Surabaya – Kantor Perwakilan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) II berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Timur, Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Timur, dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Jawa Timur, menyelenggarakan acara Temu Media bertema “Sinergi Berkesinambungan untuk Menjaga Stabilitas dalam Menghadapi Tantangan Global Tahun 2025.” Pertemuan ini menjadi wadah diskusi dan pembaruan informasi seputar kondisi ekonomi Jawa Timur serta tantangan yang dihadapi dalam mempertahankan stabilitas ekonomi tahun depan.
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur yang Stabil Meski Mengalami Perlambatan
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, M. Noor Nugroho, dalam paparannya menyatakan “Ekonomi Jawa Timur tetap menunjukkan ketahanan di tengah tekanan global yang meningkat. Pada Triwulan III 2024, ekonomi Jawa Timur tercatat tumbuh sebesar 4,91% (year-on-year), sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,98%. Menurut Noor, perlambatan ini terutama disebabkan oleh moderasi net ekspor, yang terpengaruh oleh kenaikan impor bahan baku seperti besi dan baja.”
“Perekonomian Jawa Timur tetap kuat dan stabil di tengah ketidakpastian global. Kolaborasi antar lembaga keuangan sangat penting untuk menghadapi tekanan dan menjaga pertumbuhan ini,” ujar Noor Nugroho.
Tantangan dari Sisi Penawaran dan Harga
Dari sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan Jawa Timur di Triwulan III 2024 juga dipengaruhi oleh kinerja beberapa sektor, terutama Lapangan Usaha (LU) Pertanian. Setelah panen raya padi di Triwulan II, sektor pertanian mengalami normalisasi, diikuti penurunan produksi komoditas seperti cabai rawit. Selain itu, LU Konstruksi juga menunjukkan penurunan pasca akselerasi di awal tahun 2024. Di sektor akomodasi dan makanan-minuman, permintaan masyarakat mengalami moderasi setelah tingginya konsumsi pada musim Idul Fitri dan Idul Adha.
Dari sisi harga, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Jawa Timur pada Oktober 2024 mengalami kenaikan 0,15% (month-to-month), lebih tinggi dibandingkan Triwulan III yang mencatat deflasi sebesar 0,12%. Secara tahunan, inflasi Jawa Timur tetap terjaga pada level 1,66% (year-on-year), dalam batas sasaran inflasi nasional. Noor menjelaskan bahwa keberhasilan menjaga inflasi ini didukung oleh implementasi program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang masif, dengan sinergi antara Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Sinergi dan Kolaborasi untuk Stabilitas Ekonomi
Acara Temu Media ini menjadi langkah penting untuk memperkuat sinergi lintas lembaga dalam menjaga stabilitas ekonomi Jawa Timur menghadapi tantangan global yang kian kompleks. Dengan kolaborasi yang berkelanjutan antar lembaga keuangan dan otoritas terkait, stabilitas sistem keuangan dan kepercayaan publik terhadap ekonomi Jawa Timur diharapkan tetap terjaga.