Tiongkok Menghadapi Peningkatan Kasus Pandemi, Penyebaran Virus Lebih Menular

ETIndonesia. Pandemi di Tiongkok kembali meningkat, dengan berbagai jenis virus menyebar secara bersamaan dan memiliki tingkat penularan yang tinggi. Banyak rumah sakit di berbagai daerah penuh, dan beberapa sekolah terpaksa meliburkan kegiatan belajar mengajar. 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Tiongkok mengklaim bahwa virus yang menyebar saat ini adalah Norovirus, tetapi masyarakat meragukan kebenaran informasi tersebut dan mencurigai adanya upaya pemerintah untuk menutupi fakta sebenarnya.

Seorang warga Tiongkok mengatakan, “Saudara-saudara, tidak pernah terpikirkan sebelumnya, mendekati Tahun Baru, muncul lagi ‘raja virus’ yang baru.”

Belakangan ini, rumah sakit di Beijing, Tianjin, Guangdong, Henan, Shanxi, dan Zhejiang dipenuhi pasien. Di Rumah Sakit Anak Beijing, antrian konsultasi malam mencapai ratusan pengunjung.

Seorang pengguna media sosial Tiongkok berkata, “Kasus infeksi saluran pernapasan meningkat di Beijing. Antrian malam di Rumah Sakit Anak mencapai lebih dari 590 orang. Puncak infeksi telah tiba. Tolong semua orang tetap waspada!”

Berikut ini keluhan Warga di Beberapa Daerah

  • Orangtua dari Shanxi : “Gejalanya terutama batuk dan demam. Terlalu banyak orang yang membutuhkan infus di rumah sakit, hingga lorong-lorong dan ruang gawat darurat penuh. Tidak ada lagi tempat tidur untuk pasien kritis.”
  • Orang tua dari Beijing: “Di grup orang tua sekolah, setiap hari ada anak yang izin sakit. Anak saya sendiri juga sempat demam beberapa hari lalu. Dokter mengatakan itu flu akibat virus. Yang jelas, akhir-akhir ini banyak orang yang mengalami demam, batuk, dan pilek.”

Norovirus Menjadi Fokus

Pada 2 Desember, Pusat Penyiaran Darurat Nasional Tiongkok melaporkan bahwa beberapa daerah mengalami wabah infeksi kelompok Norovirus. Virus ini menyebabkan diare akut dan  memasuki puncak penyebarannya. Menurut ahli dari CDC Tiongkok, Norovirus sangat menular, dan hingga kini belum ada obat atau vaksin yang efektif.

Seorang warga Liaoning, yang dipanggil Lao Zhang, mengatakan, “Norovirus benar-benar parah. Tidak bisa makan, bahkan tidak bisa minum air. Rasanya sangat menyiksa!”

Sejak Oktober, beberapa wabah Norovirus dilaporkan di Tiongkok. Salah satu kasus terjadi pada 5 November di Sekolah Dasar Zhejiang Road, Distrik Zhangwan, Kota Shiyan, Provinsi Hubei, yang menyebabkan tiga kelas terinfeksi. Akibatnya, sekolah harus ditutup sementara.

Pada 30 November, CDC Nasional Tiongkok merilis pedoman teknis disinfeksi, yang menyebutkan bahwa Norovirus dapat menginfeksi semua kelompok umur dan alkohol tidak efektif untuk membasmi virus ini. Namun, masyarakat dan orangtua mencurigai bahwa pemerintah menggunakan alasan Norovirus untuk menutupi wabah baru COVID-19.

Keraguan Masyarakat terhadap Pemerintah

Seorang warga mengatakan, “Saudara-saudara, saya merasa saya terinfeksi varian baru COVID-19. Gejalanya awalnya tenggorokan kering dan sakit, seperti menelan pisau.”

Pengamat politik Li Linyi menyatakan, “Pemerintah PKT sangat serius dalam menutupi pandemi. Sejak awal pandemi, mereka terus menyembunyikan tingkat keparahan situasi hingga sekarang.”

Seorang dokter di Guangzhou juga menyebutkan bahwa pemerintah sering menutupi data sebenarnya terkait COVID-19.

“Desember dua tahun lalu, COVID-19 menyebabkan antrian panjang hingga mencapai perkiraan 1 miliar orang terinfeksi. Pemerintah hanya memberikan perintah untuk tidak melaporkan data sebenarnya,” ujar dokter Klinik di Guangzhou, Le Kang. (Hui)

Sumber : NTDTV.com