Pertanda Apakah? Langit Mongolia Dalam Menampilkan “Tiga Matahari” 

Pada 1 Desember 2024, topik tentang fenomena “tiga matahari” yang muncul di langit Mongolia Dalam menjadi viral di media sosial, memicu perdebatan hangat di kalangan warganet Tiongkok 

ETIndonesia. Laporan media daratan Tiongkok, pada 29 November 2024 menyebutkan sebuah fenomena langka berupa parhelion (matahari palsu) terjadi di Kota Genhe, Mongolia Dalam, berlangsung hampir lima jam. 

Dalam video yang beredar, terlihat tiga matahari tampak bersinar bersamaan dengan posisi membentuk formasi: matahari di tengah lebih tinggi, sedangkan dua lainnya lebih rendah di sisi kiri dan kanan.

Banyak warga setempat merekam fenomena unik ini. Dalam salah satu video, terdengar suara orang berteriak, “Apa ini? Wow, satu, dua, tiga.”

Fenomena ini memicu diskusi luas di kalangan netizen Tiongkok. Pesan yang ditinggalkan di media sosial antara lain :

  • “Baru saja, Mongolia Dalam mengalami fenomena tiga matahari bersinar bersamaan. Luar biasa!”
  • “Indah sekali.”
  • “Fenomena ini sungguh ajaib.”
  • “Tiga matahari muncul di langit! Dan berlangsung cukup lama.”

Ada pula yang bercanda, “Wah, Hou Yi (pemanah dari mitos Tiongkok) mungkin harus mulai bekerja lagi.” 

Sementara yang lain berkomentar serius, “Ada sesuatu yang tidak beres. Ini pertanda buruk.”

Menurut catatan klasik Tiongkok, fenomena tiga matahari dianggap sebagai pertanda buruk. Dalam tradisi kuno, munculnya beberapa matahari sering dikaitkan dengan ramalan bencana atau kekacauan besar.

Misalnya, Kitab Jin: Catatan Astronomi mencatat bahwa pada tahun 317 M, fenomena serupa terjadi di langit, disertai pelangi putih yang membentang hingga puncak langit. Para peramal kala itu menafsirkan fenomena tersebut sebagai tanda akan terjadi kekacauan dan perebutan kekuasaan di antara para penguasa dalam waktu tiga bulan.

Kitab lain, Xiao Jing Nei Ji, menyatakan: “Jika tiga matahari muncul bersamaan, penguasa negara akan kehilangan tahtanya.” Sedangkan Ramalan Jingzhou menyebutkan: “Kemunculan tiga matahari menandakan kehancuran negara, hilangnya wilayah, atau bencana besar seperti banjir atau perang.”

Bahkan ahli astronomi dan peramal terkenal Dinasti Tang, Li Chunfeng, dalam bukunya Yi Si Zhan, menganggap fenomena ini sebagai tanda bahwa dunia akan mengalami perpecahan.

Fenomena langka seperti ini sering terjadi di Tiongkok belakangan ini. Pada 18 Agustus, seorang warga Chengdu, Provinsi Sichuan, melaporkan fenomena tujuh matahari yang muncul secara sejajar di langit, meskipun hanya berlangsung sekitar satu menit sebelum menghilang.

Sebelumnya, pada 26 Juli, fenomena tiga matahari juga dilaporkan terjadi di Suining dan Guangde, Sichuan. Fenomena serupa, dengan empat, tiga, atau dua matahari, pernah terjadi di berbagai wilayah seperti Beijing dan Sichuan pada tahun 2022 dan 2023, menarik perhatian banyak media lokal. (Hui)