Sekretaris Jenderal NATO: Hubungan Korea Utara-Rusia Juga Membentuk Ancaman terhadap Keamanan AS

EtIndonesia. Pada tanggal 7 November, Sekretaris Jenderal NATO, Mark Lutte, menyatakan bahwa hubungan yang semakin dekat antara Rusia dan Korea Utara tidak hanya mengancam keamanan Eropa tetapi juga mengancam keamanan Amerika Serikat. Pada hari itu, sekitar 50 pemimpin negara Eropa bertemu di Hungaria untuk menentukan sikap bersama yang kuat terhadap Rusia.

Sebelum konferensi dimulai, Lutte mengatakan bahwa di wilayah Indo-Pasifik dan Atlantik Eropa, khususnya di internal NATO, Amerika Serikat, Kanada, dan sekutu Eropa NATO harus bekerja sama.

Dia mengatakan kepada media: “Tiongkok, Korea Utara, Rusia, dan tentu saja Iran—ini tidak hanya mengancam bagian Eropa NATO tetapi juga mengancam Amerika Serikat, karena Rusia sedang menyediakan teknologi terbaru kepada Korea Utara sebagai imbalan atas dukungan mereka dalam perang Ukraina.”

Pertemuan Komunitas Politik Eropa ini terjadi setelah pengumuman hasil pemilihan presiden AS. Lutte menyatakan bahwa dia berharap bisa berdiskusi dengan Presiden AS terpilih Donald Trump tentang bagaimana menghadapi ancaman-ancaman tersebut.

Dia mengatakan: “Saya pernah bekerja dengannya selama empat tahun dan sangat menikmatinya. Dia sangat jelas tentang apa yang dia inginkan. Dia mengerti bahwa kita harus bekerja sama untuk mencapai posisi bersama.”

Selama masa jabatan Trump yang lalu, Lutte adalah Perdana Menteri Belanda.

Waktu itu, Trump sangat mendorong negara-negara sekutu NATO di Eropa untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka hingga mencapai atau melebihi 2% dari PDB mereka dan mengurangi ketergantungan pada perlindungan militer Amerika Serikat. Ini sudah menjadi pengetahuan umum.

Lutte menambahkan: “Sekarang, berkat dia, jika tidak termasuk anggaran Amerika Serikat, pengeluaran NATO (negara-negara lain) sudah lebih dari 2%.”

Presiden Dewan Eropa, Charles Michell, juga setuju bahwa Eropa perlu mengurangi ketergantungannya terhadap Amerika Serikat.

Michel mengatakan: “Kita harus lebih baik menentukan nasib kita sendiri. Ini bukan karena Trump atau Kamala Harris, tetapi demi anak-anak kita.”

Beberapa kebijakan lain yang disebutkan Trump selama kampanye presiden juga akan memiliki dampak besar terhadap Eropa, termasuk memulai perang dagang dengan Eropa, menarik kembali komitmen Amerika terhadap NATO.

Trump pernah menyatakan bahwa dia akan mengakhiri perang di Ukraina yang telah berlangsung selama tiga tahun dalam beberapa hari setelah dia menjabat. Ukraina dan banyak negara Eropa khawatir ini berarti perjanjian akan dicapai dengan syarat-syarat yang menguntungkan Putin, yang melibatkan Ukraina yang harus menyerahkan wilayahnya.

Sekutu Eropa NATO berharap bisa meyakinkan Trump bahwa jika dia membantu menegosiasikan perjanjian damai apa pun, itu harus dari posisi kekuatan yang menguntungkan baik untuk Ukraina maupun Amerika Serikat.

Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, yang menjadi tuan rumah pertemuan tersebut, adalah pendukung Trump. Dia menyatakan bahwa dia telah berbicara dengan Trump melalui telepon dan mengumumkan” “Kami memiliki rencana besar untuk masa depan!”

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, juga menghadiri pertemuan di Budapest itu. Diperkirakan dia akan kembali meminta sekutu untuk memberikan lebih banyak bantuan.(jhn/yn)