ETIndonesia. Meskipun belum resmi menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump telah membawa perubahan signifikan dalam tatanan geopolitik global, khususnya dalam hubungan antara Rusia dan Tiongkok. Pergerakan strategis Trump di panggung internasional telah menarik perhatian dunia, menciptakan dinamika baru yang berpotensi mengubah keseimbangan kekuasaan global.
Fokus Baru AS pada Perang Rusia-Ukraina
Pada 14 November 2024, dalam sebuah acara di Mar-a-Lago, Florida, Trump menyatakan bahwa pemerintah barunya akan memfokuskan perhatian utama pada konflik Rusia-Ukraina dengan tujuan utama menghentikan perang tersebut.
Pernyataan ini mendapat sambutan positif dari Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, yang dalam wawancara dengan media Ukraina pada 15 November menyatakan bahwa kehadiran Trump di pucuk pimpinan AS diharapkan dapat mempercepat akhir konflik. Namun, Zelenskyy juga menambahkan bahwa belum ada kepastian mengenai kapan perang tersebut akan berakhir.
Jika konflik Rusia-Ukraina berhasil dihentikan, dampaknya bagi Presiden Vladimir Putin dan Partai Komunis Tiongkok (PKT) akan signifikan. Menurut analisis, PKT tidak akan memperoleh banyak manfaat jika perang tersebut berakhir, mengingat Rusia memainkan peran penting dalam mendukung kepentingan PKT di panggung internasional.
Pelonggaran Sanksi AS terhadap Bank Rusia
Baru-baru ini, Amerika Serikat melonggarkan sanksi terhadap 11 bank Rusia, yang berdampak pada produksi dan perdagangan minyak, gas alam, batu bara, serta kayu Rusia. Pelonggaran ini akan berlaku hingga 30 April tahun depan, dengan kemungkinan AS akan memulihkan atau bahkan memperketat sanksinya setelah periode tersebut berakhir.
Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk meredakan hubungan AS-Rusia, sebagai persiapan bagi Trump untuk menjalin hubungan lebih baik dengan Rusia dalam upaya melawan pengaruh PKT. Strategi ini dipandang sebagai mimpi buruk bagi Presiden PKT, Xi Jinping.
Intervensi Rusia dalam Perdamaian Israel-Hezbollah
Pada 15 November 2024, Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa’ar, mengumumkan bahwa Rusia bersedia menjamin bahwa Hizbullah tidak akan memperoleh senjata melalui Suriah. Langkah ini dianggap sebagai kemajuan dalam negosiasi gencatan senjata yang diupayakan oleh Perdana Menteri Israel, Netanyahu.
Menurut Yu Zongji, mantan dekan Akademi Politik dan Perang Nasional Taiwan, Rusia memanfaatkan Hizbullah sebagai alat tukar untuk menghentikan pasokan senjata Barat kepada Ukraina. Sementara itu, AS dan NATO terus memberikan dukungan militer kepada Ukraina, termasuk peralatan penting seperti Leopard-2, yang menyebabkan kerugian besar bagi Rusia.
Ancaman Keamanan dan NATO
Rusia sangat menentang kemungkinan keanggotaan Ukraina di NATO. Menurut laporan dari Daily Mail Inggris pada 15 November, sebuah lembaga think tank Ukraina telah menginformasikan Kementerian Pertahanan bahwa jika AS menghentikan bantuan militer, Ukraina memiliki kemampuan untuk memproduksi bom nuklir dasar dalam beberapa bulan.
Yu Zongji menganalisis bahwa langkah ini mungkin merupakan konsesi penting dari AS dalam negosiasi gencatan senjata, memungkinkan Ukraina mempertahankan kemampuan nuklir sebagai bentuk perlindungan diri.
Strategi Trump terhadap PKT
Trump diharapkan akan menerapkan isolasi diplomatik penuh terhadap Beijing, meningkatkan sanksi ekonomi dan tarif, serta mencabut status negara paling diuntungkan bagi Tiongkok. Menurut pernyataan dari Renmin University, menghadapi PKT adalah prioritas utama dalam kebijakan luar negeri Trump. Jika tekanan terus meningkat, PKT mungkin tidak mampu bertahan, baik melalui reformasi internal atau melalui tekanan dari rakyat Tiongkok yang mendambakan perubahan.
Tren “Scrubbing Dance” dan Popularitas Trump di Tiongkok
Inovasi budaya juga menjadi bagian dari dampak Trump di kancah internasional. Presiden Trump menciptakan tarian “Scrubbing Dance” yang diiringi dengan melodi ceria dari lagu klasik “YMCA”. Tarian ini menjadi tren imitasi di Tiongkok, menjadikan Trump idola baru bagi netizen Tiongkok. Analis menunjukkan bahwa citra sukses Trump memberikan harapan dan kebebasan bagi generasi muda Tiongkok yang merasa bosan dengan status quo.
Dr. Zeng Lixue dari Universitas Kedokteran Okayama, Jepang, menyatakan bahwa generasi muda Tiongkok sangat membutuhkan figur inspiratif seperti Trump. Kata-kata inspirasional Trump, seperti “Jangan pernah menyerah, semuanya akan menjadi terang setelah kegelapan,” telah menginspirasi banyak netizen Tiongkok yang mendambakan lingkungan sosial yang lebih adil dan demokratis.
Kontroversi di Provinsi Shaanxi: Penindasan terhadap Usaha Kecil dan Menengah
Pada 14 November 2024, polisi di Shaanxi Front District mengeluarkan pengumuman yang meminta petunjuk kejahatan dari usaha kecil dan menengah (UKM) swasta, memicu kemarahan netizen.
Pengumuman tersebut bertujuan untuk memerangi korupsi internal dan pelanggaran hak-hak perusahaan swasta. Namun, banyak netizen mengkritik langkah ini, menyebut bahwa pemerintah seharusnya menangani korupsi di perusahaan milik negara terlebih dahulu. Kontroversi ini menyebabkan Kepolisian Front District menarik kembali pengumuman tersebut dan menonaktifkan nomor telepon pengaduan.
Kasus Bo Guagua: Keturunan PKT dan Implikasinya di Taiwan
Bo Guagua, anak dari mantan Sekretaris Partai Komunis Tiongkok di Chongqing, Bo Xilai, akan menikahi seorang wanita dari Yilan, Taiwan. Peristiwa ini menarik perhatian otoritas keamanan nasional Taiwan karena status istimewa Bo Guagua dan keterkaitannya dengan elite PKT. Bo Xilai, yang pernah menjabat sebagai anggota Politbiro Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok, saat ini menjalani hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan suap, korupsi, dan penyalahgunaan kekuasaan.
Komentator isu terkini, Tang Hao, menyatakan bahwa Taiwan perlu mempertimbangkan dengan hati-hati kebijakan penerimaan anak-anak pejabat korup PKT. Ia menyoroti bahwa banyak pejabat korup PKT menggunakan keluarga mereka untuk memindahkan aset dan mendapatkan suaka imigrasi, yang merugikan Taiwan dari segi hak asasi manusia, penegakan hukum, dan citra internasional.
Kesimpulan
Kedatangan Trump ke panggung geopolitik global telah membawa dinamika baru yang kompleks, terutama dalam hubungan antara AS, Rusia, dan Tiongkok. Strategi Trump dalam menghadapi PKT dan upayanya untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina menunjukkan perubahan arah kebijakan luar negeri AS yang dapat memiliki dampak jangka panjang bagi tatanan dunia. Sementara itu, reaksi dari berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri, mencerminkan ketegangan dan tantangan yang dihadapi dalam upaya mencapai stabilitas dan perdamaian global. (kyr)
Sumber : Sound of Hope