Trump Kembali ke Gedung Putih, Perusahaan dan Investasi Asing Akan Mempercepat Penarikan dari Tiongkok

New Tang Dynasty TV

Donald Trump mengumumkan kemenangan dalam pemilu Presiden AS 2024, nilai kekayaan 10 orang terkaya dunia melonjak; Nissan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) global sebanyak 9.000 orang dan mengurangi kapasitas produksi global sebesar 20%; setelah kemenangan Trump, Biden menjamin “transisi damai”; Trump kembali ke Gedung Putih, perusahaan dan investasi asing akan mempercepat penarikan dari Tiongkok.

Kemenangan Trump, Kekayaan 10 Orang Terkaya di Dunia Meroket

Setelah Donald Trump memenangkan masa jabatan keduanya sebagai Presiden AS, pasar saham melonjak, dan kekayaan sepuluh orang terkaya di dunia mencapai rekor tertinggi dalam satu hari. Indeks Bloomberg Billionaires menunjukkan bahwa pada  Rabu (6 November), para miliarder, yang dipimpin oleh CEO Tesla Elon Musk, mengalami peningkatan nilai bersih sebesar 63,5 miliar USD. Ini adalah kenaikan terbesar dalam satu hari sejak indeks kekayaan Bloomberg dimulai pada 2012.

Kekayaan Elon Musk sendiri bertambah 26,5 miliar USD, menjadikannya bernilai 290 miliar USD. Sebagai orang terkaya di dunia, Musk adalah salah satu pendukung Trump. Pendiri Amazon Jeff Bezos dan pendukung Trump lainnya, pendiri Oracle Larry Ellison, juga mengalami peningkatan kekayaan, masing-masing sebesar 7,1 miliar USD dan 5,5 miliar USD.

Pada Oktober lalu, Bezos menulis sebuah artikel opini di The Washington Post, menjelaskan alasan mengapa The Washington Post, yang dimilikinya, tidak mendukung kandidat presiden mana pun. Ia berargumen bahwa dukungan dari media berita “tidak membantu mengubah keseimbangan pemilihan” dan dapat terkesan terlalu berpihak bagi mereka yang tidak percaya pada media.

Menurut Bloomberg, kenaikan kekayaan para superkaya ini terutama disebabkan oleh lonjakan pasar saham AS, yang mencerminkan keyakinan bahwa kembalinya Trump ke Gedung Putih akan membawa kebijakan pengurangan pajak dan deregulasi. Indeks S&P 500 naik 2,5%, mencatatkan performa terbaik pasca pemilu dalam sejarah, sementara dolar AS juga menguat.

Pada  Rabu, saham Tesla di New York melonjak 15%, menjadikan kenaikan tahunannya menjadi 32%. Dari sepuluh orang terkaya di dunia, hanya satu yang berada di luar AS, yaitu Bernard Arnault, bos LVMH.

Para miliarder lainnya yang juga mengalami peningkatan kekayaan setelah pemilu ini termasuk mantan eksekutif Microsoft, Bill Gates dan Steve Ballmer; mantan eksekutif Google, Larry Page dan Sergey Brin; serta CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffett. Meski tahun ini mereka tidak mendukung kandidat mana pun, beberapa dari mereka sebelumnya pernah mendukung kandidat Partai Demokrat.

CNN melaporkan bahwa Michael Block, Chief Operating Officer AgentSmyth, menyatakan, “Ada persepsi kuat bahwa rezim yang ramah terhadap bisnis dan pajak akan segera datang, terutama dengan kemenangan Senat oleh Partai Republik.”

Secara keseluruhan, kekayaan sepuluh orang terkaya bertambah sebesar 64 miliar USD.

Setelah prediksi kemenangan Trump, saham perusahaan media sosialnya, Truth Social, yang dimiliki oleh Trump Media & Technology Group, sempat melonjak hingga 35%, sebelum akhirnya menurun kembali.


[Nissan PHK 9.000 Karyawan Global, Pangkas Kapasitas Produksi Dunia Hingga 20%]

Pada Kamis (7 November), Nissan, produsen mobil asal Jepang, menurunkan proyeksi penjualan tahunan mereka dan mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) global sebanyak 9.000 orang untuk mengatasi “situasi yang sulit.”

Menurut laporan Agence France-Presse, pada paruh pertama tahun ini, laba bersih Nissan turun sebesar 93%. CEO Makoto Uchida menyebutkan bahwa penyebab utama adalah lemahnya penjualan di pasar Amerika Utara.

Nissan juga menghadapi persaingan sengit di dalam negeri dari perusahaan-perusahaan mobil listrik Tiongkok yang berkembang pesat berkat dukungan dan subsidi dari pemerintah Beijing.

Dalam pernyataannya, Nissan menyebutkan, “Menghadapi situasi yang sulit, Nissan akan mengambil langkah-langkah darurat untuk membalikkan keadaan, membangun perusahaan yang lebih ramping dan tangguh yang mampu beradaptasi dengan perubahan pasar.”

Nissan juga mengumumkan akan memotong kapasitas produksi global sebesar 20% dan mem-PHK 9.000 karyawan di seluruh dunia. Uchida mengatakan, mulai November 2024, ia akan secara sukarela memangkas 50% dari gajinya setiap bulan, dan anggota komite manajemen lainnya juga akan mengikuti langkah ini dengan pemotongan gaji sukarela.

Nissan juga menurunkan estimasi pendapatan tahunan dari 14 triliun yen menjadi 12,7 triliun yen (80 miliar USD), namun mereka tidak memberikan estimasi laba bersih tahunan. Pada Juli, Nissan sudah menurunkan perkiraan laba bersihnya menjadi 300 miliar yen. Hingga akhir September, laba bersih paruh pertama mereka hanya mencapai 19,2 miliar yen.

Uchida menyatakan bahwa kinerja model utama mereka di Amerika Utara tidak sekuat sebelumnya, dan dari segi biaya maupun kekuatan merek, mereka akan membangun ulang merek di Amerika Utara.

Nissan juga akan mengambil langkah untuk menjual kembali saham Mitsubishi Motors kepada perusahaan tersebut, menurunkan kepemilikannya dari 34% menjadi 24%. Uchida menyebutkan bahwa meski kepemilikan berkurang, Nissan akan tetap menjaga hubungan erat dengan Mitsubishi Motors.

Setelah Trump Menang, Biden Sampaikan Pidato Publik Pertama

Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada  Kamis (7 November) menyampaikan pidato di Rose Garden Gedung Putih setelah pemilihan umum AS yang baru saja berakhir. Presiden Biden mengatakan bahwa setelah mantan Presiden Donald Trump menang dalam pemilu minggu ini, rakyat Amerika Serikat seharusnya memiliki transisi yang “damai dan teratur”.

Biden berbicara dengan Trump setelah kemenangan Trump, menjamin kepadanya, “Saya akan menginstruksikan seluruh pemerintahan saya untuk bekerja sama dengan timnya demi memastikan transisi yang damai dan teratur. Ini adalah hak rakyat Amerika.”

“Selama lebih dari 200 tahun, Amerika telah menjalankan eksperimen otonomi yang paling luar biasa dalam sejarah dunia,” kata Biden. 

“Ini bukan berlebihan; ini adalah kenyataan. Rakyat memilih pemimpin mereka sendiri secara damai. Kita adalah negara demokrasi. Suara rakyat selalu diutamakan.”

Biden mengatakan kepada rakyat Amerika bahwa ia memahami perasaan beragam tentang hasil pemilu, namun yang terpenting adalah “menerima pilihan negara,” serta mengingatkan bahwa “Anda tidak hanya mencintai negara ini ketika Anda menang.”

“Saya tahu, bagi sebagian orang, ini adalah momen kemenangan yang jelas terlihat. Dan bagi sebagian lainnya, ini adalah saat yang mengecewakan. Pemilu adalah persaingan visi. Negara ini telah memilih salah satunya, dan kita harus menerima pilihan negara,” kata Biden.

Presiden juga berusaha meredakan kekecewaan pendukung Partai Demokrat atas hasil pemilu. Dia menyatakan bahwa kekecewaan adalah hal yang tak terelakkan, tetapi tidak boleh menyerah. “Kita semua akan jatuh,” ujar Biden, namun yang penting adalah “seberapa cepat kita bisa bangkit kembali.”

Biden menekankan bahwa “semangat Amerika tetap hidup” dan menyatakan bahwa ini adalah pemilu yang jujur, adil, dan transparan—baik menang atau kalah, pemilu ini dapat dipercaya.

Biden menambahkan bahwa masa jabatannya sebagai presiden memiliki arti historis, “bukan karena saya sebagai presiden, tetapi karena apa yang kita lakukan bersama untuk melayani seluruh rakyat Amerika.”

“Sebagian besar pekerjaan yang telah kita lakukan sudah dirasakan oleh rakyat Amerika,” kata Biden. “Namun sebagian besar hasilnya tidak akan langsung terlihat, dan akan berdampak dalam sepuluh tahun ke depan.”

Dia juga menekankan bahwa undang-undang yang disahkan sekarang baru mulai terasa dampaknya, termasuk proyek pembangunan infrastruktur lebih dari satu triliun dolar yang dilakukan pemerintahannya. Biden mengatakan bahwa proyek ini akan mengubah kehidupan masyarakat di komunitas pedesaan dan komunitas dengan kesulitan nyata.

Biden juga memuji kompetitor Trump, Wakil Presiden Kamala Harris, “Dia menjalankan kampanye yang menginspirasi. Setiap orang melihat kualitas yang sangat saya hargai sejak lama, yaitu karakternya,” katanya, “Dia memiliki karakter yang luar biasa.”

[Setelah Pemilu AS, Perusahaan dan Investor Asing Akan Mempercepat Penarikan dari Tiongkok]

Menurut laporan Wall Street Journal pada Kamis (7 November), setelah kemenangan Trump, beberapa perusahaan asing dan lembaga keuangan tengah mempertimbangkan untuk menarik diri dari Tiongkok.

Jim Clayton, CEO Breville, produsen peralatan rumah tangga global, mengatakan dalam rapat umum pemegang saham tahunan pada hKamis bahwa Trump telah memenangkan pemilu AS, dan produk konsumsi dari Tiongkok kemungkinan akan menghadapi peningkatan tarif AS. 

Clayton menjelaskan bahwa mereka sedang merespons kemenangan Trump, dengan memindahkan lebih banyak produksi dari Tiongkok dan meningkatkan persediaan di AS untuk menghindari dampak dari tarif baru yang mungkin diberlakukan. Pada hari perdagangan pertama setelah kemenangan Trump, harga saham Breville turun 3,2% dalam perdagangan awal Asia.

Breville adalah perusahaan Australia yang menjual produk seperti mesin kopi, pemanggang roti, juicer, dan microwave di lebih dari 70 negara, termasuk AS. Sebagian besar produknya diproduksi di sekitar Shenzhen, Tiongkok.

Kebijakan tarif yang akan diberlakukan oleh Trump masih belum jelas. Namun, dalam kampanyenya, Trump berjanji untuk memberlakukan tarif 10% hingga 20% pada semua barang impor, tarif 60% atau lebih pada produk impor dari Tiongkok, dan tarif hingga 100% pada beberapa barang impor dari Meksiko.

Selama masa jabatan pertamanya, Trump memulai perang dagang dengan Tiongkok dan menaikkan tarif baja serta aluminium dari Eropa, Kanada, dan Meksiko. Dengan Trump akan kembali menduduki Gedung Putih, sektor keuangan AS juga mulai khawatir tentang meningkatnya ketegangan geopolitik. Beberapa perusahaan keuangan Amerika mempertimbangkan untuk menarik bisnis mereka dari Tiongkok atau memisahkan operasi di Tiongkok untuk mengurangi risiko.

Para analis memprediksi bahwa Trump mungkin akan mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Partai Komunis Tiongkok (PKT), yang mana dapat meningkatkan risiko regulasi bagi perusahaan keuangan AS di Tiongkok. Selama sepuluh tahun sebelum pandemi, bank investasi Wall Street dan perusahaan manajemen aset utama AS memperluas operasi mereka di Tiongkok dan meraih keuntungan besar.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, karena ekonomi melambat dan pengawasan ketat terhadap transaksi bisnis serta pembiayaan, beberapa perusahaan Wall Street telah mengurangi skala bisnis mereka di Tiongkok. 

Data dari perusahaan analisis pasar keuangan Dealogic menunjukkan bahwa pada 2024, pendapatan investasi di Tiongkok untuk bank investasi Goldman Sachs, Morgan Stanley, JPMorgan Chase, Bank of America, dan Citigroup mencapai 454 juta dolar AS. Angka ini lebih tinggi dari 276 juta dolar AS pada 2023, tetapi jauh lebih rendah dari puncak 1,6 miliar dolar AS pada tahun 2020.

Selama masa jabatan Presiden Biden, ketegangan geopolitik yang terus meningkat juga mendorong beberapa perusahaan untuk mempertimbangkan kembali strategi mereka di Tiongkok. 

Selain itu, sejak pandemi, pemerintah Partai Komunis Tiongkok terus memperketat pengawasan terhadap perusahaan asing, sehingga tekanan terhadap perusahaan asing di Tiongkok semakin meningkat. 

Sejak diberlakukannya revisi Undang-Undang Anti-Spionase pada Juli tahun lalu, berita tentang penangkapan karyawan perusahaan asing dan warga negara asing terus muncul, yang semakin mendorong investor asing untuk segera meninggalkan Tiongkok. (Hui)