Legenda Raja “Raksasa” yang Hidup Kembali Setelah Kematian

EtIndonesia. Di wilayah pesisir Laut Baltik di Eropa Utara, ada sebuah negara yang berhadapan dengan Finlandia dan Swedia, yang bernama Estonia. Negara Eropa ini tidak hanya memiliki wilayah daratan, tetapi juga pulau-pulau besar dan ribuan pulau kecil.

Sejak tahun 9000 SM, sudah ada tanda-tanda aktivitas manusia di sini. Mitologi Estonia sangat menarik, termasuk kisah kelahiran matahari, bulan, dan bumi, dengan kehadiran dewa langit, dewa guntur, dan dewi bumi, serta banyak makhluk, peristiwa, dan objek ajaib lainnya yang membentuk pandangan dunia yang luas. 

Almarhum folkloris terkemuka Matthias Johann Eisen menghabiskan hidupnya mengumpulkan dan mengarsipkan cerita rakyat ini, mengumpulkan lebih dari sembilan puluh ribu halaman legenda yang sekarang disimpan dengan baik di Arsip Folklor Estonia, memastikan mitos kuno ini diwariskan kepada generasi mendatang.

Pahlawan Raksasa, Suur Tõll

Di antara pulau-pulau di Estonia, pulau dengan populasi terbesar bernama Saaremaa, yang merupakan pulau utama di Kepulauan Barat, telah dihuni sejak tahun 5000 SM. Orang-orang di pulau ini telah mengalami banyak konflik kecil dengan orang Viking. Di pulau ini, ada legenda menakjubkan tentang manusia “raksasa”. Raksasa ini bernama Suur Tõll, yang berarti “Thor yang Agung”. Keagungannya bukan hanya karena dia adalah raksasa, tetapi juga karena dia bukan hanya raja Saaremaa pada saat itu, tetapi juga dianggap sebagai seorang pahlawan.

Menurut legenda, Tõll dan istrinya Piret tinggal di pesisir Laut Baltik, di sebuah desa yang disebut Tölluste. Saudara Tõll, Leiger, tinggal di Pulau Hiiumaa terdekat, pulau terbesar kedua di Estonia, yang seringkali berjalan kaki melintasi Selat Soela yang memiliki kedalaman 2 hingga 3 meter dan panjang 6 kilometer, dengan membawa tongkat pinus setinggi 9 meter.

Tõll digambarkan sebagai raksasa yang selalu ramah, sangat suka membantu orang lain, dan meskipun dia adalah raja sebuah pulau, dia tetap hidup seperti petani biasa, menikmati kubis dan sesekali menikmati mimunan anggur. Karena Tõll kerap harus menghadapi setan yang disebut Vanatühi atau musuh lainnya di pulau itu, dia sering melempar batu besar untuk melawan musuh luar.

Kehidupan raksasa ini tampaknya berakhir dengan kematiannya dalam pertempuran, di mana dia dipenggal oleh musuh, tetapi kehidupannya tidak berakhir di situ. Dalam deskripsi legenda, Tõll meletakkan kepalanya sendiri di atas pedang dan berjalan menuju kuburannya untuk beristirahat. Sebelum kematiannya, dia berjanji akan hidup kembali saat perang pecah untuk membantu rakyatnya.

Konon makamnya berada di suatu tempat di Tölluste. Apakah Tõll kemudian bangkit kembali sesuai janjinya ? Jawabannya bisa ya dan tidak, karena pernah ada sekelompok anak nakal yang dengan sembrono memanggilnya: “Tõll! Tõll! Bangun, ada perang di halaman kita!” Perilaku mengolok-olok ini membuat Tõll yang bangkit kembali sangat marah, dia kembali ke kuburannya untuk beristirahat, dan bersumpah untuk tidak pernah kembali lagi. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS