EtIndonesia. Dalam operasi malam hari yang belum pernah terjadi sebelumnya, drone permukaan laut dan udara Ukraina melakukan serangan masif terhadap aset militer Rusia, memberikan kerugian berat bagi tentara Rusia.
Serangan Drone Masif di Laut Hitam
Pada malam 5 hingga 6 Desember, Dinas Keamanan Nasional Ukraina melancarkan serangan besar-besaran menggunakan drone maritim canggih, yang dikenal sebagai “bayi laut”. Drone ini dilengkapi dengan senapan mesin berat dan sistem bidik otomatis, yang secara terus-menerus menyerang helikopter, pesawat, serta kapal patroli kelas Raptor milik Rusia di perairan Laut Hitam. Menurut laporan intelijen sumber terbuka “Defender”, serangan ini berhasil menghancurkan helikopter Rusia, menyebabkan kerusakan parah dan korban jiwa di pihak Rusia.
Peningkatan Aktivitas Militer Ukraina di Krimea dan Perbatasan Rusia
Selain serangan di Laut Hitam, Angkatan Laut Ukraina juga menghancurkan sistem pengawasan dan radar di pangkalan gas alam Rusia di lepas pantai barat Krimea. Ukraina meluncurkan serangan simultan dengan kawanan drone ke berbagai wilayah perbatasan Rusia, menunjukkan bahwa Krimea hanya sebagian kecil dari rangkaian serangan udara ini. Sejak dini hari tanggal 8 Desember, alarm drone berbunyi di Belgorod, Kursk, dan beberapa daerah lain di Rusia. Meskipun Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim berhasil menembak jatuh sebagian besar drone, rekaman lapangan dan kesaksian menunjukkan adanya ledakan di berbagai wilayah, kemungkinan berasal dari puing-puing drone Ukraina.
Pertempuran Intens di Beberapa Front
Di medan perang, dinamika tempur dalam 24 jam terakhir menunjukkan 182 kontak tembak, 40 bom luncur diluncurkan oleh Rusia, 429 drone serang digunakan, dan 3.100 serangan artileri dilakukan terhadap posisi Ukraina. Pejabat media Brigade Mekanis ke-33 Ukraina, Nazar Voi-tenkov, menyampaikan bahwa serangan infanteri Rusia yang berulang kali tidak berhasil menggoyahkan garis pertahanan Ukraina. Satuan drone Ukraina setiap hari mampu menewaskan 5 hingga 15 tentara musuh di sektor mereka.
Kemajuan Terbatas Rusia di Krasnohorivka dan Vuhledar
Di arah Krasnohorivka, pasukan Rusia hampir mencapai Shchufrynky dan berupaya memotong jalur pasokan utama Ukraina. Meskipun Rusia telah berusaha keras di front ini selama setahun, mereka belum berhasil memecahkan pertahanan Ukraina. Di arah Vuhledar, Rusia meraih sedikit kemajuan, namun pergerakan mereka terhambat oleh posisi Ukraina yang kuat dan terorganisir.
Pembaruan Situasi di Kursk dan Kharkiv
Di Kursk, pasukan Ukraina kembali merebut wilayah Korenevo, menguasai sebagian besar Pohrebky setempat setelah sempat mundur akibat serangan balik Rusia. Analis menduga ini menandai serangan besar Ukraina yang akan datang, mengejutkan pihak Rusia. Di Kharkiv, Brigade ke-92 dan Brigade Presiden Pertama Ukraina berhasil menghancurkan pasukan Rusia di dekat Kruklyakivka, dengan laporan staf umum Ukraina menyebutkan 1.220 tentara musuh tewas.
Dampak Ekonomi dan Dukungan Internasional
Presiden Zelenskyy menegaskan bahwa sejak invasi skala penuh, Ukraina telah kehilangan 43.000 prajurit dengan 370.000 lainnya terluka, sementara Rusia kehilangan lebih dari 750.000 orang, termasuk 198.000 tewas dan lebih dari 550.000 terluka.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, menyatakan perang ini telah menghabiskanlebih dari 200 miliar dolar AS, sebuah beban ekonomi yang tidak berkelanjutan. Menlu Polandia, Sikorski, menyebut perang akan berakhir ketika Presiden Rusia mengakui invasi tersebut sebagai kesalahan.
Pengiriman Dukungan Militer dan Teknologi Canggih
Barat terus meningkatkan dukungan militer kepada Ukraina. Denmark mengumumkan pengiriman gelombang kedua dan ketiga pesawat F-16 serta paket tambahan dana bantuan militer pada akhir 2024. Uni Eropa juga meningkatkan anggaran pertahanan dari 10 miliar euro menjadi 100 miliar euro dalam tujuh tahun ke depan. Selain itu, SpaceX menerima kontrak dari Pentagon untuk menyediakan 3.000 terminal Starshield bagi militer Ukraina, meningkatkan akses Ukraina pada layanan komunikasi satelit yang aman dan terenkripsi.
Pembunuhan Sergey Yevshukov: Dampak Operasi Intelijen Ukraina
Kantor berita RIA Novosti melaporkan bahwa Sergey Yevshukov, mantan penanggung jawab kamp tawanan perang Rusia di Olenivka, tewas dibom di jalanan Donetsk. Yevshukov, yang diduga terlibat dalam pembunuhan tawanan perang Ukraina pada 2022, dianggap sebagai salah satu pelaku utama oleh pihak Kyiv. Meskipun Rusia mengklaim serangan ini merupakan akibat rudal HIMARS Ukraina, bukti lapangan menunjukkan sebaliknya, menandakan kemungkinan keterlibatan langsung operasi intelijen Ukraina.
Kesimpulan
Serangan masif drone Ukraina terhadap aset militer Rusia di Laut Hitam dan wilayah perbatasan menunjukkan peningkatan intensitas konflik yang berdampak signifikan pada posisi dan moral tentara Rusia. Dengan dukungan internasional yang terus meningkat dan kemampuan teknologi yang berkembang, Ukraina semakin memperkuat posisinya di medan perang. Sementara itu, tekanan ekonomi dan militer yang dialami Rusia menunjukkan dampak jangka panjang dari konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda resolusi.