AS Peringatkan “Serangan Udara Besar-Besaran,” Sejumlah Kedutaan Besar di Ukraina Ditutup

ETIndonesia. Beberapa kedutaan besar di Ukraina pada Rabu 20 November untuk sementara ditutup karena ancaman “serangan udara besar-besaran.” Sementara itu, Amerika Serikat mengumumkan bantuan militer baru untuk Ukraina.

Pada hari yang sama, ibu kota Ukraina, Kyiv, mengeluarkan alarm serangan udara. Beberapa jam sebelumnya, AS menutup kedutaan besarnya di Kyiv karena ancaman tersebut dan menginstruksikan warga AS di Ukraina untuk bersiap menghadapi kemungkinan serangan.

Setelah itu, kedutaan Italia, Spanyol, dan Yunani di Ukraina juga ikut ditutup.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menanggapi situasi ini dengan menyatakan bahwa Rusia sedang menyebarkan informasi palsu tentang serangan besar-besaran dengan rudal dan drone untuk menciptakan kepanikan dan melancarkan perang psikologis.


“Gelombang informasi hari ini, pesan-pesan kepanikan yang menyebar di mana-mana, semuanya hanya menguntungkan Rusia,” ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. 

Pada hari yang sama, Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, menghadiri KTT Menteri Pertahanan ASEAN yang diadakan di Vientiane, Laos.

Austin menyatakan bahwa AS akan memberikan bantuan militer baru kepada Ukraina.

“Gedung Putih akan mengumumkan tambahan bantuan keamanan senilai 275 juta dolar AS untuk memenuhi kebutuhan penting di medan perang,” ujarnya. 

Austin juga menjelaskan bahwa keputusan AS untuk memberikan ranjau mematikan kepada Ukraina bertujuan untuk meredam serangan Rusia di wilayah timur Ukraina.

“Ranjau yang kami berikan bukanlah ranjau permanen. Kami dapat mengendalikan kapan mereka aktif dan meledak sendiri, yang membuatnya pada akhirnya lebih aman dibandingkan apa yang diproduksi sendiri oleh Ukraina,” katanya. 

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menolak memberikan komentar terkait penutupan Kedutaan Besar AS di Ukraina.


“Hal ini secara langsung terkait dengan jalannya operasi militer khusus, yang sepenuhnya menjadi wewenang Kementerian Pertahanan,” ujarnya. 

Namun, mengenai keputusan AS untuk memberikan ranjau mematikan, Peskov menanggapi bahwa, berbeda dengan AS dan Rusia, Ukraina telah menandatangani perjanjian internasional yang melarang penggunaan ranjau mematikan. (Hui)

Sumber : NTDTV.com