Wabah E. coli yang terkait dengan irisan bawang bombay pada beberapa burger McDonald’s telah menyebar ke lebih banyak negara bagian di Amerika Serikat dan menginfeksi lebih banyak orang
ETIndonesia. Pejabat kesehatan dan keamanan pangan federal mengatakan pada Rabu bahwa wabah E. coli yang terkait dengan irisan bawang bombay yang digunakan pada hamburger McDonald’s telah menyebar ke lebih banyak negara bagian dan membuat lebih banyak orang sakit, termasuk tambahan rawat inap di rumah sakit.
The Centers for Disease Control and Prevention atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) dan The Food and Drug Administration atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memberikan informasi terbaru pada 13 November mengenai investigasi masing-masing terhadap wabah E. coli, dengan mencatat bahwa jumlah kasus telah meningkat menjadi 104 di 14 negara bagian.
Ketika CDC pertama kali mengumumkan wabah ini pada 22 Oktober, CDC mengatakan bahwa investigasi awal menunjukkan bahwa irisan bawang bombay yang digunakan di Quarter Pounder McDonald’s kemungkinan besar merupakan sumber infeksi E. coli, yang mana pada saat itu berjumlah 49 kasus di 10 negara bagian.
Dalam pembaruan terbarunya, CDC mengatakan bahwa infeksi baru dan rawat inap telah dilaporkan, menambahkan bahwa wabah tersebut mungkin tidak terbatas pada negara bagian dengan penyakit yang diketahui dan jumlah kasus yang sebenarnya mungkin “jauh lebih tinggi” daripada yang telah dilaporkan.
Hal demikian dikarenakan banyak orang yang terinfeksi E. coli sembuh tanpa mencari pertolongan medis dan tidak dites untuk mengetahui apakah mereka terinfeksi bakteri tersebut.
“Bawang yang terkena dampak yang disajikan di lokasi McDonald’s telah ditarik dan sudah melewati masa simpan,” demikian CDC dalam pembaruan terbaru.
“Penyelidikan kami tetap terbuka untuk menyelidiki penyakit lainnya yang terjadi ketika bawang bombay tersebut tersedia di McDonald’s. CDC tetap percaya bahwa risiko terhadap masyarakat masih rendah.”
Colorado melaporkan jumlah kasus tertinggi dengan sedikitnya 30 kasus, diikuti oleh 19 kasus di Montana, 13 kasus di Nebraska, 10 kasus di New Mexico, delapan kasus di Missouri dan Utah, enam kasus di Wyoming, tiga kasus di Kansas, dua kasus di Michigan, serta satu kasus di Iowa, North Carolina, Oregon, Washington, dan Wisconsin.
McDonald’s berhenti menggunakan bawang bombay yang diiris pada produk Quarter Pounders di negara-negara bagian yang terkena dampak dan pemasok bawang bombay, Taylor Farms, menarik produk tersebut pada 22 Oktober.
FDA mengatakan dalam pembaruan pada 13 November menyatakan bahwa “tampaknya tidak ada masalah keamanan pangan yang berkelanjutan terkait wabah ini di restoran McDonald’s.” FDA menambahkan bahwa semua kasus yang dikonfirmasi berasal dari sebelum McDonald’s menarik bawang bombay yang diiris dari restorannya.
“FDA terus bekerja sama dengan Taylor Farms dan pelanggan langsung mereka untuk menentukan apakah penarikan tambahan terhadap pelanggan hilir diperlukan,” kata badan tersebut.
“Pelanggan layanan makanan tidak boleh mendistribusikan lebih lanjut bawang bombay yang ditarik.”
CDC mengatakan bahwa kemungkinan bawang bombay yang terkontaminasi masih tersedia dijual dalam skala kecil.
“Dikarenakan bawang bombay ini telah ditarik dan tidak lagi tersedia untuk dijual kepada operator layanan makanan, tidak perlu menghindari makan bawang bombay atau makanan lain yang dibuat dengan bawang bombay,” kata badan tersebut.
McDonald’s mengatakan dalam pernyataan pada 13 November bahwa mereka menemukan pemasok alternatif untuk sekitar 900 restoran dalam sementara waktu berhenti menyajikan Quarter Pounders. Selama seminggu terakhir, restoran tersebut kembali menjual burger dengan bawang bombay yang diiris.
“Keamanan makanan adalah sesuatu yang tidak akan pernah kami kompromikan, dan kami tetap berkomitmen melakukan hal yang benar,” kata McDonald’s.
“Terima kasih kepada semua otoritas kesehatan masyarakat atas kemitraan dan kolaborasinya, yang memungkinkan McDonald’s mengambil tindakan cepat dan tegas untuk melindungi pelanggan dan kesehatan masyarakat.”
Infeksi E. coli biasanya menyebabkan kram perut yang parah, diare (terkadang berdarah), dan muntah-muntah, dengan gejala yang biasanya muncul tiga sampai empat hari setelah terinfeksi. Meskipun kebanyakan orang sembuh dalam waktu seminggu, kasus yang parah dapat menyebabkan sindrom uremik hemolitik, suatu kondisi yang berpotensi mengancam jiwa yang mana dapat menyebabkan gagal ginjal.
CDC mendesak siapa pun yang mengalami gejala E. coli yang parah seperti diare berdarah, demam lebih dari 102 derajat F, atau muntah-muntah sehingga cairan tidak dapat ditahan untuk segera mencari perawatan medis.
Sumber : The Epoch Times