EtIndonesia. Pada malam tanggal 23 November 2024 pukul 20:30, Kota Moskow, ibu kota Rusia, tiba-tiba dilanda pemadaman listrik dan pemutusan air yang mengguncang warga setempat. Kejadian ini terjadi di tengah musim dingin yang keras, dengan suhu mencapai minus 5 derajat Celsius di pinggiran kota, khususnya di daerah Komunarca pada dini hari tanggal 24 November 2024. Kegelapan total ini menambah ketegangan dan ketidakpastian di tengah eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina.
Eskalasi Konflik dan Ancaman bagi Warga
Konflik yang telah berlangsung lebih dari dua tahun antara Rusia dan Ukraina menunjukkan peningkatan intensitas yang signifikan. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyatakan bahwa dalam seminggu terakhir, hampir setiap hari alarm serangan udara berbunyi di berbagai wilayah Ukraina.
Pada malam tanggal 23 November 2024, pasukan pertahanan udara Ukraina berhasil menembak jatuh hampir 50 drone penyerang. Sementara itu, tentara Rusia meluncurkan lebih dari 800 bom berpemandu ke Ukraina dalam minggu terakhir, termasuk sekitar 460 drone penyerang dan lebih dari 20 jenis rudal lainnya.
Serangan Rudal Terhadap Kursk
Sejak Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mencabut pembatasan penggunaan rudal jarak jauh buatan Amerika oleh Ukraina terhadap wilayah Rusia, Zelenskyy tampak semakin agresif dalam mendukung serangan musuh.
Pada tanggal 23 November 2024, pasukan Ukraina secara massal meluncurkan enam rudal taktis darat buatan Amerika yang menargetkan Pangkalan Udara Kharlino di Kursk, Rusia. Pangkalan ini dikenal sebagai lokasi sistem pertahanan udara S400 yang paling canggih dipasang oleh militer Rusia. Penguasaan keunggulan udara di wilayah pertarungan Kursk menjadi kunci penting bagi kedua belah pihak.
Serangan ini mengakibatkan kerusakan parah pada sistem pertahanan udara S400 Rusia. Pada saat rudal taktis darat meluncur, militer Rusia sedang melakukan perawatan peralatan, menyebabkan lima perwira Rusia, termasuk seorang letnan kolonel dan kepala staf, tewas serta tiga insinyur lainnya terluka. Video rekaman warga setempat menunjukkan ledakan rudal taktis darat yang menghasilkan kobaran api panjang dan hujan besi yang menakutkan, menggambarkan efektivitas serangan cepat pasukan Ukraina.
Dukungan Amerika Serikat dan Teknologi Rudal Canggih
Dalam konflik ini, sistem S400 yang awalnya dianggap tangguh oleh banyak pihak kini sering kali hancur oleh senjata buatan Amerika yang digunakan oleh Ukraina. Rudal taktis darat yang digunakan Ukraina, termasuk rudal balistik, menunjukkan keunggulan teknologi Amerika. Menurut Reuters, Amerika Serikat akan segera menyerahkan rudal jelajah AJM158B yang lebih canggih dan memiliki fitur siluman kepada Ukraina, dengan jangkauan lebih dari 1.000 kilometer. Rudal ini dilengkapi teknologi canggih untuk mengurangi jejak inframerah dan elektromagnetik, memastikan kemampuan penetrasi terhadap jaringan pertahanan udara musuh yang paling padat.
Peran Drone dalam Konflik
Pada tanggal 25 November 2024, pasukan Ukraina kembali menggunakan drone untuk menyerang depot minyak dan pabrik alat ukur angin di wilayah Kaluga dekat Moskow. Pabrik ini khusus memproduksi radar militer dan komponen rudal, yang juga mengalami kerusakan parah akibat serangan tersebut. Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina mengumumkan peningkatan jenis drone penyerang dengan jangkauan hingga 2.000 kilometer, memungkinkan serangan mendalam ke wilayah Rusia, termasuk Moskow. Drone ini dirancang untuk misi presisi tinggi, menyerang kepala komando musuh dengan efektif, terinspirasi oleh teknologi Israel.
Sementara itu, produksi drone Leyblad Rusia menurun sebesar 75% akibat serangan berkelanjutan dari Ukraina. Rusia kini lebih banyak mengandalkan drone Shahed yang disediakan oleh Iran dan bahkan mulai menyerang Ukraina dari wilayah Belarus. Pada tanggal 24 hingga 25 November 2024, tercatat 38 drone Shahed melewati Belarus menuju Ukraina.
Penggunaan Kendaraan Tempur dan Keberanian Prajurit Ukraina
Di garis depan perang, kendaraan tempur Bradley milik Amerika Serikat menjadi favorit dalam serangan pasukan Ukraina. Batalyon 425 pasukan Ukraina di garis depan Pokrovsky menggunakan kendaraan tempur Bradley untuk menyerang posisi militer Rusia. Meskipun menghadapi tembakan artileri Rusia, meriam Hydra di kendaraan Bradley berhasil menekan titik tembakan musuh, memungkinkan prajurit turun dan melakukan pertempuran darat yang intens.
Salah satu momen heroik terjadi ketika seorang prajurit dari Batalyon K2, Brigade 54 Ukraina, yang dikenal sebagai Com, berhasil mengalahkan enam anggota pasukan serbu Rusia sendirian. Dalam situasi kritis ini, Com menunjukkan keberanian luar biasa dengan terus menyerang meski berada dalam kondisi terdesak, hingga akhirnya pasukan Rusia mundur.
Pandangan NATO dan Masa Depan Konflik
Pada tanggal 25 November 2024, Panglima Komisi Militer NATO, Laksamana Ballar, menyatakan bahwa sejak Februari 2022, jumlah pasukan darat Rusia meningkat drastis namun kualitasnya menurun tajam. NATO tengah mempertimbangkan serangan presisi awal ke wilayah Rusia, menargetkan peluncur rudal dalam upaya mencegah serangan lebih lanjut. Laksamana Ballar juga memperingatkan para pemimpin bisnis di Eropa dan Amerika Serikat bahwa keputusan bisnis mereka dapat berdampak pada keamanan nasional, terutama terkait kontrol Rusia dan Partai Komunis Tiongkok atas sumber daya strategis seperti gas alam, tanah jarang, dan obat-obatan.
Simbol Perlawanan di Tiongkok
Tanggal 25 November 2024 juga memiliki makna historis di Tiongkok. Pada hari ini, putra sulung Mao Zedong wafat setelah tertangkap mencuri nasi goreng telur, yang kemudian dijadikan simbol perlawanan terhadap kediktatoran Komunis. Kini, hari ini dianggap sebagai Hari Thanksgiving oleh banyak orang Tiongkok, di mana mereka mengekspresikan perasaan perlawanan dengan memposting foto nasi goreng telur di media sosial, meski beberapa konten tersebut sempat dihapus akibat tekanan online.
Kesimpulan
Pemadaman listrik dan air di Moskow adalah gambaran nyata dari dampak perang yang semakin meluas dan intens. Dengan teknologi militer yang terus berkembang dan dukungan internasional yang signifikan, konflik antara Rusia dan Ukraina menunjukkan dinamika yang kompleks dan berbahaya. Di tengah kekejaman perang, keberanian prajurit dan dukungan internasional menjadi faktor kunci dalam menentukan arah konflik yang masih jauh dari kata selesai.