EtIndonesia. Seorang wanita di Tiongkok barat daya telah memenangkan 10.000 yuan (sekitar Rp 21,8 juta) dari sebuah kompetisi karena tidak menggunakan ponsel selama delapan jam tanpa menunjukkan tanda-tanda kecemasan.
Kontes tersebut berlangsung di sebuah pusat perbelanjaan di kotamadya Chongqing pada tanggal 29 November, sebagaimana dilaporkan oleh Jimu News.
Sepuluh kontestan, yang dipilih dari 100 pelamar, diundang ke mal untuk berpartisipasi dalam kompetisi, yang mengharuskan mereka menghabiskan delapan jam di tempat tidur baru yang telah ditentukan.
Sebelum kontes, mereka menyerahkan ponsel mereka dan dilarang menggunakan perangkat elektronik lainnya, termasuk iPad dan laptop.
Dalam situasi darurat, peserta dapat menggunakan model ponsel lama dengan kemampuan menelepon saja, yang disediakan oleh penyelenggara kompetisi, untuk menghubungi keluarga mereka.
Mereka juga diharuskan untuk mematuhi aturan pembatasan tempat tidur, yang memperbolehkan mereka meninggalkan tempat tidur untuk pergi ke toilet, tetapi membatasi mereka maksimal lima menit setiap kali.
Panitia menetapkan kuota untuk jumlah waktu total kontestan yang boleh meninggalkan tempat tidur selama periode delapan jam, meskipun rincian ini tidak diungkapkan dalam laporan berita.
Minuman dan makanan disediakan, dan peserta diinstruksikan untuk mengonsumsinya di tempat tidur.
Selain dilarang menggunakan ponsel, para peserta tidak diperbolehkan untuk tertidur lelap atau menunjukkan kecemasan. Mereka mengenakan tali pergelangan tangan untuk memantau kualitas tidur dan tingkat kecemasan mereka.
Sebagian besar kontestan menghabiskan waktu mereka dengan membaca buku atau sekadar beristirahat dengan mata tertutup.
Akhirnya, setelah diverifikasi oleh petugas acara, seorang wanita bermarga Dong dinyatakan sebagai juara, dengan skor komprehensif 88,99 dari 100. Panitia mencatat bahwa dia menghabiskan waktu terlama di tempat tidur, tidak mengalami tidur lelap, dan menunjukkan tingkat kecemasan terendah.
Pemenang hadiah 10.000 yuan itu mengenakan piyama untuk kompetisi, membuatnya mendapat julukan “saudara perempuan berpiyama” di media sosial daratan karena perlombaan tanpa ponsel tersebut mendapat perhatian viral di internet.
Dong adalah seorang manajer penjualan di sebuah perusahaan keuangan. Di waktu luangnya, dia biasanya mengajar anaknya dan jarang sekali bermain ponsel tanpa tujuan.
Identitas perusahaan yang mensponsori kompetisi dan tujuan di balik penyelenggaraan acara ini, yang diadakan di sebuah toko kasur dan perlengkapan tidur di dalam mal, masih dirahasiakan.
Banyak pengguna internet Tiongkok daratan yang terpikat oleh cerita tersebut.
“Saya ingin mengikuti kompetisi ini. Sepertinya sangat menarik dan sama sekali tidak menantang,” komentar seorang netizen di Baidu.
Yang lain bercanda: “Nenek saya bisa memenangkan hadiah utama.”
Berita tentang inisiatif yang mempromosikan pengurangan waktu menonton layar atau pembatasan penggunaan perangkat elektronik sering menjadi berita utama di Tiongkok.
Awal tahun ini, seorang mahasiswa doktoral Tiongkok daratan di sebuah universitas Inggris menarik perhatian karena bepergian melintasi 24 provinsi di daratan dalam 134 hari tanpa akses ke ponsel atau gawai elektronik lainnya. (yn)
Sumber: scmp