Pasukan Pertahanan Israel menyebut pria tersebut sebagai Ali Soleiman al-Assi, seorang warga Suriah dari wilayah Saida di bagian selatan negara itu
ETIndonesia. Israel menggelar operasi darat di Suriah dan menahan seorang individu yang dinyatakan bekerja sebagai operatif Iran yang mengumpulkan intelijen tentang pasukan Israel di daerah perbatasan, kata militer negara Yahudi itu pada 3 November.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyebut pria yang mereka tangkap tersebut sebagai Ali Soleiman al-Assi, seorang warga Suriah dari wilayah Saida di selatan negara itu.
IDF menyatakan bahwa penangkapan tersebut adalah bagian dari operasi khusus “yang berlangsung dalam beberapa bulan terakhir,” namun tidak merinci kapan tepatnya operasi itu dilakukan.
“Operasi Pasukan Pertahanan Israel untuk menahan al-Assi mencegah serangan di masa depan dan mengungkapkan metode operasional jaringan teror Iran yang berada di dekat Dataran Tinggi Golan,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Setelah beberapa bulan pengawasan, al-Assi dibawa ke Israel untuk penyelidikan, menurut pernyataan tersebut. Rekaman penggerebekan dari kamera tubuh yang dirilis oleh IDF menunjukkan tentara Isrek menangkap seorang pria dengan kaos putih di dalam sebuah bangunan.
Israel telah melakukan serangan udara di Suriah beberapa kali sepanjang tahun lalu, menargetkan anggota Hizbullah dari Lebanon dan pejabat dari Iran, sekutu dekat Hizbullah dan Suriah. Namun, ini adalah pertama kalinya dalam konflik saat ini bahwa negara Yahudi itu mengungkapkan bahwa pasukannya telah beroperasi di darat di Suriah.
Damaskus belum mengonfirmasi penyusupan tersebut, namun stasiun radio pro-Assad, Sham FM, melaporkan pada 3 November bahwa Israel telah melakukan “operasi penculikan” di Suriah selatan selama musim panas.
Israel telah melakukan ratusan serangan terhadap sasaran di wilayah yang dikontrol pemerintah di Suriah dalam beberapa tahun terakhir, sering kali menargetkan pasukan Suriah atau kelompok yang didukung Iran.
Bulan lalu, Israel melancarkan serangan udara di Suriah bagian barat, menurut kementerian pertahanan di Damaskus, yang menyebutkan bahwa serangan tersebut menghantam situs militer di Hama dan pabrik perakitan mobil di Hassia.
Pada September, serangan Israel menghantam beberapa daerah di Suriah tengah, merusak jalan raya di Provinsi Hama dan menyebabkan kebakaran, lapor kantor berita negara Suriah, SANA, saat itu. Empat belas orang tewas, dan lebih dari 40 lainnya terluka, menurut SANA.
Israel menyatakan akan menghentikan penguatan Iran di Suriah, terutama karena negara tersebut menjadi jalur utama yang digunakan Iran untuk mengirim senjata ke Hizbullah di Lebanon. Hizbullah terlibat bentrok dengan pasukan Israel selama 11 bulan terakhir dengan latar belakang perang Israel–Hamas di Gaza. Israel mengatakan kampanyenya di Lebanon bertujuan untuk menjauhkan Hizbullah dari perbatasan dan mengakhiri lebih dari setahun serangan kelompok itu ke Israel utara.
Saat mengunjungi perbatasan dengan Lebanon pada 3 November, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan fokusnya adalah mencoba mencegah Hizbullah dari mempersenjatai kembali melalui “jalur oksigen” senjata Iran yang dikirim ke Lebanon melalui Suriah. Serangan Israel di Lebanon telah menewaskan lebih dari 2.500 orang sepanjang tahun lalu, menurut Beirut, sementara di Israel, 69 orang tewas oleh roket Hizbullah.
Pasukan Israel melanjutkan serangan mereka di Gaza utara, di mana militer menyatakan bahwa mereka bertempur melawan militan Hamas yang berkumpul kembali di sana. Ekspansi operasi darat ke Suriah berarti bahwa pasukan Israel kini beroperasi di tiga negara berdaulat lainnya—Lebanon, Iran, dan Suriah—serta di wilayah Palestina di Gaza.
Associated Press dan Reuters berkontribusi pada laporan ini.
Sumber : The Epoch Times