Presiden Suriah Bashar al-Assad jatuh setelah digulingkan oleh kelompok pemberontak. Sebagai langkah pencegahan terhadap potensi ancaman, Israel meningkatkan serangan udara ke lokasi penyimpanan senjata canggih di Suriah serta mempertahankan kehadiran militer terbatas di negara tersebut. Pada Kamis (12 Desember), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan bahwa serangan udara Israel bertujuan untuk mencegah peralatan militer jatuh ke tangan pihak berbahaya.
ETIndonesia. Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (Syrian Observatory for Human Rights) melaporkan bahwa Israel melancarkan serangan udara di wilayah pinggiran ibu kota Suriah, Damaskus. Seorang wartawan AFP yang berada di Damaskus mendengar suara ledakan besar.
Dalam kunjungannya ke Yordania, Blinken mengatakan kepada AFP: “Pihak Israel menjelaskan bahwa tujuan dari tindakan mereka adalah untuk memastikan peralatan militer yang ditinggalkan oleh pasukan Suriah tidak jatuh ke tangan pihak berbahaya seperti teroris atau ekstremis.”
Pada hari yang sama, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan bahwa setelah Bashar al-Assad digulingkan, perlu ada upaya untuk “mencegah aktivitas teroris yang ditujukan terhadap Israel dari wilayah Suriah.”
Menurut pernyataan dari kantor Netanyahu, selama pertemuan tersebut ia menegaskan pentingnya membantu kelompok minoritas di Suriah dan mencegah serangan teroris terhadap Israel yang berasal dari wilayah Suriah.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Oren Marmorstein, menekankan bahwa kelompok bersenjata di dekat perbatasan Israel menimbulkan ancaman, sehingga Israel perlu mengambil tindakan untuk mempertahankan diri.
Pada 8 Desember, Netanyahu mengumumkan bahwa ia memerintahkan pasukan Israel untuk menduduki zona demiliterisasi di bagian Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Suriah.
Prancis menyerukan agar Israel mundur dari zona penyangga yang memisahkan pasukan Israel dan Suriah di Dataran Tinggi Golan. Namun, Israel menyatakan bahwa pendudukan ini bertujuan untuk melindungi keamanan negara.
Tantangan Keamanan Regional
Meskipun penggulingan Assad berhasil menghilangkan pengaruh Iran—musuh lama Israel—di wilayah tersebut, munculnya berbagai kelompok pemberontak berbasis ideologi jihadis, seperti Al-Qaeda, juga menimbulkan ancaman baru terhadap keamanan kawasan.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan bahwa militer akan “menghancurkan senjata strategis berat di seluruh Suriah, termasuk rudal darat-ke-udara, sistem pertahanan udara, rudal jelajah, roket jarak jauh, dan misil pertahanan pesisir.”
Sementara itu, Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah melaporkan serangan drone Turkiye di wilayah yang dikuasai Kurdi di utara Suriah, menewaskan 11 warga sipil dari satu keluarga, termasuk enam anak-anak.
Sejak pecahnya perang saudara Suriah pada 2011, Turkiye telah beberapa kali melakukan intervensi militer lintas batas, terutama menargetkan pasukan yang dipimpin Kurdi. Saat ini, Turkiye mengendalikan sebagian wilayah perbatasan utara Suriah. (Hui)
Sumber : NTDTV.com