SpaceX Pindahkan Pabrik dari Taiwan? Ahli : Manipulasi Tiongkok terhadap “Skeptisisme Amerika “

EtIndonesia. Belakangan ini beredar rumor bahwa perusahaan teknologi luar angkasa SpaceX milik Elon Musk meminta 46 perusahaan Taiwan yang terkait dengan satelit Starlink untuk memindahkan produksi mereka keluar dari Taiwan demi mengurangi risiko geopolitik.

Pada Senin (11/11), Kementerian Ekonomi Taiwan mengeluarkan pernyataan yang mengklarifikasi bahwa mereka tidak menerima permintaan dari SpaceX untuk memindahkan pabrik dari Taiwan, terutama dalam periode sebelum dan sesudah pemilu AS. Kementerian menyebutkan bahwa tidak perlu ada spekulasi berlebihan mengenai hal ini dan menduga informasi ini adalah bagian dari kampanye disinformasi yang dilancarkan oleh Tiongkok.

Pengamat mengatakan, ini adalah upaya Tiongkok untuk menggerakkan opini “skeptisisme Amerika” di Taiwan, terutama untuk merusak kepercayaan Taiwan terhadap Amerika sebelum Donald Trump menjabat kembali. Tujuan utamanya adalah untuk merusak hubungan antara Taiwan dan AS. Berita palsu seperti ini pada dasarnya tidak memiliki kredibilitas dan tidak memiliki dampak yang berarti.

Di platform “Douyin” (TikTok versi Tiongkok), baru-baru ini beredar sebuah video yang menyatakan bahwa langkah pertama yang diambil Trump setelah menjabat adalah membuat miskin Taiwan. Video tersebut mengklaim bahwa Elon Musk meminta 46 pabrik satelit Starlink di Taiwan untuk keluar dari Taiwan, dengan ancaman akan dikeluarkan dari rantai pasokan SpaceX jika tidak mematuhi. Video itu juga menyebutkan bahwa beberapa perusahaan mengalami pengangguran massal akibat pemindahan pabrik, dan Kementerian Ekonomi Taiwan dikatakan menyampaikan protes terkait hal ini.

Merespons hal tersebut, pada tanggal 11 November lalu, Biro Pengembangan Industri di bawah Kementerian Ekonomi Taiwan mengeluarkan pernyataan pers, menjelaskan bahwa mereka telah segera menghubungi perusahaan-perusahaan Taiwan terkait. Perusahaan-perusahaan tersebut menjelaskan bahwa untuk melayani pelanggan global, penyesuaian produksi sesuai permintaan khusus sudah menjadi hal yang lumrah. Namun, belum ada permintaan dari SpaceX untuk memindahkan pabrik dari Taiwan, terutama menjelang pemilu AS ketika itu.

Kementerian juga mencatat bahwa informasi dari “Douyin” tersebut ditulis dalam aksara mandarin sederhana, yang menunjukkan kemungkinan besar ini adalah aksi disinformasi dari Beijing. Kementerian pun menambahkan bahwa pembuat berita palsu ini bahkan lupa untuk mengubah aksara sederhana menjadi aksara tradisional.

Kementerian Ekonomi Taiwan menegaskan bahwa secara keseluruhan, Taiwan memiliki kemampuan pengembangan mandiri dalam hal perangkat penerima sinyal satelit di darat. Industri manufaktur Taiwan juga memiliki daya saing yang kuat dan tidak ada pemindahan produksi seperti yang dirumorkan. 

Faktor politik jangka pendek diperkirakan tidak akan mempengaruhi hubungan kerja sama antara perusahaan satelit internasional dengan perusahaan Taiwan dalam rantai pasokan mereka. Selama beberapa tahun terakhir, dalam menghadapi persaingan teknologi antara AS dan Tiongkok, geopolitik, serta tren de-sentralisasi rantai pasokan, perusahaan Taiwan telah bergerak cepat untuk menyesuaikan strategi rantai pasokan global mereka di berbagai negara dan lokasi.

Manipulasi “skeptisisme Amerika” oleh Tiongkok untuk Merusak Hubungan AS-Taiwan

Mantan Dekan Akademi Politik Universitas Pertahanan Nasional Taiwan, Jenderal Yu Tsung-chi, dalam wawancaranya dengan the Epoch Times, menyatakan bahwa jelas ada pihak yang memanipulasi teori “skeptisisme Amerika.” Ini adalah pandangan yang menyatakan bahwa jika Donald Trump terpilih, Taiwan akan berada dalam bahaya yang lebih besar, bahkan mungkin akan dijadikan alat tawar-menawar oleh AS dalam kesepakatan dengan Tiongkok, yang secara efektif mengkhianati Taiwan. Manipulasi ini bertujuan untuk menciptakan suasana kehilangan kepercayaan terhadap Amerika Serikat di kalangan masyarakat Taiwan, dengan tujuan utama untuk merusak hubungan antara Taiwan dan AS.

Menanggapi klarifikasi segera dari Kementerian Ekonomi Taiwan, Jenderal Yu menyebut bahwa isu ini sudah merebak luas di Taiwan. Bukan hanya industri terkait, tetapi juga perusahaan besar seperti TSMC dan Foxconn (Hon Hai) milik Terry Gou yang dikabarkan akan menjadi target utama pembalasan jika Trump terpilih, yang akhirnya memengaruhi harga saham perusahaan-perusahaan ini.

Zhao Junshuo, seorang pembicara dari program analisis geopolitik “Situasi Perang AS-Tiongkok-Taiwan,” mengatakan kepada the Epoch Times bahwa Elon Musk yang telah membantu kampanye Trump melalui berbagai cara kreatif, mendapat perhatian global. Hal ini membuat Musk dianggap sebagai salah satu pendukung penting kemenangan Trump. Di sisi lain, masyarakat tahu bahwa pabrik Tesla terbesar milik Musk berada di Shanghai, sehingga hal ini memicu kecurigaan di Taiwan. Mereka khawatir Musk, dengan pengaruhnya terhadap Trump, bisa saja memengaruhi kebijakan Trump dan mendorongnya melunak terhadap Tiongkok.

Menurut Reuters dan Associated Press, pada Selasa (12 November), sumber mengungkapkan bahwa Trump berencana menunjuk dua anggota kongres Partai Republik dari Florida untuk jabatan penting: Senator Marco Rubio sebagai Menteri Luar Negeri dan Anggota Kongres Mike Waltz sebagai Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih.

Menurut Zhao Junshuo, bahwa dari penunjukan pejabat yang cenderung berhaluan keras terhadap Tiongkok, bahkan ramah terhadap Taiwan, rumor dan spekulasi yang ada akan terbantahkan dengan sendirinya.

Starlink Tidak Memenuhi Regulasi Taiwan, Diolah Menjadi Berita Negatif

Zhao Junshuo juga menyoroti, bahwa tidak mungkin setelah pemilu AS selesai, tiba-tiba muncul isu besar seperti ini. Perpindahan rantai pasok membutuhkan waktu lama untuk evaluasi dan persiapan, dan bukan keputusan yang bisa diambil dalam sekejap. Jika kapasitas produksi di lokasi baru tidak dapat segera mengikuti, akan terjadi kerugian besar. Karena itu, Zhao menyebut bahwa berita palsu yang merupakan operasi disinformasi oleh Tiongkok ini pada dasarnya tidak memiliki kredibilitas dan tidak akan berdampak.

Terkait Starlink yang tidak memberikan layanan di Taiwan, pada akhir Oktober, SpaceX menyatakan di media sosial X bahwa Starlink belum tersedia di Taiwan karena kekurangan izin yang relevan, dan tidak dapat memenuhi peraturan yang mengharuskan perusahaan penyedia layanan satelit di Taiwan memiliki kepemilikan mayoritas oleh investor lokal.

Kementerian Pengembangan Digital Taiwan juga menyatakan bahwa mereka “menyambut berbagai sistem satelit internasional untuk masuk ke pasar Taiwan.” Kementerian tersebut menegaskan bahwa semua perusahaan yang mematuhi hukum Taiwan dapat mengajukan permohonan, meski tanpa secara khusus menyebut nama Starlink.

Zhao Junshuo menjelaskan bahwa ini sebenarnya adalah peraturan Taiwan yang mewajibkan perusahaan penyedia layanan satelit untuk bekerja sama dengan perusahaan lokal dan tidak boleh sepenuhnya dimiliki asing, sehingga Taiwan tidak dapat menggunakan layanan Starlink. Namun, ada pihak yang sengaja mengolah isu ini menjadi berita negatif.

Yu Tsung-chi menambahkan bahwa publik telah melihat bagaimana Elon Musk berkontribusi besar dalam kampanye Trump. Diyakini bahwa Musk akan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan luar negeri Trump di masa mendatang. Namun, beberapa komentar Musk yang tidak ramah terhadap Taiwan sebelumnya, termasuk pandangannya bahwa Taiwan pada akhirnya akan diambil alih oleh Tiongkok, dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk memprovokasi opini publik.

“Sebenarnya, Musk adalah seorang pebisnis. Ketika dia berbisnis di Tiongkok, dia hanya mengutip pernyataan dari pemerintah Tiongkok, yang mungkin tidak benar-benar mencerminkan pandangan pribadinya,” ujar Yu Tsung-chi. (jhn/yn)