EtIndonesia. Menurut sebuah laporan terbaru, AS telah mengerahkan sedikitnya selusin F-15 Strike Eagle ke Timur Tengah menjelang serangan balasan Iran yang akan datang terhadap Israel.
F-15 Strike Eagle yang berawak dua itu sedang dalam perjalanan menuju Yordania, sekutu utama di kawasan itu, untuk bergabung dengan jet tempur Amerika lainnya di daerah itu yang bertujuan untuk menjaga stabilitas, The Times of Israel melaporkan.
Pengerahan itu dilakukan setelah Kementerian Pertahanan Israel menutup kesepakatan senilai 5,2 miliar dolar pada hari Rabu untuk membeli 25 F-15 miliknya sendiri dengan dana bantuan militer AS untuk memperkuat pertahanan negara.
Jet tempur produksi Boeing itu akan dipasok dalam jumlah empat hingga enam per tahun mulai tahun 2031, dengan opsi terbuka untuk membeli 25 jet lagi.
“Pesawat yang ditingkatkan itu akan memiliki kemampuan jangkauan yang lebih baik, kapasitas muatan yang lebih besar, dan kinerja yang lebih baik di berbagai skenario operasional,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Ido Nehushtan, presiden Boeing Israel, mengatakan perusahaan itu akan bekerja keras dengan Pemerintah AS dan Israel untuk menyediakan F-15.
Bersamaan dengan F-15, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengeluarkan perintah awal minggu ini untuk mengerahkan beberapa pesawat pembom berat B-52, pesawat tanker, dan kapal perusak Angkatan Laut.
B-52 jarak jauh berkemampuan nuklir itu telah dikerahkan di masa lalu untuk mencoba meredakan konflik di Timur Tengah, yang berfungsi sebagai peringatan utama dari Amerika kepada Iran.
Mayjen Pat Ryder, juru bicara Pentagon, mengatakan pasukan itu akan berada di Timur Tengah dalam beberapa bulan mendatang untuk menggantikan kelompok kapal induk USS Abraham Lincoln, yang akan menyingkirkan kemampuan pertahanan udara dan serangan udara besar-besaran dari wilayah itu.
Amerika juga telah mengerahkan sistem rudal Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) yang canggih ke Timur Tengah.
Langkah-langkah itu diambil saat Teheran memperingatkan akan adanya respons yang “kuat dan kompleks” terhadap serangan balasan Israel pada 26 Oktober, yang menewaskan empat tentara Iran dan menghancurkan lokasi produksi rudal dan sistem pertahanan udara Teheran.
Pejabat Iran dan Arab yang mengetahui rinciannya mengatakan serangan itu akan melampaui serangan Teheran pada 1 Oktober terhadap Israel, yang membombardir negara Yahudi itu dengan hampir 200 rudal balistik, demikian dilaporkan Wall Street Journal. (yn)
Sumber: nypost