Sebagai respons terhadap keputusan Polandia sebelumnya untuk menutup Konsulat Rusia di Poznan, Rusia mengusir tiga diplomat Polandia. Kementerian Luar Negeri Rusia pada 5 Desember mencabut izin operasional Konsulat Polandia di Saint Petersburg dan memerintahkan penutupannya sebelum 10 Januari 2025. Ketiga diplomat yang diusir juga harus meninggalkan Rusia pada hari yang sama.
ETIndonesia. Menurut laporan TVN24, media Polandia, pada 22 Oktober, pemerintah Polandia menutup Konsulat Rusia di Poznan dengan alasan bahwa Rusia dicurigai melakukan kegiatan sabotase di wilayah Polandia. Diplomat dari konsulat tersebut dinyatakan sebagai persona non grata.
Menteri Luar Negeri Polandia, Radosław Sikorski, menyatakan bahwa sebagai pusat logistik militer untuk Ukraina, Polandia menjadi target mata-mata dan sabotase Rusia. Sikorski menegaskan bahwa Polandia memiliki tanggung jawab untuk mengambil tindakan tegas.
Tindakan Polandia Berdasar Fakta
Tindakan Polandia didasarkan pada sejumlah insiden. Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, pada Mei 2024, mengungkapkan bahwa sembilan orang telah didakwa karena terlibat dalam kegiatan mata-mata dan sabotase Rusia. Ia juga menuduh Rusia berada di balik serangan siber terhadap lembaga pemerintah Polandia dan terkait dengan krisis migrasi yang dipicu di perbatasan Polandia-Belarusia.
Selain itu, kebakaran besar di pusat perbelanjaan terbesar di Warsawa juga diduga berkaitan dengan tindakan sabotase Rusia.
Tanggapan Rusia dan Konteks Internasional
Rusia menyebut tindakan Polandia sebagai provokasi tanpa dasar. Namun, langkah Polandia dinilai sebagai upaya perlindungan terhadap kepentingan nasionalnya.
Langkah Rusia ini dilakukan bertepatan dengan pertemuan Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE) di Malta, yang dihadiri Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov. Ini adalah kehadiran langsung pertama Lavrov dalam pertemuan internasional sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada 2022.
Selama pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Polandia, Sikorski, bersama beberapa delegasi negara lain, keluar dari ruang sidang saat Lavrov memberikan pidato. Mereka memprotes narasi Lavrov yang dianggap menyebarkan kebohongan terkait invasi Rusia ke Ukraina. Sikorski bahkan menyerukan agar keanggotaan Rusia di OSCE ditangguhkan hingga perang berakhir.
Peningkatan Ketegangan Diplomatik
Hubungan diplomatik antara Rusia dan Polandia telah memburuk sejak lama, tetapi ketegangan semakin meningkat setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Sebagai anggota NATO dan Uni Eropa, Polandia adalah salah satu pendukung utama Ukraina, mendorong sanksi internasional lebih keras terhadap Rusia. Rusia, di sisi lain, meningkatkan kegiatan intelijen dan serangan siber terhadap Polandia.
Penutupan konsulat ini menunjukkan bahwa hubungan Rusia-Polandia sulit membaik dalam waktu dekat dan dapat memengaruhi layanan konsuler, perdagangan, dan hubungan diplomatik kedua negara dalam jangka panjang. Sementara pengaruh Polandia dalam NATO dan Uni Eropa terus meningkat, langkah Rusia ini mencerminkan sikap yang semakin keras di arena diplomasi. (Hui)
Sumber : NTDTV.com