EtIndonesia. Angkatan Udara Israel telah memperoleh keunggulan penuh di wilayah Suriah setelah melemahnya sistem pertahanan udara negara tersebut, menurut laporan Israel Times pada tanggal 13 Desember 2024. Keunggulan ini memungkinkan Israel untuk melakukan serangan jarak jauh melalui Suriah dengan lebih aman dan efektif.
Dominasi Udara Israel di Suriah
Laporan Israel Times mengungkapkan bahwa Pasukan Pertahanan Israel telah menghancurkan hampir 86% sistem pertahanan udara Suriah. Selain itu, berbagai infrastruktur militer Suriah seperti pangkalan udara, gudang senjata, pabrik rudal, dan kapal perang juga mengalami kerusakan parah. Kini, Suriah hanya tersisa sedikit fasilitas yang dianggap tidak mampu menimbulkan ancaman signifikan terhadap pesawat tempur Israel.
Al Jazeera melaporkan bahwa drone Israel kini dapat dengan bebas memasuki wilayah udara Suriah untuk melakukan misi pengintaian, memperkuat posisi Israel di wilayah tersebut.
Tim Trump Rencanakan Serangan Preemptif terhadap Iran
Sementara itu, tim transisi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tengah merumuskan strategi untuk menghentikan program nuklir Iran yang terus berkembang. Menurut laporan The Wall Street Journal AS, tim Trump mungkin akan bekerja sama dengan Israel untuk melakukan serangan preemptif terhadap fasilitas nuklir Iran.
Strategi yang sedang disusun, yang disebut “Pressure Extreme 2.0”, bertujuan untuk menggunakan kekuatan militer atau ancaman militer guna memperkuat sanksi ekonomi terhadap Iran. Menurut sumber yang akrab dengan rencana tersebut, langkah-langkah ini meliputi penambahan jumlah tentara, kapal perang, dan pesawat tempur di wilayah Timur Tengah, serta penjualan bom bunker kepada Israel untuk meningkatkan kemampuan serangan mereka.
Jika strategi ini tidak berhasil, Amerika Serikat mungkin akan mengambil langkah yang lebih agresif dengan ancaman penggunaan kekuatan militer secara langsung. Namun, strategi ini belum final dan masih dapat disesuaikan setelah Trump resmi dilantik kembali.
Sikap Netanyahu terhadap Iran dan Perdamaian
Dalam wawancara terbaru dengan Time Magazine, Presiden Trump menyatakan bahwa segala kemungkinan termasuk perang dengan Iran tetap terbuka karena situasi yang sangat tidak stabil di wilayah tersebut. Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyampaikan pesan kepada rakyat Iran, menyatakan keinginan Israel untuk mencapai perdamaian dengan semua pihak yang mendambakannya.
Netanyahu mengatakan: “Saya tahu Anda ingin hidup damai bersama kami, namun Anda menderita di bawah rezim yang menindas Anda. Suatu hari nanti, Iran akan meraih kebebasan.”
Potensi Serangan Diam-diam Israel terhadap Iran
Spekulasi dari luar negeri menunjukkan kemungkinan Israel akan segera melakukan serangan diam-diam terhadap fasilitas nuklir Iran. Penilaian publik terkait hal ini menunjukkan adanya pembagian pendapat mengenai besar kecilnya kemungkinan tersebut.
Upaya Perjanjian Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas
Pada tanggal 12 Desember, Penasehat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel, Netanyahu. Sullivan mengumumkan bahwa Netanyahu siap untuk mencapai perjanjian gencatan senjata dengan Hamas. Menurut laporan media AS, Hamas mungkin akan setuju agar tentara Israel sementara tinggal di Jalur Gaza setelah gencatan senjata, yang merupakan konsesi pertama Hamas dalam negosiasi ini.
Isi perjanjian gencatan senjata yang dibicarakan mencakup periode 60 hari, di mana Hamas akan melepaskan lebih dari 30 sandera sebagai imbalan atas pembebasan sejumlah tahanan Palestina oleh Israel. Selain itu, Israel akan mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza.
Janji Trump untuk Perdamaian di Timur Tengah
Trump juga berjanji akan menyelesaikan perjanjian perdamaian antara Israel dan Hamas serta mengakhiri perang di Gaza setelah dilantik kembali. Calon duta besar AS berikutnya di Israel yang diusulkan oleh Trump, mantan Gubernur Arkansas, Mike Huckabee, dikenal memiliki sikap pro-Israel dan mendukung pendirian permukiman Israel di Tepi Barat Yordan serta terbuka terhadap aneksasi wilayah tersebut.
Reaksi Publik dan Harapan akan Perdamaian
Beberapa netizen di platform X (sebelumnya Twitter) mengungkapkan pandangan bahwa keinginan bertahan hidup Hamas akhirnya mengalahkan harapan mereka terhadap Amerika Serikat. Berbagai pendapat positif menyatakan bahwa pembebasan sandera dan perjanjian gencatan senjata membawa harapan bagi banyak keluarga. Mereka juga mengapresiasi kontribusi besar Presiden Trump terhadap perdamaian di Timur Tengah dan perjuangan melawan kejahatan, yang dianggap sebagai faktor penting dalam perubahan situasi ini.