan dengan UNRWA dan memfasilitasi alternatif lain.”

Latar Belakang Peristiwa

Pada 5 Agustus 2024, PBB mengumumkan di situs resminya bahwa sembilan staf UNRWA akan dipecat setelah adanya bukti bahwa mereka mungkin terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Pada 7 Oktober tahun lalu, militan Hamas melakukan serangan teroris di wilayah selatan Israel, yang memicu perang antara Israel dan Hamas.

Menurut data pemerintah Israel, “serangan teroris 7 Oktober” menewaskan lebih dari 1.200 orang dan lebih dari 250 orang disandera oleh Hamas. Diperkirakan, sekitar 100 sandera masih ditahan di Gaza, di mana sepertiga dari mereka kemungkinan telah meninggal dunia.(jhn/yn)