Pernyataan 10 Negara Mengutuk Kerjasama Militer Korut-Rusia, KTT EPC Fokus pada Konflik Rusia-Ukraina

Sebanyak 10 menteri luar negeri dari negara-negara yang dipimpin oleh Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan bersama  pada  6 November 2024. Isi pernyataan menegaskan keprihatinan mendalam atas pengiriman tentara Korea Utara ke Rusia dan mengutuk keras peningkatan kerjasama militer antara Korea Utara dan Rusia.

ETIndonesia. Pada 6 November 2024, para menteri luar negeri dari sepuluh negara, termasuk Amerika Serikat, Korea Selatan, Inggris, serta perwakilan tinggi Uni Eropa, mengeluarkan pernyataan bersama. Mereka menyatakan keprihatinan serius terhadap Korea Utara yang mengirimkan ribuan tentara ke Rusia, karena tentara tersebut mungkin akan ditempatkan di medan perang Ukraina.

Pernyataan tersebut menyebutkan, “Korea Utara secara langsung mendukung perang agresi Rusia terhadap Ukraina. Hal ini tidak hanya menunjukkan upaya Rusia yang putus asa untuk menutupi kerugian tentaranya, tetapi juga menandai peningkatan bahaya dalam konflik ini dan membawa dampak serius pada perdamaian dan keamanan di kawasan Eropa dan Indo-Pasifik.”

Para menteri luar negeri juga mengutuk keras Korea Utara dan Rusia yang terus meningkatkan kerjasama militer mereka tanpa memperdulikan beberapa resolusi PBB. 

Pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa Korea Utara secara ilegal menyediakan rudal dan senjata untuk Rusia yang digunakan dalam perang melawan Ukraina, sementara Rusia mungkin mentransfer teknologi nuklir dan teknologi rudal balistik ke Korea Utara.

Para menteri luar negeri mendesak Korea Utara agar menghentikan dukungannya terhadap perang agresi Rusia dan menegaskan kembali komitmen kuat mereka untuk mendukung Ukraina.

Pada hari yang sama, hasil pemilu Amerika Serikat diumumkan,  Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih Donald Trump melalui telepon. Keduanya sepakat untuk terus menjaga komunikasi erat dan memperkuat kerja sama. Zelenskyy berharap Trump akan melanjutkan kebijakan “mencapai perdamaian dengan kekuatan” pada masa jabatannya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky: “Jika ini menjadi prinsip kebijakan Presiden AS ke-47, Amerika Serikat dan seluruh dunia akan merasakan manfaatnya tanpa keraguan.”

Pada  Kamis (7 November), sekitar 50 pemimpin Eropa berkumpul di Hongaria untuk menghadiri KTT Komunitas Politik Eropa (EPC), dengan fokus utama pada konflik Rusia-Ukraina.

Ketua Dewan Eropa Charles Michel: “Di Uni Eropa, kami memiliki posisi yang jelas. Kami ingin memperkuat Ukraina, karena kami tahu bahwa memperkuat Ukraina adalah elemen pertama untuk memperkuat diri kami sendiri.”

Mengenai kebijakan terhadap Ukraina dari pemerintahan baru AS, Ketua Dewan Eropa Charles Michel menyatakan kepercayaan pada masyarakat Amerika Serikat.

Michel: “Saya percaya masyarakat Amerika mengetahui bahwa ini (mendukung Ukraina) sejalan dengan kepentingan mereka. Ketika kita berurusan dengan rezim otoriter, kita harus menunjukkan keteguhan kita. Jika Amerika Serikat lemah terhadap Rusia, apa arti hal itu bagi Tiongkok?

Banyak pihak memperkirakan bahwa kembalinya Trump ke Gedung Putih pada Januari mendatang mungkin akan membawa ketidakpastian dalam dukungan dan kebijakan Amerika terhadap Ukraina. (Hui)

Sumber : New Tang Dynasty Television (NTDV), Jurnalis Yi Jing