EtIndonesia. Di dunia yang sering kali menggambarkan kulit mulus tanpa bulu sebagai sinonim kecantikan, seorang wanita menantang standar konvensional ini dengan percaya diri.
Aria Loca, wanita berusia 34 tahun dari Meksiko, telah menjadi simbol pemberontakan terhadap norma-norma sosial dengan menerima bulu alami tubuhnya.
Seorang penyanyi menginspirasinya
Perjalanan Aria menuju penerimaan diri dimulai pada usia 21 tahun ketika dia memutuskan untuk membuang pisau cukur setelah terinspirasi oleh Patti Smith. Pada sampul album Paskahnya yang ikonik, kita dapat melihat penyanyi itu dengan bangga memamerkan bulu ketiaknya. Lelah mengikuti standar kecantikan yang tidak realistis, Aria membuat pilihan sadar untuk membiarkan bulu tubuhnya tumbuh bebas, terlepas dari harapan masyarakat.
Meskipun menghadapi tatapan bingung dan kritik sesekali dari orang asing, Aria tetap teguh dalam komitmennya terhadap penampilan alaminya. Yang lebih mengejutkan adalah dukungan luar biasa yang dia terima dari para pria daring, yang terpesona dengan gaya rambutnya yang lebat. Pesan harian yang menunjukkan kecintaannya pada kaki dan ketiaknya yang berbulu membanjiri kotak masuknya, menunjukkan bahwa ada sebagian besar masyarakat yang menghargai keaslian daripada keseragaman.
Kehidupan percintaannya tidak selalu mudah
Namun, perjalanan Aria bukannya tanpa tantangan, khususnya dalam kehidupan percintaannya. Dia ingat pernah menjalin hubungan dengan seseorang yang tidak bisa menerima penampilannya yang berbulu, yang membuatnya mencukur habis rambutnya untuk menyenangkan mereka. Namun, dia segera menyadari bahwa mengorbankan keasliannya demi orang lain tidaklah sepadan. Sekarang, dia teguh pada keyakinannya bahwa siapa pun yang tidak bisa sepenuhnya menerima dirinya apa adanya, dengan kaki dan bulunya, tidak layak mendapatkan waktunya.
Halaman TikTok-nya menjadi viral
Melalui halaman TikTok-nya, @vivalahippieloca, Aria telah menjadi sumber kepositifan tubuh, yang menginspirasi orang lain untuk menerima diri mereka yang alami. Saat merenungkan perjalanannya, dia mengungkapkan bahwa banyak teman-temannya diam-diam iri dengan rasa percaya dirinya, dan mengungkapkan keinginan mereka sendiri untuk meninggalkan pisau cukur. Dia berbagi bahwa teman-temannya terlalu takut dengan apa yang akan dikatakan orang lain jika mereka tetap memelihara bulu tubuh. Perasaan ini menyoroti perjuangan umum yang dihadapi oleh banyak individu yang merasa dibatasi oleh ekspektasi masyarakat, tetapi tidak memiliki keberanian untuk melepaskan diri dari standar kecantikan konvensional.
Bagaimana dia melihat para pembenci
Meskipun menghadapi kebencian daring dari para kritikus, Aria tetap teguh, memandang hal-hal negatif sebagai sekadar kebisingan latar belakang dalam perjalanannya menemukan jati dirinya. Dia percaya bahwa setiap orang harus menerima tubuh alami mereka tanpa takut dihakimi atau diejek. Bagi Aria, bulu tubuh bukan sekadar simbol perlawanan; itu adalah perayaan kewanitaan dan pengingat bahwa kecantikan hadir dalam berbagai bentuk, ukuran, dan rupa.
Di dunia yang terobsesi dengan kesempurnaan, kisah Aria Loca menjadi pengingat kuat bahwa kecantikan sejati terletak pada keaslian dan penerimaan diri. Dengan menerima bulu tubuhnya, dia tidak hanya menantang norma-norma sosial tetapi juga telah menginspirasi banyak orang lain untuk melakukan hal yang sama. Saat dia terus menyebarkan kesadaran dan mempromosikan body positivity, pesan Aria tetap jelas: cintai dirimu sendiri, kaki berbulu, dan semuanya.(yn)
Sumber: brightside