Trump memenangkan negara bagian penting dengan Republik merebut kembali kendali Senat
ETIndonesia—Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dinyatakan sebagai pemenang pemilu presiden 2024, menurut proyeksi Associated Press dengan meraih 277 suara Electoral College. Presiden terpilih tersebut memenangkan suara elektoral negara bagian penting seperti Pennsylvania, Georgia, North Carolina, dan Wisconsin, sementara memimpin dengan nyaman di Michigan dan Nevada.
Pemilihan presiden di Amerika Serikat ditentukan berdasarkan suara Electoral College dari berbagai negara bagian. Seluruh negara bagian jika ditotalkan memiliki 538 suara Electoral College. Untuk keluar sebagai pemenang Presiden, maka suara mayoritas yang diperoleh mencapai 270 suara Electoral College.
Saat Trump naik ke panggung di Palm Beach County Convention Center pada Rabu 6 November 2024 dini hari, Partai Republik telah berhasil merebut Senat AS dengan kemenangan di Ohio dan West Virginia. Memperkuat mandatnya sebagai Presiden AS ke 47, mantan presiden tersebut juga berada di jalur untuk memenangkan suara populer nasional.
“Tuhan menyelamatkan hidup saya karena suatu alasan,” kata Trump, merujuk pada upaya pembunuhan terhadapnya.
“Ini adalah gerakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan saya yakin ini adalah gerakan politik terbesar sepanjang masa. Tidak pernah ada hal seperti ini di negara ini,” tambahnya.
“Kami akan membantu negara kita pulih. Negara kita membutuhkan bantuan, dan sangat membutuhkan bantuan. Kami akan memperbaiki perbatasan kita. Kami akan memperbaiki segala hal tentang negara kita,” katanya.
Pada malam yang sama, saat para pendukung Trump berkumpul di Florida, Cedric Richmond, salah satu ketua kampanye Harris–Walz, tampil di Washington, D.C., untuk memberitahukan kepada hadirin bahwa wakil presiden tidak akan berbicara malam itu.
“Kami masih memiliki suara yang harus dihitung. Kami masih memiliki negara bagian yang belum selesai dihitung,” kata Richmond.
“Kami ingin berjuang untuk memastikan setiap suara dihitung, sehingga Anda tidak akan mendengar dari wakil presiden malam ini.”
Polling dari Edison Research menunjukkan Trump membuat kemajuan signifikan dengan pemilih Amerika Latin dan pemilih muda.
Tim transisi Trump bersiap untuk mengambil alih Gedung Putih, dan rakyat Amerika dapat mengharapkan perubahan besar dalam kebijakan luar negeri, kebijakan pajak, dan imigrasi ilegal.
Trump berjanji akan mengakhiri perang di Ukraina sebelum Hari Pelantikan dan meluncurkan operasi deportasi imigran ilegal terbesar dalam sejarah AS. Sebagai presiden, Trump memiliki kekuasaan untuk mewujudkan hal tersebut tanpa bantuan Kongres. Demikian pula, aturan emisi knalpot yang mana bagi Partai Republik disebut sebagai mandat mobil listrik secara de facto juga akan digulirkan kembali.
Presiden terpilih akan bekerja sama dengan Kongres untuk mewujudkan janji lainnya, termasuk menghapus pajak atas tip, upah lembur, dan pendapatan Jaminan Sosial serta memperluas kredit pajak anak. Proposal pajaknya juga mencakup pengurangan pajak perusahaan dari 21 persen menjadi 15 persen, mempertahankan pajak individu yang lebih rendah, dan memperluas kredit pajak anak sebesar $2.000 secara permanen.
Dalam kampanyenya, Trump mengusulkan untuk menghapus pajak sepenuhnya dan mendanai pemerintah melalui tarif barang impor. Dia menargetkan Tiongkok dengan tarif impor 60 persen dan, sehari sebelum pemilu, mengatakan bahwa dia akan mengancam Meksiko dengan tarif 25 persen agar mendapatkan bantuan dari tetangga selatan itu untuk menghentikan arus imigran ilegal.
Presiden terpilih berencana menangani inflasi dengan meningkatkan produksi energi Amerika, mengurangi pengeluaran pemerintah yang tidak efisien, dan mencegah imigrasi ilegal. Trump juga berjanji keluar lagi dari Perjanjian Paris tentang aksi iklim, meningkatkan pengeboran minyak di lahan publik, dan menawarkan insentif pajak bagi produsen minyak, gas, dan batu bara.
Trump juga membahas inisiatif reformasi pemerintahan yang komprehensif, bekerja sama dengan Robert F. Kennedy Jr. untuk meningkatkan kesehatan rakyat Amerika dan dengan miliarder Elon Musk untuk mengurangi pemborosan pemerintah.
Kemenangan Trump menjadikannya presiden kedua dalam sejarah Amerika yang berhasil merebut kembali kursi kepresidenan setelah kalah dalam pemilu sebelumnya. Grover Cleveland adalah presiden pertama yang memenangkan masa jabatan kedua non-berturut pada 1892 setelah kalah pada 1888.
Kisah comeback presiden terpilih ini mungkin yang paling luar biasa. Pada hari-hari terakhir masa jabatannya dan setelah meninggalkan Gedung Putih pada 2021, Trump dilarang oleh beberapa platform media sosial, mengalami pemakzulan kedua dari Kamar parlemen, rumahnya digeledah oleh agen federal, menghadapi berbagai dakwaan di tingkat negara bagian dan federal, serta menjalani sidang dengan foto dirinya diambil di penjara Georgia.
Namun, meski menghadapi serangkaian masalah, ia berhasil menjalankan kampanye yang disiplin, menguasai Komite Nasional Partai Republik, memecahkan rekor penggalangan dana Partai Republik, dan meraih dukungan dari bagian pemilih yang sebelumnya cenderung mendukung Demokrat.
Polling menunjukkan persaingan yang ketat menjelang Hari Pemilu. Di minggu-minggu terakhir kampanye presiden, Trump unggul atas Harris di beberapa negara bagian penting.
Sementara Trump diperkirakan akan dengan mudah memenangkan negara bagian Sabuk Matahari—Georgia, North Carolina, dan Arizona—peluangnya dianggap lebih rendah di negara bagian “tembok biru” Wisconsin, Michigan, dan Pennsylvania. Trump juga mengalami peningkatan dukungan di Nevada sejak 2016, dan negara bagian tersebut masih bisa diperebutkan berdasarkan rata-rata polling pada 5 November.
Polling menunjukkan Harris memiliki dukungan kuat dari perempuan pinggiran kota dan pemilih dengan gelar sarjana. Sementara itu, Trump memiliki keunggulan signifikan di wilayah pedesaan serta di antara pria kulit putih tanpa pendidikan perguruan tinggi. Kandidat Republik itu juga meraih dukungan di kalangan pemilih muda serta pria kulit hitam dan Latin.
Di akhir kampanye, Harris lebih unggul dari pendanaan dibandingkan Trump, dengan mengumpulkan dana hampir tiga banding satu pada September dan dua minggu pertama Oktober.
Presiden Joe Biden dan Harris mengumpulkan $1 miliar melalui komite kampanye utama yang kini dikenal sebagai Harris for President, menurut catatan Komisi Pemilihan Federal (FEC) AS. Angka tersebut mencakup semua donasi untuk komite antara 1 Januari 2023 hingga 16 Oktober 2024.
Sementara itu, komite kampanye utama Trump, Donald J. Trump for President 2024 Inc., hanya mengumpulkan sekitar $ 388 juta dalam periode yang sama, menurut data FEC. Trump bergantung pada dukungan keuangan dari berbagai super PAC.
Menurut penelitian yang diterbitkan oleh firma pelacak iklan politik AdImpact pada 4 November, sekitar $1,6 miliar secara keseluruhan dihabiskan untuk upaya pemilihan kandidat Demokrat. Sebagian besar jumlah tersebut, sekitar $1,3 miliar, digunakan untuk mendukung Harris. Pengeluaran iklan untuk mendukung Trump mencapai total $932,5 juta.
Jalan Trump Menuju Nominasi Calon Presiden
Lebih dari belasan tokoh Partai Republik menantang Trump untuk nominasi partai Republik.
Untuk memenangkan nominasi Partai Republik 2024, Trump mengalahkan lebih dari selusin pesaing yang terkenal—dan dia melakukannya tanpa berpartisipasi dalam empat debat presiden Partai Republik.
Trump mendeklarasikan pencalonannya pada November 2022. Beberapa penantang bersaing di awal 2023. Namun, pada musim gugur tahun lalu, jumlah kandidat mulai menyusut. Pada Oktober, mantan wakil presiden Trump, Mike Pence, mengundurkan diri dari pesaingan. Senator Tim Scott (R-S.C.) mundur sebulan berikutnya.
Trump memenangkan kaukus Iowa dengan kemenangan telak pada 15 Januari 2024, hampir 30 poin persentase di depan pesaing terdekatnya, Gubernur Florida Ron DeSantis. Pengusaha bioteknologi dari Ohio, Vivek Ramaswamy, keluar segera setelah kontes di Iowa. DeSantis keluar dari perlombaan beberapa hari kemudian.
Mantan duta besar Trump untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Nikki Haley, yang juga mantan gubernur Carolina Selatan, bertahan hingga Maret.
Pada 2016, Trump juga mengalahkan lebih dari selusin calon presiden Partai Republik. Sebagai presiden petahana, dia tidak memiliki lawan pada tahun 2020. (asr)
Sumber : The Epoch Times