EtIndonesia. Topeng emas murni milik Tutankhamun adalah salah satu artefak Mesir kuno paling terkenal yang kita ketahui saat ini, tetapi bukti baru menunjukkan bahwa topeng itu bahkan bukan miliknya.
Setelah naik takhta saat masih anak-anak, saat dia berusia sekitar delapan atau sembilan tahun, pemerintahannya berlangsung singkat dan relatif tidak penting menurut para sejarawan. Hal yang membedakan mantan penguasa muda itu dari tokoh sejarah lainnya adalah makam tempat dia ditemukan.
Raja Tut, begitu dia dikenal, adalah seorang Firaun muda yang memerintah Mesir Kuno dari tahun 1333 SM hingga kematiannya pada tahun 1323 SM. Makamnya merupakan artefak yang sangat penting karena ditemukan pada tahun 1922 dalam keadaan hampir utuh dan penuh dengan harta karun, termasuk peralatan makan, tongkat kerajaan, kereta perang, dan topeng.
Muminya juga sangat terawat dengan baik, memberikan wawasan berharga tentang salah satu era paling mendalam dalam sejarah manusia.
Topeng yang kami yakini sebagai milik Tutankhamun tingginya 21 inci, lebarnya 15,5 inci, dan dalamnya 19 inci. Topeng ini terbuat dari emas murni seberat 10 kg yang bertatahkan obsidian dan kuarsa. Jelas bahwa banyak cinta dan perhatian yang dicurahkan untuk membuatnya, dan orang-orang telah berusaha keras untuk memberi penghormatan kepada topeng tersebut, termasuk labirin yang terinspirasi oleh desainnya di sebuah ladang di York.
Namun, pemeriksaan ulang terhadap topeng pemakaman Raja Tut memiliki beberapa detail penting yang menunjukkan bahwa topeng itu awalnya tidak dibuat untuknya.
“Topeng ini tidak dibuat untuk firaun pria dewasa,” kata Joann Fletcher, Egyptologist dan profesor tamu kehormatan di Departemen Arkeologi di Universitas York. Komentar tersebut disampaikan dalam sebuah film dokumenter History Hit, seperti yang dilaporkan oleh Express.
“Ketika lipatannya dibandingkan, [mereka menemukan] wajah itu terbuat dari emas yang sama sekali berbeda dengan yang lain.
“Bukti penyolderan terlihat jelas pada topeng tersebut,” tambahnya. “Sekarang tampaknya wajah Tutankhamun sendiri secara efektif dicangkokkan ke topeng penguasa sebelumnya. Telinga mereka mungkin ditindik, mereka mungkin seorang wanita, mungkin juga [Ratu] Nefertiti.”
Lubang-lubang anting tersebut tampaknya menjadi petunjuk bahwa topeng tersebut pada dasarnya adalah warisan.
Raja Tut memerintah hingga tahun 1323 SM dan meninggal pada usia 18 atau 19 tahun. Para ilmuwan percaya bahwa dia menderita malaria dan patah kaki, yang terakhir mungkin disebabkan oleh kecelakaan kereta perang.
Kematian yang agak tak terduga dapat membuat para pejabat pada saat itu kesulitan mencari ruang pemakaman yang cocok.
Satu hal yang pasti, misteri seputar Raja Tut akan terus berlanjut selama bertahun-tahun mendatang…(yn)
Sumber: indy100