Bloomberg melaporkan bahwa terpilihnya Donald Trump kembali sebagai Presiden Amerika Serikat meningkatkan risiko perang tarif, ditambah lagi dengan langkah stimulus Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang mengecewakan pasar. Hal ini mendorong investor asing dengan segera menarik reksadana Exchange-Traded Funds (ETF) di Tiongkok. Para akademisi juga menunjukkan ada alasan lain yang membuat derasnya arus keluar dana asing tersebut.
ETIndonesia. Laporan Bloomberg 11 November menyebutkan bahwa minggu lalu, ETF iShares FTSE China Large-Cap senilai 9,5 miliar dolar AS mengalami arus keluar sebesar 315 juta dolar AS. Gelombang penarikan dana ini sudah berlangsung selama empat minggu berturut-turut. ETF iShares MSCI China juga mencatat penarikan dana sebesar 280 juta dolar AS pada periode yang sama.
Laporan tersebut menunjukkan, terpilihnya Trump membuat investor bersikap hati-hati terhadap prospek ekonomi Tiongkok karena risiko tarif baru terhadap berbagai produk Tiongkok.
“Kemenangan Trump kemungkinan membuat para investor kembali khawatir. Pertama, hubungan AS-PKT mungkin akan kembali memasuki fase berisiko tinggi. Pada masa jabatan keduanya, Trump mungkin akan lebih fokus kepada sanksi yang tepat terhadap investasi dan teknologi Tiongkok,” kata David Huang, seorang ekonom Amerika.
“Selain itu, ada faktor psikologis besar lainnya; kebijakan keras Trump membuat banyak investor merasa khawatir terhadap risiko jangka menengah dan panjang di pasar Tiongkok. Secara psikologis, mereka khawatir bahwa hubungan bersahabat dengan Beijing mungkin akan mendapat perhatian khusus dari Amerika Serikat,” lanjutnya.
Sebelum hasil pemilu AS diumumkan, para investor sudah ramai membahas rencana stimulus ekonomi PKT sebesar 10 triliun yuan untuk mengantisipasi hasil pemilu tersebut.
Setelah Trump terpilih, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional Tiongkok menyetujui penerbitan obligasi khusus pemerintah daerah senilai RMB.6 triliun selama tiga tahun ke depan untuk menggantikan utang tersembunyi pemerintah daerah.
Meskipun menjadi sebagai langkah terbesar dalam upaya pengurangan utang dalam beberapa tahun terakhir, ini bukan langkah stimulus fiskal untuk mendorong perekonomian, dan jumlahnya pun di bawah harapan pasar. Akibatnya, pada hari itu, tiga indeks saham utama Tiongkok mengalami penurunan secara bersamaan, mencerminkan kekecewaan para investor.
Profesor Sun Guoxiang dari Departemen Hubungan Internasional dan Bisnis Universitas Nanhua, Taiwan, menganggap bahwa keterbatasan rencana tersebut mungkin juga menyebabkan arus keluar dana asing dari pasar Tiongkok karena tiga alasan:
“Pertama, para investor sebelumnya berharap adanya langkah stimulus fiskal yang lebih besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, rencana saat ini lebih berfokus pada pengurangan utang daerah dan kurang mendukung ekonomi secara keseluruhan, sehingga gagal meningkatkan kepercayaan pasar.”
“Kedua, dalam konteks perlambatan ekonomi global, investor merasa khawatir terhadap prospek pertumbuhan ekonomi PKT, dan langkah-langkah stimulus terbatas ini mungkin tidak cukup untuk menanggulangi tekanan ekonomi, yang mengakibatkan penurunan kepercayaan investor.”
“Ketiga, ketegangan geopolitik yang semakin meningkat meningkatkan ketidakpastian investasi di pasar Tiongkok, sehingga investor memilih untuk menarik dana untuk menghindari risiko politik dan ekonomi yang potensial.”
David Huang menunjukkan bahwa banyak investor awalnya berharap pemerintahan PKT akan meluncurkan kebijakan fiskal yang lebih efektif dan menyelesaikan tiga masalah utama di pasar.
“Namun, kebijakan yang diambil hanya bersifat sementara dan tidak menyentuh inti masalah pasar, seperti struktur ekonomi yang tidak seimbang, pajak yang tinggi sementara jaminan sosial rendah, serta adanya lembaga-lembaga manajemen yang kurang profesional namun banyak campur tangan di pasar. Ketiga masalah tersebut tidak mendapatkan solusi yang mendasar. Maka, kita bisa melihat bahwa langkah-langkah ini pada akhirnya mengecewakan para investor asing yang berpandangan jauh ke depan,” ujarnya.
ETF saham besar Tiongkok, yang mengalami arus masuk besar pada awal Oktober, kini telah mengalami penarikan dana selama empat minggu berturut-turut. Bahkan, pada minggu ini pun belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Ini menunjukkan bahwa pasar tidak hanya belum pulih kepercayaan, tetapi juga mulai kehilangan kesabaran.
Akademisi percaya bahwa ada banyak faktor lain yang menyebabkan arus keluar dana ini.
Profesor Sun Guoxiang mengatakan, “Beberapa faktor termasuk: ketidakpastian lingkungan regulasi di PKT, khususnya terkait kebijakan privasi data dan antimonopoli, yang meningkatkan biaya kepatuhan dan ketidakpastian bagi perusahaan terkait. Kedua, risiko depresiasi yuan. Ketiga, penurunan likuiditas pasar modal, serta menurunnya tingkat pengembalian modal yang menyebabkan dana keluar dari pasar.”
Selain itu, Profesor Sun juga menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan ekonomi pasar-pasar baru seperti India dan Asia Tenggara yang meningkat juga menyebabkan perubahan strategi investasi global. Ketidaktransparanan data dan kebijakan ekonomi PKT menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor tentang potensi risiko pasar.
Sementara itu, kenaikan suku bunga di AS dan negara-negara lain membuat dana cenderung mengalir kembali ke pasar yang memberikan imbal hasil lebih tinggi, dan dengan suku bunga Tiongkok yang relatif rendah. Daya tarik investasi di pasar Tiongkok pun berkurang, sehingga mendorong penarikan dana asing lebih lanjut. (Hui)
Sumber :NTDTV.com