EtIndonesia. Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung lebih dari seribu hari, kedua belah pihak telah menghabiskan banyak sumber daya dan tenaga manusia di medan perang, dan beberapa tentara telah menjadi tawanan musuh. Namun, belakangan ini sering terdengar berita tentang eksekusi tawanan perang Ukraina oleh pasukan Rusia, yang membuat marah banyak warga Ukraina.
Sementara itu, Kantor Kejaksaan Agung Ukraina mengumumkan bahwa mereka akan membuka penyelidikan terhadap kasus-kasus eksekusi tawanan tersebut.
Pengguna “NOELREPORTS” di platform X men-tweet, bahwa pada tanggal 24 November, di dekat Desa Novodarivka di Zaporizhzhia, sekelompok pasukan bersenjata Rusia mengeksekusi lima dari enam pasukan Ukraina dengan cara tembak di tempat setelah mereka ditawan. Setelah menerima berita terkait, Kantor Kejaksaan Agung Ukraina mengumumkan bahwa mereka akan menyelidiki kasus ini dan berharap dapat memaksa tentara Rusia yang terlibat membayar harga.
Tweet lain dari “NOELREPORTS” menyebutkan bahwa beberapa hari yang lalu, sekelompok tentara Rusia mengepung tempat tinggal tentara Ukraina di dekat Red Army Village, menangkap lima tentara Ukraina yang bersembunyi di dalam dan memaksa mereka berbaring berdampingan di tanah. Kemudian, tentara Rusia ini menembak mati tawanan Ukraina tersebut.
Setelah video insiden itu bocor, hal itu kembali memicu kemarahan Ukraina, dan Kantor Kejaksaan Agung Ukraina memutuskan untuk menyelidiki insiden ini atas dasar “pelanggaran Hukum Kemanusiaan Internasional”.
Banyak netizen juga mengkritik tindakan brutal tentara Rusia, menyebut mereka sebagai “teroris”, “barbar”, dan bahkan ada yang menggambarkan orang Rusia sebagai “kanker umat manusia”, menyerukan kepada masyarakat internasional untuk bertindak tegas terhadap Rusia.
Ada juga netizen yang menyatakan bahwa setelah insiden pembantaian tawanan terjadi berulang kali, tentara Ukraina seharusnya membangun tekad untuk “berperang sampai detik terakhir daripada menyerah”.
Lagi pula, menyerah kepada Rusia pada akhirnya juga bisa menjadi korban di moncong senjata, jadi, “lebih baik bertarung sampai mati”. Selain itu, beberapa netizen juga mengingatkan berbagai organisasi internasional dan media internasional, berharap mereka akan memperhatikan fenomena eksekusi berkelanjutan terhadap tawanan perang Ukraina. (jhn/yn)