“Kemungkinan Serangan Udara Skala Besar”, Kedutaan Besar AS di Ukraina Ditutup Sementara

EtIndonesia. Pada hari kedua setelah Biden mengizinkan Ukraina menggunakan misil ATACMS buatan AS untuk menyerang wilayah Rusia, militer Ukraina pada tanggal 19 untuk pertama kalinya meluncurkan misil jarak jauh buatan AS ke dalam wilayah Rusia. Menteri Luar Negeri Rusia, Lavrov, menyatakan bahwa ini adalah tahap baru dalam perang Barat melawan Rusia, dan Rusia akan memberikan respons yang sesuai.

Departemen Luar Negeri AS, Biro Urusan Konsuler (Bureau of Consular Affairs) menyatakan pada 20 November: “Kedutaan Besar AS di Kiev telah menerima informasi spesifik tentang kemungkinan serangan udara besar pada 20 November. Dengan pertimbangan kehati-hatian, kedutaan akan ditutup dan staf telah diinstruksikan untuk berlindung di tempat.”

Pengumuman itu mendesak warga Amerika di lokasi untuk menyiapkan diri, terus mengikuti berita setempat, mengetahui lokasi perlindungan anti serangan udara sebelum peringatan serangan udara dikeluarkan, dan mengikuti instruksi pejabat lokal dan petugas dalam keadaan darurat.

“Kedutaan Besar AS menyarankan warga Amerika untuk bersiap, dan segera berlindung begitu peringatan serangan udara dikeluarkan.”

Sehari sebelum peringatan ini dikeluarkan, pada hari ke -1000 perang Rusia-Ukraina, Ukraina menggunakan sistem misil taktis Angkatan Darat AS (ATACMS) untuk menyerang wilayah Rusia. Sebelumnya, AS telah melarang penggunaan senjata buatan AS oleh Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia dengan alasan “eskalasi situasi”, sementara Rusia terus mengancam penggunaan senjata nuklir dan menganggapnya sebagai deklarasi perang oleh Barat. Mengancam Eropa dan Amerika Serikat untuk tidak membiarkan Ukraina menggunakan senjata Barat untuk menyerang wilayah mereka.

Ukraina telah berulang kali mengeluh selama tiga tahun ini bahwa pembatasan senjata Barat sama saja dengan melindungi Rusia, yang terus menyerang infrastruktur dan fasilitas energi Ukraina, sementara Ukraina tidak dapat menyerang fasilitas militer atau infrastruktur di wilayah Rusia.

Di sisi lain, Rusia telah memperingatkan Barat selama beberapa bulan terakhir bahwa jika Washington mengizinkan Ukraina untuk menembakkan misil AS, Inggris, dan Prancis ke dalam wilayah Rusia, Moskow akan menganggap negara-negara anggota NATO tersebut sebagai pihak yang terlibat langsung dalam perang Ukraina.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Oktober lalu menyatakan bahwa Moskow akan merespons serangan Ukraina yang menggunakan senjata Amerika ke dalam wilayah Rusia dengan serangan balasan.

Selanjutnya, pada 19 November, Putin menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir untuk merespons serangan konvensional yang lebih luas.

Seiring dengan meningkatnya risiko nuklir, ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat sedang meningkat ke titik tertinggi selama lebih dari setengah abad. (jhn/yn)