EtIndonesia. Sebuah video viral tentang seorang anak laki-laki berusia 16 bulan di Tiongkok, yang meninggal dunia secara tragis di pelukan ibunya saat menonton kembang api, telah menyentuh hati jutaan pengguna internet.
Anak laki-laki itu meninggal karena cacat septum ventrikel, yang merupakan sekitar 40 persen dari semua kasus penyakit jantung bawaan di Tiongkok, menurut Elephant News.
Rekaman kamera pengawas yang direkam pada tanggal 29 November memperlihatkan sang ibu menggendong bayinya saat mereka menonton kembang api di depan rumah mereka, dengan ayah anak laki-laki itu berdiri di dekatnya.
Sepanjang video, sang ibu terlihat terus-menerus menyeka air matanya, sementara sang ayah mendekat untuk mencium wajah bayi itu dengan lembut.
Sang ayah, bermarga Liu, yang tinggal di Guiyang di Provinsi Guizhou selatan, berbagi bahwa mereka merasakan bayi mereka mendekati akhir hidupnya malam itu setelah berjuang lama melawan penyakit jantung.
“Seseorang kebetulan menyalakan kembang api di luar rumah kami, jadi istri saya membawa bayi itu keluar untuk melihatnya,” kenangnya. “Saat kembang api berakhir, anak saya juga meninggalkan kami.”
Liu menjelaskan bahwa bayi tersebut didiagnosis dengan masalah penyakit kuning parah saat lahir dan dirawat di rumah sakit karena pneumonia saat berusia tiga bulan, saat itulah dokter menemukan kelainan jantung.
Anak laki-laki tersebut menjalani operasi jantung saat berusia lima bulan, tetapi tiga hari setelah operasi, jantungnya tiba-tiba berhenti. Dokter berhasil menyadarkannya, dan dia menghabiskan waktu sebulan di unit perawatan intensif.
Setelah dipulangkan, dokter menyarankan pasangan tersebut untuk menghentikan perawatan medis lebih lanjut.
“Dokter memberi tahu kami bahwa ada banyak lubang di jantungnya dan operasi tambahan tidak akan berguna,” kata sang ayah, mengungkapkan penderitaan yang dialami bayinya.
“Kami patah hati. Tidak ada harapan lagi bagi kami. Jika ada kemungkinan untuk menyembuhkan kondisi anak laki-laki saya, kami pasti akan mencari bantuan medis lebih lanjut,” keluh Liu.
Berita tersebut memicu curahan kesedihan dan simpati di media sosial daratan.
“Sejak menjadi seorang ibu, saya selalu menangis setiap kali mendengar cerita seperti ini yang melibatkan anak-anak kecil,” komentar seorang pengamat daring di Douyin.
“Beristirahatlah dengan tenang, anak kecil. Semoga kamu terbebas dari rasa sakit di Surga,” komentar pengguna lain.
Sementara itu, komentator lain memberikan penghiburan kepada keluarga tersebut, dengan mengatakan: “Bayi itu pasti akan pergi ke tempat yang tidak menderita. Ibu seharusnya tidak terlalu menyalahkan dirinya sendiri. Cintai dirimu sendiri, dan akan ada harapan untuk masa depan.” (yn)
Sumber:scmp