EtIndonesia. Duta Besar Ukraina untuk Inggris, Valerii Zaluzhnyi, baru-baru ini menyatakan bahwa kemunculan robot di medan perang dapat menyebabkan perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung terhenti. Mantan panglima tertinggi angkatan bersenjata Ukraina ini juga mengklaim ada alasan untuk percaya bahwa Perang Dunia III telah dimulai tahun ini.
Pengaruh Robot dalam Perang Rusia-Ukraina
Menurut laporan dari Ukrainska Pravda, Newsweek, dan Reuters, sejak perang Rusia-Ukraina meletus pada Februari 2022, Rusia dan Ukraina sangat bergantung pada drone untuk melacak musuh dan menyerang target militer.
Dalam wawancara dengan situs berita Ukraina, Ukrainska Pravda, Duta Besar Ukraina untuk Inggris, Valerii Zaluzhnyi, memperingatkan bahwa teknologi robot yang terlibat dalam perang Rusia-Ukraina memiliki risiko.
Zaluzhnyi mengatakan: “Ketika robot mulai muncul dalam jumlah besar di medan perang, para tentara tidak akan bisa bergerak leluasa di medan perang… ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan robot menyebabkan kekacauan. Kami tidak bisa mendekati Rusia, dan sebaliknya, orang Rusia juga tidak bisa bergerak dengan cara yang sama.”
Dia memprediksi bahwa situasi garis depan perang Rusia-Ukraina mungkin memerlukan beberapa tahun untuk mencapai terobosan besar.
Pada malam 23 November, Newsweek menghubungi Pemerintah Rusia secara online dan Kementerian Luar Negeri Ukraina via email untuk mendapatkan komentar terkait.
Pada malam 20 November, mantan panglima tertinggi angkatan bersenjata Ukraina, Zaluzhnyi, menghadiri upacara penghargaan the “Ukrainian Truth 100” di Kyiv.
Dalam acara tersebut, Zaluzhnyi menyatakan bahwa Perang Dunia III telah dimulai tahun ini.
Zaluzhnyi, mengatakan: “Saya percaya, pada tahun 2024 kita bisa berasumsi bahwa Perang Dunia III telah dimulai. Karena tentara Ukraina bukan hanya melawan tentara Rusia. Ukraina menghadapi tentara dari Korea Utara. Sementara drone bunuh diri buatan Iran juga sedang secara terbuka membunuh warga sipil Ukraina. (Tentara Rusia) menembakkan misil buatan Korea Utara ke Ukraina, mereka mengumumkannya secara terbuka. Amunisi buatan Tiongkok juga meledak di Ukraina, dan komponen buatan Tiongkok digunakan dalam misil Rusia.”
Zaluzhnyi percaya bahwa banyak ahli militer secara umum menganggap perkembangan ini sebagai awal dari perang dunia. Dia mendesak para pemimpin global untuk mengenali situasi dunia dan mengambil tindakan tegas.
Zaluzhnyi mengatakan: “Sesuatu yang kita nantikan telah terjadi. Tapi saya ingin menekankan, Tuhan tidak hanya memberi kesempatan kepada Ukraina, tetapi juga kepada dunia, agar kita memiliki waktu untuk membuat pilihan yang tepat.”
Mantan panglima tertinggi angkatan bersenjata Ukraina itu menambahkan: “(Sekutu Ukraina) masih memiliki kemungkinan untuk menghentikannya di wilayah Ukraina. Namun entah kenapa, mitra kami tidak ingin memahami ini. Sudah jelas, Ukraina sudah memiliki terlalu banyak musuh.”
Dia berpikir bahwa Ukraina dapat bertahan hidup dengan teknologi, tetapi masih belum jelas apakah mereka dapat memenangkan perang melawan tentara Rusia secara mandiri.
Situasi Terkini Perang Rusia-Ukraina
Seiring dengan memasuki musim dingin ketiga perang Rusia-Ukraina, Moskow telah mencari dukungan militer dari Pyongyang dengan meminta pengiriman pasukan Korea Utara.
Pada tanggal 23 Oktober, pejabat Pemerintah Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa Korea Utara telah mengirimkan pasukan ke Rusia. Namun, perwakilan Korea Utara di Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Oktober lalu menyatakan bahwa laporan mengenai pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia adalah “rumor yang tidak berdasar.”
Pada 18 November pekan lalu, Sabrina Singh, Wakil Juru Bicara Departemen Pertahanan Amerika Serikat, mengatakan kepada wartawan bahwa sekitar 11.100 pasukan Korea Utara mungkin telah memasuki wilayah Kursk di Rusia yang berdekatan dengan perbatasan utara Ukraina.
Pada tanggal 22 November, Andrii Kovalenko, Kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Ukraina mengatakan melalui platform media sosial Telegram bahwa beberapa pasukan Korea Utara telah bergerak ke selatan menuju wilayah Belgorod di Rusia.
Baru-baru ini, Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah memberi wewenang kepada pemerintah Kyiv untuk menggunakan rudal yang disediakan oleh Amerika Serikat untuk menyerang target di dalam wilayah Rusia, dan menyetujui permintaan berbulan-bulan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang memungkinkan pasukan Ukraina menggunakan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) untuk menyerang lebih dalam ke wilayah Rusia.
Penasehat Keamanan Nasional Korea Selatan menyatakan bahwa sebagai imbalan atas dukungan pasukan Korea Utara, Rusia telah menyediakan rudal anti-udara dan peralatan militer kepada Pyongyang.
Pada tanggal 22 November, dalam laporan berita yang disiarkan oleh stasiun televisi SBS, Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won-sik mengungkapkan bahwa Rusia telah menyediakan teknologi militer canggih kepada Korea Utara untuk meningkatkan kemampuan pertahanan rezim Kim Jong-un, khususnya di sekitar wilayah Pyongyang. (jhn/yn)