ETIndonesia. Pada Jumat (13/12/2024), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba-tiba mengunjungi Irak untuk membahas situasi di Suriah. Blinken juga mendesak negara-negara Timur Tengah mendukung transisi politik damai di Suriah. Sementara itu, media mengungkapkan detail pelarian Bashar al-Assad dari Suriah.
Kunjungan Mendadak Blinken ke Irak
Pada hari Jumat, Blinken mengunjungi Irak sebagai bagian dari rangkaian kunjungannya ke Timur Tengah. Kunjungan ini sebelumnya tidak diumumkan oleh Departemen Luar Negeri AS.
“Cara transisi (pemerintah Suriah) harus melindungi semua kelompok minoritas di Suriah, membentuk pemerintahan yang inklusif dan non-sektarian, serta tidak membiarkan Suriah menjadi basis terorisme,” kata Blinken menekankan pentingnya transisi politik damai di Suriah.
Blinken juga memuji peran Irak dalam memerangi kelompok teroris dan mendorong negara-negara Timur Tengah untuk mendukung transisi politik damai di Suriah.
Kecepatan Runtuhnya Rezim Assad dan Detail Pelariannya
Setelah 13 tahun perang saudara, rezim Assad runtuh dengan sangat cepat. Baru-baru ini, media mengungkapkan detail mengenai jam-jam terakhir sebelum Bashar al-Assad melarikan diri dari Suriah.
Menurut sumber, Assad awalnya meminta bantuan ke berbagai pihak, tetapi akhirnya melarikan diri dengan rencana rahasia yang melibatkan penipuan. Assad meninggalkan Suriah tanpa mengerahkan tentaranya untuk perlawanan terakhir. Bahkan, para asistennya, pejabat pemerintah, dan saudaranya tidak mengetahui rencana pelariannya.
Pada 7 Desember malam, Assad memberitahukan kepada staf di kantor kepresidenan bahwa dia akan pulang ke rumah. Namun, dia langsung menuju bandara. Pada 8 Desember dini hari, Assad melarikan diri dari Damaskus menggunakan pesawat menuju pangkalan udara Hmeimim milik Rusia di Suriah. Dari sana, ia terbang ke Moskow untuk mencari suaka.
Pelarian ini menandai berakhirnya 25 tahun pemerintahan brutal Assad.
Kondisi Setelah Kejatuhan Rezim Assad
Setelah mengambil alih kekuasaan, pasukan pemberontak membebaskan ribuan tahanan. Pada Jumat, militer AS mengevakuasi seorang warga Amerika yang hilang di Suriah tujuh bulan lalu. Orang tersebut sebelumnya dipenjara di sistem penjara terkenal kejam milik Assad.
Beberapa mantan tahanan yang dibebaskan mengungkapkan pengalaman mengerikan mereka di penjara, yang sering disebut sebagai “asrama kematian.” Kisah mereka menggambarkan penyiksaan yang mengerikan dan membuat siapa pun merinding.
Peneliti PBB baru-baru ini menyatakan bahwa pemerintah Assad akan menghadapi pertanggungjawaban berat atas pelanggaran HAM yang telah berlangsung lama. (Hui)
Sumber : NTDTV.com