Krisis Global Meledak: ICC Kejar Netanyahu, Trump Seret Tiongkok, dan Rusia Siaga Penuh!

EtIndonesia. Dunia internasional tengah diguncang oleh serangkaian perkembangan signifikan yang melibatkan politik, hukum internasional, dan dinamika militer. Keputusan Pengadilan Pidana Internasional (ICC) untuk mengeluarkan perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, serta komandan departemen militer Hamas, Dai Fei, telah memicu reaksi beragam dari berbagai negara dan organisasi global. Sementara itu, ketegangan militer meningkat dengan langkah-langkah strategis dari Rusia dan Korea Utara, serta respons politik dalam negeri Amerika Serikat dan partai Republik.

ICC Mengeluarkan Perintah Penangkapan yang Memicu Kontroversi Global

Pada tanggal 21 November, Jaksa ICC Karim Khan mengeluarkan perintah penangkapan terhadap tiga tokoh penting: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dan komandan militer Hamas, Dai Fei. Keputusan ini menuai kegaduhan global, dengan 17 negara dan organisasi internasional memberikan tanggapan yang beragam.

Beberapa negara Eropa, termasuk Kanada, Turki, Finlandia, Swedia, Norwegia, dan Belgia, menyatakan dukungan penuh mereka terhadap keputusan ICC, menegaskan bahwa keputusan tersebut bukanlah langkah politik melainkan hasil proses hukum internasional yang harus dihormati dan dilaksanakan. Menteri Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, menegaskan hal serupa, menekankan pentingnya penghormatan terhadap yurisdiksi pengadilan internasional.

Namun, keputusan ini mendapat kritik tajam dari Amerika Serikat. Presiden Joe Biden menyebut tindakan ICC sebagai provokatif dan menyatakan bahwa tidak ada hubungan setara antara Israel dan Hamas. Biden juga menegaskan bahwa Amerika Serikat akan selalu berdiri bersama Israel dalam menghadapi ancaman keamanan, sekaligus mempertanyakan legitimasi ICC karena baik Israel maupun Amerika Serikat bukan anggota pengadilan tersebut dan menolak yurisdiksinya.

Di sisi lain, Perdana Menteri Irlandia, Leo Varadkar, mengumumkan bahwa jika Netanyahu memasuki wilayah Irlandia, negara tersebut akan menegakkan kewajiban kontraktualnya untuk menangkapnya. Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orbán, juga menyatakan niatnya untuk mengundang Netanyahu mengunjungi Hongaria, menunjukkan sikap yang lebih ramah terhadap pemimpin Israel.

Reaksi dalam Negeri Amerika Serikat dan Partai Republik

Di Amerika Serikat, ketegangan politik semakin memanas. Gubernur Texas mengeluarkan perintah kepada seluruh lembaga negara bagian untuk menarik investasi secara menyeluruh dari Tiongkok dan mengambil langkah untuk menangkap agen Tiongkok. 

Sementara itu, Menteri Keuangan Trump telah terpilih, dan Partai Republik berhasil mendapatkan empat tempat di pengadilan sirkuit Prancis.

Anggota parlemen Israel, Ricky Torres, mengkritik keputusan ICC sebagai contoh terburuk penggunaan hukum internasional sebagai senjata politik. Dia menyatakan bahwa ICC telah menciptakan preseden untuk mendakwa tindakan pembelaan diri, yang dapat mengancam negara-negara yang berani melawan musuh yang menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia.

Trump, yang diperkirakan akan mengambil tindakan lebih lanjut untuk melindungi Israel, sedang mempertimbangkan sanksi terhadap hakim-hakim ICC, termasuk Jaksa Utama Karim Khan dan hakim yang mengeluarkan perintah penangkapan. Selain itu, Trump baru saja mengangkat Scott Bessent, seorang manajer hedge fund yang mendukung kampanye Trump, sebagai Menteri Keuangan, dengan tugas mengawasi agenda ekonomi pemerintahan baru.

Peningkatan Ketegangan Militer dari Rusia dan Korea Utara

Sementara itu, dinamika militer global juga menunjukkan tanda-tanda peningkatan ketegangan. Delapan resimen rudal Rusia telah memasuki status siaga penuh setelah Amerika Serikat dan Inggris mengirimkan senjata jarak jauh ke Ukraina. Menurut laporan Associated Press, pasukan rudal dan angkatan laut Rusia menunjukkan risiko eskalasi perang yang serius.

Selain itu, tentara Korea Utara telah berkumpul di berbagai front, siap melakukan tindakan militer. Sumber dari Ukraina mengungkapkan bahwa konsultan militer Korea Utara telah tiba di Mariupol yang kini dikuasai Rusia, dan pasukan Korea Utara telah memasuki front di Halifax serta beberapa dipindahkan kembali ke daerah perbatasan Belgorod. Pasukan Korea Utara dikabarkan sedang menyusun unit-unit kecil di front, siap melakukan serangan mendadak.

Di Eropa, Komite Militer NATO mengadakan pertemuan di Belgia pada tanggal 22 November 2024. Laksamana Rob Bauer memperingatkan bahwa konflik bisa terjadi kapan saja dan menekankan pentingnya kesiapan terus-menerus. Wakil Kepala Staf Departemen Pertahanan Inggris, Mark Wan, menyatakan bahwa jika Rusia menginvasi negara anggota NATO di Eropa Timur, pasukan bersenjata Inggris siap merespons segera. Wan juga menegaskan komitmen angkatan bersenjata Inggris untuk mempertahankan sekutu-sekutu NATO dan siap bertempur melawan pasukan Rusia kapan saja.

Pada tanggal yang sama, Sekretaris Jenderal NATO, Todt, tiba di Sea Lake, Florida, untuk mengadakan pertemuan rahasia dengan presiden terpilih AS,  Trump. Meskipun isi pertemuan tidak diungkapkan secara rinci, diketahui bahwa setelah kemenangan Trump, Todt telah memperdalam kerja sama ekonomi dan militer antar Tiongkok, Rusia, Korea Utara, dan Iran, serta memberikan peringatan terhadap ancaman yang ditimbulkan bagi Eropa, Indo-Pasifik, dan Amerika Utara.

Kesimpulan

Serangkaian peristiwa ini mencerminkan kompleksitas hubungan internasional yang semakin rumit, di mana keputusan hukum internasional dan dinamika politik domestik saling berinteraksi dengan ketegangan militer global. Dengan reaksi yang beragam dari negara-negara dan organisasi internasional, serta peningkatan langkah-langkah militer dari kekuatan besar, situasi global saat ini menunjukkan tantangan besar bagi stabilitas dan perdamaian dunia.